Langkah-Langkah Pembelajaran Menulis Tegak Bersambung

21 2 Menulis tangan di kelas awal handwriting in the primary grade Di kelas awal siswa akan mempelajari huruf lepas atau huruf balok. Kemudian dilanjutkan dengan merangkai kata menggunakan huruf lepas. 3 Menulis tangan di kelas lanjut handwriting in the middle and upper grade Siswa dikenalkan dengan huruf tegak bersambung. Setelah mampu memahami bentuk huruf tegak bersambung, kemudian siswa merangkai setiap huruf menjadi kata dan dilanjutkan menjadi kalimat. Jadi, tahap menulis tegak bersambung dikenalkan dari sebelum kelas awal hingga kelas lanjut. Setiap tahapan memiliki kegiatan tersendiri sesuai dengan tahapan perkembangannya. Hal ini diawali dengan memperkenalkan kepada siswa huruf cetak atau balok, kemudian dilanjutkan dengan bagaimana menulis huruf tegak bersambung dengan merangkaikannya.

e. Langkah-Langkah Pembelajaran Menulis Tegak Bersambung

Pembelajaran menulis tegak bersambung merupakan bagian dari menulis tangan atau handwriting. Menulis tangan dapat disebut juga dengan menulis permulaan. Sebelum melakukan pembelajaran menulis tegak bersambung, Depdiknas 2009: 37 menghendaki untuk kegiatan pramenulis terlebih dahulu. Langkah kegiatan pramenulis, yaitu: 1 melemaskan lengan dengan gerakan menulis di udara, 2 memegang pensil dengan benar, dan 3 melemaskan jari dengan mewarnai, menjiplak, menggambar, dan melatih dasar menulis garis tegak, garis miring, garis lurus, dan garis lengkung. Tidak hanya mempersiapkan diri siswa dalam kegiatan pramenulis, namun sebagai pembimbing hendaknya menguasai prinsip menulis tegak bersambung. 22 Menurut Depdiknas 2009: 37-38 terdapat tiga prinsip dalam pembelajaran menulis tegak bersambung. Tiga prinsip tersebut dapat dijabarkan di bawah ini. 1 Bentuk setiap huruf harus benar. Setiap huruf tegak bersambung memiliki bentuk yang berbeda-beda. 2 Ukuran setiap huruf harus tepat. Ukuran yang dimaksud seperti lengkung atau garis baik yang ke atas maupun ke bawah hendaknya tepat 3 Huruf harus tegak lurus. Ketiga prinsip tersebut menjadi bekal seorang pembimbing dalam membimbing siswa menulis tegak bersambung. Bentuk tulisan yang baku menurut Keputusan Direktur Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan No. 094CKepI.83 tanggal 7 Juni 1983 dan Penegasan Ukuran Tulisan Tangan No. 052.C2U.88 tanggal 7 Juni 1988 sebagai berikut ini. 23 Gambar 1. Bentuk Huruf Lepas dan Huruf Sambung Sumber: Djuanda, 2006 Siswa sebelum menulis tegak bersambung hendaknya bisa membedakan huruf mana yang memiliki jambul atau ekor atau memiliki keduanya atau tidak memiliki keduanya. a Huruf Kapital panjangnya 3 baris, baik tiga baris keatas maupun kebawah. b Huruf Kecil. 1 Huruf berjambul ada dua, yaitu huruf berjambul penuh , seperti b, h, k, l dan huruf yang berjambul tidak penuh, seperti d dan t. 24 2 Huruf berekor ada dua, yaitu berekor penuh, seperti huruf g, j, y dan huruf yang berekor tidak penuh, seperti p dan q. 3 Huruf yang berekor dan berjambul adalah huruf f. 4 Huruf yang tidak berjambul dan berekor adalah huruf a, c, e, I, o, m, n, o, r, s, u, v, w, x, san z. Penulisan huruf tegak bersambung di atas, diperkuat dengan pendapat D’Nealian melalui arah huruf penulisan huruf tegak bersambungnya seperti di bawah ini. Gambar 2. Arah Penulisan Huruf Tegak Bersambung Sumber: Tompkins, 1991: 476 Dalam penelitian ini, penulisan huruf tegak bersambung menggunakan huruf tegak bersambung yang telah ditetapkan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar 25 dan Menengah karena terkait dengan tegak hurufnya. Namun dalam proses pemberian contoh huruf, arah penulisan huruf disesuaikan dengan huruf tegak bersambung dari D’Nealian. Depdiknas 2009: 37-47 menjabarkan langkah-langkah dalam menulis tegak bersambung sesuai dengan tiga prinsip menulis tegak bersambung sebagai berikut ini. 1 Siswa memegang pensil dengan benar. Pensil dipegang dengan tegak dan tidak miring. 2 Siswa menuliskan huruf dengan benar. Huruf yang dituliskan sesuai dengan bentuk huruf tegak bersambung. Misalnya bagaimana bentuk huruf aa, bb, cc, dst. Gambar 3. Bentuk Huruf Kapital Tegak Bersambung. Sumber: Depdiknas, 2009: 46 26 3 Ukuran setiap hurufnya ke atas dan ke bawah garis ditulis dengan tepat. Misalnya huruf yang mempunyai kaki seperti huruf f, g, j, dan y ditulis sampai menyentuh garis bawah. Huruf yang mempunyai leher seperti huruf b, h, k, l ditulis sampai dengan menyentuh garis atas. Gambar 4. Bentuk Huruf Tegak Bersambung di Buku Halus Sumber: Depdiknas, 2009: 38 4 Siswa menuliskan huruf dengan tegak lurus tidak miring ke kanan atau ke kiri. Penulisan huruf tegak bersambung yang benar tidak miring ke kana atau ke kiri. 5 Siswa menuliskan kata-kata dasar di bukunya masing-masing. Kata dasar yang dicontohkan haruslah kata dasar yang sudah dikenal siswa. Gambar 5. Contoh Kata Dasar Sumber: Depdiknas, 2009: 38 27 6 Siswa menuliskan kata berimbuhan di bukunya masing-masing. Kata berimbuhan hendaknya yang telah dikenal siswa, sederhana dan bernilai rasa baik. Misalnya kata belajar, membaca, menyirami dan menulis. Gambar 6. Contoh Kata Berimbuhan Sumber: Depdiknas, 2009: 39 7 Siswa menuliskan kalimat-kalimat sederhana di bukunya masing-masing. Kalimat-kalimat sederhana yang dituliskan siswa, hendanya memperhatikan beberapa hal berikut. a Panjang kalimat terdiri dari 3-5 kata. b Kata-kata yang digunakan hendaknya kata-kata baku yang dikenal siswa dan bernilai baik. 28 Gambar 7. Contoh Kalimat Sederhana Sumber: Depdiknas, 2009: 40 8 Siswa belajar menulis kalimat sederhana dengan memperhatikan huruf kapital pada awal kalimat serta tanda titik. Adapun tanda titik yang digunakan cukup tanda titik pada akhir kalimat. Gambar 8. Contoh Penggunaan Huruf Kapital pada Awal Kalimat dan Tanda Baca Titik Sumber: Depdiknas, 2009: 40 29 9 Siswa berlatih menulis dengan menggunakan huruf kapital pada awal kata nama orang dan nama tempat. Gambar 9. Contoh Penggunaan Huruf Kapital pada Awal Kata Nama Orang Sumber: Depdiknas, 2009: 47 Gambar 10. Contoh Penggunaan Huruf Kapital pada Awal Kata Nama Tempat Sumber: Depdiknas, 2009: 47 10 Setelah siswa mahir dalam menulis kalimat sederhana dengan menggunakan huruf tegak bersambung, kemudian dapat dilakukan kegiatan mendiktekan kalimat dengan memperhatikan huruf kapital serta tanda titik di akhir kalimat. Terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mendiketakan kalimat, yaitu: a setiap kalimat terdiri dari 3 - 5 kata, 30 b kata-kata yang digunakan hendaknya kata-kata baku yang dikenal siswa dan bernilai baik, c pengucapan setiap kata saat mendiktekan harus jelas, d pemberian jeda setiap kata, e suara saat mendiktekan harus keras agar terdengar keseluruh siswa, f pengulangan kalimat yang didiktekan, dan g pemberian jeda antar kalimat. Apabila lebih dari satu kalimat, kalimat sebelumnya harus sudah selesai terlebih dahulu. Sejalan dengan Depdiknas, Dwi 2013 menuliskan langkah-langkah pembelajarn menulis tegak bersambung adalah sebagai berikut. 1 Siswa hendaknya menguasai huruf cetak terlebih dahulu. 2 Siswa merangkai titik-titik yang disambung akan membentuk huruf tegak bersambung. Gambar 11. Bentuk Rangkaian Titik-titik Huruf Tegak Bersambung Sumber: Dwi, 2013 31 3 Siswa menulis tegak bersambung dengan cara menjiplak setiap huruf, baik huruf kecil maupun huruf kapital. 4 Siswa menulis tegak bersambung dengan memperhatikan ketentuan perbandingan tinggi huruf melalui media buku halus. Siswa terlebih dahulu diperkenalkan bentuk baris-baris serta cara menulis dimulai dari tepi bawah baris ketiga. Gambar 12. Bentuk Garis dalam Buku Halus Sumber: Dwi, 2013 Gambar 13. Proporsi Huruf Tegak Bersambung terhadap Huruf Cetak Sumber: Tompkins, 1991: 489 32 5 Siswa menulis huruf tegak bersambung. Gambar 14. Aturan Huruf Tegak Bersambung Sumber: Dwi, 2013 33 6 Siswa menulis kata dengan menggunakan huruf tegak bersambung. Gambar 15. Contoh Instrumen Menulis Kata Sumber: Dwi, 2013 7 Siswa menulis kalimat dengan menggunakan huruf tegak bersambung. Gambar 16. Contoh Instrumen Menulis Kalimat Sumber: Dwi, 2013 34 Berdasarkan beberapa pendapat yang telah di paparkan di atas, kegiatan pembelajaran menulis tegak bersambung hendaknya berproses dari yang paling sederhana hingga ke yang kompleks. Siswa dilatih untuk menulis huruf tegak bersambung terlebih dahulu dengan memperhatikan aturan penulisan pada setiap baris. Selanjutnya siswa menulis kata dasar yang diketahui siswa dengan merangkai setiap huruf menjadi kata. Kemudian siswa menulis kalimat dengan menggunakan huruf tegak bersambung. Setiap kata dan kalimat yang dituliskan siswa, harus memiliki makna yang baik serta diketahui siswa.

f. Penilaian Pembelajaran Menulis Tegak Bersambung

Dokumen yang terkait

Pengaruh Metode Latihan Bervariasi Terhadap Kemampuan Menulis Huruf Tegak Bersambung Siswa Kelas II MIN Ciputat

2 9 161

Peningkatan kemampuan siswa dalam menulis huruf tegak bersambung dengan metode drill: penelitian tindakan kelas 1 ML Al-Falahiyyah Tangerang

6 42 92

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS HURUF TEGAK BERSAMBUNG MELALUI PENERAPAN METODE Peningkatan Keterampilan Menulis Huruf Tegak Bersambung Melalui Penerapan Metode Struktural Analitik Sintetik (SAS) Pada Siswa Kelas II SD N 1 Pulorejo Tahun 2013/2014.

1 3 19

PENDAHULUAN Peningkatan Keterampilan Menulis Huruf Tegak Bersambung Melalui Penerapan Metode Struktural Analitik Sintetik (SAS) Pada Siswa Kelas II SD N 1 Pulorejo Tahun 2013/2014.

2 12 8

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS HURUF TEGAK BERSAMBUNG MELALUI PENERAPAN METODE Peningkatan Keterampilan Menulis Huruf Tegak Bersambung Melalui Penerapan Metode Struktural Analitik Sintetik (SAS) Pada Siswa Kelas II SD N 1 Pulorejo Tahun 2013/2014.

0 2 16

PENGGUNAAN METODE DRILL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEGAK BERSAMBUNG PADA SISWA KELAS II SD NEGERI PURWOTOMO NO. 97 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016.

1 1 11

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI MELALUI STRATEGI MENULIS TERBIMBING PADA SISWA KELAS IVB SD NEGERI CEPIT SEWON.

0 1 147

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MENGGUNAKAN MEDIA KOMIK PADA SISWA KELAS VA SD NEGERI 1 PEDES KECAMATAN SEDAYU KABUPATEN BANTUL TAHUN AJARAN 2014/2015.

0 5 285

Menulis Tegak Bersambung A C

0 1 6

PENGARUH MENULIS TERBIMBING TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI SISWA DI KELAS IV SD

0 1 9