Penilaian Pembelajaran Menulis Tegak Bersambung

34 Berdasarkan beberapa pendapat yang telah di paparkan di atas, kegiatan pembelajaran menulis tegak bersambung hendaknya berproses dari yang paling sederhana hingga ke yang kompleks. Siswa dilatih untuk menulis huruf tegak bersambung terlebih dahulu dengan memperhatikan aturan penulisan pada setiap baris. Selanjutnya siswa menulis kata dasar yang diketahui siswa dengan merangkai setiap huruf menjadi kata. Kemudian siswa menulis kalimat dengan menggunakan huruf tegak bersambung. Setiap kata dan kalimat yang dituliskan siswa, harus memiliki makna yang baik serta diketahui siswa.

f. Penilaian Pembelajaran Menulis Tegak Bersambung

Penilaian pada pembelajaran menulis tegak bersambung menggunakan pedoman penilaian menulis permulaan. Penyusunan pedoman penilaian juga harus memperhatikan berbagai prinsip yang mendasari. Terdapat delapan prinsip penilaian secara garis besar yang dapat diutarakan penjelasannya di bawah ini. 1 Prinsip kesinambungan, yaitu kegiatan penilaian hendaknya dilakukan secara terus-menerus dengan sistematis dan terencana. Dari hasil evaluasi tersebut, akan diketahui bagaiamana kondisi siswa yang sebenarnya 2 Prinsip komprehensif menyeluruh, yaitu kegiatan evaluasi dilakukan mengenai keseluruhan aspek untuk memperoleh informasi tentang kemampuan belajar siswa 3 Prinsip objektif, yaitu alat evaluasi yang digunakan hendaknya terbebas dari subjektivitas. Baik dari penyusunan alat evaluasi maupun pemeriksaan hasil pekerjaan siswa 35 4 Prinsip keterandalan reliable, yaitu alat evaluasi hendaklah memiliki tingkat keterandalan yang tinggi 5 Prinsip kesahihan validitas, yaitu alat yang digunakan sebagai alat penilai benar-benar mengukur apa yang hendaknya diukur 6 Prinsip penggunaan kriteria, yaitu jenis pendekatan evaluasi yang dipakai harus mencerminkan tercapainya tujuan instruksional serta penguasaan materi belajar 7 Prinsip kegunaan, yaitu evaluasi yang dilakukan haruslah kegiatan yang memiliki manfaat serta menunjang kegitan belajar mengajar 8 Prinsip kooperatif, yaitu evaluasi harus dilakukan secara bersama-sama oleh staf pengajar untuk menentukan kemajuan siswa dalam kurun waktu tertentu Depdiknas, 2009: 116-120. Depdiknas 2009: 127 menyebutkan lima aspek dalam penilaian pembelajaran menulis tegak bersambung yaitu: 1 kerapian, 2 kesesuaian ukuran tulisan, 3 penggunaan huruf kapital, 4 penggunaan tanda baca, dan 5 kelengkapan huruf. Ahm ad Rofi’uddin dan Zuchdi 1999: 81 menyatakan penilaian menulis tegak bersambung dilakukan secara holistic dan per aspek. Penilaian holistic artinya penilaian dilakukan secara utuh berdasarkan kesan penulis. Sedangkan penilaian per aspek artinya penilaian dilakukan dengan cara menilai setiap aspek penulisan, seperti bentuk huruf, ukuran huruf, tebal tipisnya penulisan huruf dan kerapihan tulisan dan tanda baca. 36 Ahmad Rofi’uddin dan Zuchdi 1999: 272-274 menambahkan jika penilaian menulis tegak bersambung dilakukan setiap aspek, maka pedoman yang dapat digunakan, yaitu 1 menentukan aspek-aspek yang akan dinilai dan 2 menentukan bobot yang diberikan untuk setiap aspek yang akan dinilai. Setiap aspek tersebut menggunakan penyekoran. Penyekoran didasarkan pada pedoman penyekoran dengan memuat kriteria penyekoran. Sejalan dengan pendapat Ahmad Rofi’uddin dan Zuchdi, Aspek kemampuan menulis permulaan siswa menurut Ribut dan Arif 2007: 90, yaitu: 1 kerapihan, 2 ketepatan, 3 penguasaan teknik, dan 4 kreativitas. Aspek tersebut diperkuat dengan pendapat Barbe dalam Tompkins, 1991: 487-489 yang menyatakan aspek kemampuan menulis tegak bersambung ada enam yaitu: 1 komponen huruf letter formation yang saling menyambung. Setiap huruf tegak bersambung memiliki komposisi garis miring, bulatan dan garis lengkung, 2 bentuk dan ukuran huruf size and proportion tak terkecuali besar kecilnya ukuran huruf disertai dengan bagaiaman setiap huruf tersambung, 3 jarak spacing antara setiap huruf maupun setiap kalimat, 4 kemiringan slant setiap huruf diharuskan untuk tetap tegak lurus, tidak diperbolehkan miring baik kekanan maupun kekiri, 5 kesejajaran aligment setiap huruf harus menyentuh garis bawah dan ukurannya harus sama, dan 6 Kualitas barisan line quality akan terukur dari kecepatan dalam menulis dan memegang alat tulis secara benar dan kuat. 37 Berdasarkan pemaparan di atas, penilaian menulis tegak bersambung dalam penelitian ini didasarkan pada pendapat Barbe dan Depdiknas, yang meliputi: 1 kebersihan dan kerapian, 2 bentuk dan ukuran huruf, 3 penggunaan huruf kapital, 4 penggunaan tanda baca, 5 jarak, 6 kualitas barisan, 7 kemiringan, dan 8 kelengkapan huruf. Depdiknas 2009:127 menyatakan aspek penilaian dalam menulis tegak bersambung beserta penskorannya yang tersaji pada tabel 1 berikut ini. Tabel 1. Pedoman Penilaian Keterampilan Menulis Tegak Bersambung No. Aspek yang Dinilai Skor Maksimal 1. Penggunaan huruf kapital 15 2. Penggunaan tanda baca 15 3. Kesesuaian ukuran tulisan 30 4. Kelengkapan huruf 15 5. Kerapian 25 Jumlah 100 Barbe dalam Tompkins, 1995: 491 menyatakan aspek penilaian menulis tegak bersambung beserta penskorannya yang tersaji pada tabel 2 berikut ini. Tabel 2. Pedoman Keterampilan Menulis Tegak Bersambung No. Aspek yang Dinilai Skor Maksimal 1. Bentuk dan ukuran huruf 25 2. Jarak 20 3. Kesejajaran dan kualitas barisan 10 4. Kemiringan 15 5. Komponen huruf 30 Jumlah 100 Berdasarkan pedoman penskoran Depdiknas dan Barbe di atas, pedoman penilaian menulis tegak bersambung dalam penelitian ini diperoleh modifikasi antara kedua sumber di atas yaitu: 1 kebersihan dan kerapian, 2 bentuk dan 38 ukuran huruf kapital maupun huruf kecil, 3 penggunaan huruf kapital, 4 penggunaan tanda baca, 5 jarak, 6 kualitas barisan, 7 kemiringan, dan 8 kelengkapan huruf. 4. Strategi Menulis Terbimbing

a. Pengertian Menulis Terbimbing

Dokumen yang terkait

Pengaruh Metode Latihan Bervariasi Terhadap Kemampuan Menulis Huruf Tegak Bersambung Siswa Kelas II MIN Ciputat

2 9 161

Peningkatan kemampuan siswa dalam menulis huruf tegak bersambung dengan metode drill: penelitian tindakan kelas 1 ML Al-Falahiyyah Tangerang

6 42 92

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS HURUF TEGAK BERSAMBUNG MELALUI PENERAPAN METODE Peningkatan Keterampilan Menulis Huruf Tegak Bersambung Melalui Penerapan Metode Struktural Analitik Sintetik (SAS) Pada Siswa Kelas II SD N 1 Pulorejo Tahun 2013/2014.

1 3 19

PENDAHULUAN Peningkatan Keterampilan Menulis Huruf Tegak Bersambung Melalui Penerapan Metode Struktural Analitik Sintetik (SAS) Pada Siswa Kelas II SD N 1 Pulorejo Tahun 2013/2014.

2 12 8

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS HURUF TEGAK BERSAMBUNG MELALUI PENERAPAN METODE Peningkatan Keterampilan Menulis Huruf Tegak Bersambung Melalui Penerapan Metode Struktural Analitik Sintetik (SAS) Pada Siswa Kelas II SD N 1 Pulorejo Tahun 2013/2014.

0 2 16

PENGGUNAAN METODE DRILL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEGAK BERSAMBUNG PADA SISWA KELAS II SD NEGERI PURWOTOMO NO. 97 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016.

1 1 11

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI MELALUI STRATEGI MENULIS TERBIMBING PADA SISWA KELAS IVB SD NEGERI CEPIT SEWON.

0 1 147

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MENGGUNAKAN MEDIA KOMIK PADA SISWA KELAS VA SD NEGERI 1 PEDES KECAMATAN SEDAYU KABUPATEN BANTUL TAHUN AJARAN 2014/2015.

0 5 285

Menulis Tegak Bersambung A C

0 1 6

PENGARUH MENULIS TERBIMBING TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI SISWA DI KELAS IV SD

0 1 9