Pemberdayaan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. Sasaran.

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA DENPASAR TAHUN 2015 BAB V- 39 5. Meningkatnya kualitas kelembagaan dan organisasi koperasi sesuai dengan jatidiri koperasi. 6. Meningkatnya kapasitas kelembagaan dan kualitas layanan Lembaga Keuangan Mikro LPD Arah Kebijakan. Dalam rangka mewujudkan sasaran tersebut, pemberdayaan koperasi dan UMKM akan dilaksanakan dengan arah kebijakan sebagai berikut: 1. Mengembangkan usaha kecil dan menengah UKM yang diarahkan untuk memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja, dan peningkatan daya saing; sedangkan pengembangan usaha skala mikro lebih diarahkan untuk memberikan kontribusi dalam peningkatan pendapatan pada kelompok masyarakat berpendapatan rendah. 2. Memperkuat kelembagaan dengan menerapkan prinsip-prinsip tata kepemerintahan yang baik good governance dan berwawasan gender terutama untuk: a. Memperluas akses kepada sumber permodalan khususnya perbankan; b. Memperbaiki lingkungan usaha dan menyederhanakan prosedur perijinan; c. Memperluas dan meningkatkan kualitas institusi pendukung yang menjalankan fungsi intermediasi sebagai penyedia jasa pengembangan usaha, teknologi, manajemen, pemasaran dan informasi. 3. Memperluas basis dan kesempatan berusaha serta menumbuhkan wirausaha baru berkeunggulan untuk mendorong pertumbuhan, peningkatan ekspor dan penciptaan lapangan kerja terutama dengan : a. Meningkatkan perpaduan antara tenaga kerja terdidik dan terampil dengan adopsi penerapan tekonologi; b. Mengembangkan UMKM melalui pendekatan klaster di sektor agribisnis dan agroindustri disertai pemberian kemudahan dalam pengelolaan usaha, termasuk dengan cara meningkatkan kualitas kelembagaan koperasi sebagai wadah organisasi kepentingan usaha bersama untuk memperoleh efisiensi kolektif; c. Mengembangkan UMKM untuk makin berperan dalam proses industrialisasi, perkuatan keterkaitan industri, percepatan pengalihan teknologi, dan peningkatan kualitas SDM; d. Mengintegrasikan pengembangan usaha dalam konteks pengembangan regional, sesuai dengan karakteristik pengusaha dan potensi usaha unggulan di setiap daerah. 4. Mengembangkan UMKM untuk makin berperan sebagai penyedia barang dan jasa pada pasar domestik yang semakin berdaya saing dengan produk impor, khususnya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat banyak. 5. Membangun koperasi yang diarahkan dan difokuskan pada upaya-upaya untuk: i membenahi dan memperkuat tatanan kelembagaan dan organisasi koperasi di tingkat makro, meso, maupun mikro, guna menciptakan iklim dan lingkungan usaha yang kondusif bagi kemajuan koperasi serta kepastian hukum yang menjamin terlindunginya koperasi danatau anggotanya dari praktek-praktek persaingan usaha yang tidak sehat; ii meningkatkan pemahaman, kepedulian dan dukungan pemangku kepentingan stakeholders kepada koperasi; dan iii meningkatkan kemandirian gerakan koperasi. 6. Membangun Lembaga Keuangan Mikro LPD yang diarahkan dan difokuskan pada upaya untuk membenahi dan meningkatnya kapasitas kelembagaan dan kualitas layanan Lembaga Keuangan Mikro LPD RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA DENPASAR TAHUN 2015 BAB V- 40

C. Meningkatkan Daya Saing Industri. Sasaran.

Sasaran yang akan dicapai dalam peningkatan daya saing industri adalah sebagai berikut: 1. Terciptanya iklim usaha yang lebih kondusif baik bagi industri yang sudah ada maupun investasi baru dalam bentuk tersedianya layanan umum yang baik dan bersih dari KKN, sumber-sumber pendanaan yang terjangkau, dan kebijakan fiskal yang menunjang. 2. Peningkatan pangsa sektor industri manufaktur di pasar domestik, baik untuk bahan baku maupun produk akhir, sebagai cerminan daya saing sektor ini dalam menghadapi produk-produk impor. 3. Meningkatnya volume ekspor produk manufaktur dalam total ekspor nasional, terutama pada produk ekspor industri manufaktur yang daya saingnya masih potensial untuk ditingkatkan. 4. Meningkatnya penerapan standardisasi produk industri sebagai faktor penguat daya saing. Arah Kebijakan. Dalam rangka mewujudkan sasaran di atas, arah kebijakan bagi penciptaan iklim investasi yang sehat dan peningkatan daya saing ekpor nasional adalah sebagai berikut: 1. Pada tingkat makro, upaya peningkatan kinerja daya saing industri manufaktur secara berkelanjutan membutuhkan landasan ekonomi yang kuat sebagai kondisi yang dipersyaratkan necessary condition bagi keberhasilan peningkatan kinerja daya saing industri manufaktur yang ingin diwujudkan. Hal tersebut perlu dicerminkan di dalam upaya untuk menjaga stabilitas ekonomi makro, mewujudkan iklim usaha dan investasi yang sehat dan berdaya saing serta pengelolaan persaingan usaha secara sehat. Oleh karena itu, perbaikan iklim usaha di segala mata-rantai produksi dan distribusi akan senantiasa dipantau dan diperbaiki. Koordinasi dengan instansi-instansi terkait dan kemitraan dengan swasta perlu terus ditingkatkan untuk menyelesaikan masalah-masalah yang ditemukan. 2. Dalam lima tahun mendatang pengembangan sektor industri manufaktur perlu difokuskan pada pengembangan sejumlah sub-sektor yang memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif. Dengan kata lain, pola pengembangannya perlu lebih banyak ditekankan pada pendalaman deepening daripada perluasan widening. Dengan demikian, semua bentuk fasilitasi pengembangan diarahkan lebih banyak pada upaya untuk memperkuat struktur industri, meningkatkan dan memperluas pemanfaatan teknologi, serta meningkatkan nilai pengganda multiplier di masing-masing sub-sektor yang telah ditetapkan. Dalam kaitan itu, kemampuan kapasitas pasar terutama dalam negeri yang menyerap kenaikan produksi ini perlu ditingkatkan melalui antara lain pengamanan pasar dalam negeri dari produk-produk impor ilegal, penggalakan penggunaan bahan bakuantara dari dalam negeri, dan berbagai upaya untuk meningkatkan daya saing ekspor. 3. Intervensi langsung pemerintah secara fungsional dalam bentuk investasi dan layanan publik diarahkan pada hal-hal dimana mekanisme pasar tidak dapat berlangsung. Dalam tataran ini, aspek tersebut meliputi antara lain: 1 pengembangan litbang R D untuk pembaruan dan inovasi teknologi produksi, termasuk pada pengembangan manajemen produksi yang memperhatikan kesinambungan lingkungan dan teknik produksi yang ramah lingkungan clean production ; 2 peningkatan kompetensi dan keterampilan tenaga kerja; 3 layanan informasi pasar produk dan faktor produksi baik di dalam maupun luar RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA DENPASAR TAHUN 2015 BAB V- 41 negeri; 4 sarana dan prasarana umum pengendalian mutu dan pengembangan produk;

5.10. Iklim Investasi dan Iklim Usaha A. Perbaikan Iklim Ketenagakerjaan dan Tenaga Kerja.

Sasaran. Sasaran yang hendak dicapai dalam lima tahun mendatang adalah menurunnya tingkat pengangguran terbuka Arah Kebijakan. Kondisi ketenaga kerjaan Indonesia secara umum menunjukkan adanya perbaikan dengan meningkatnya angkatan kerja dari 315.100 orang pada tahun 2005 menjadi 342.738 pada tahun 2009. Sebagian besar angkatan kerja pada tahun 2009 berpendidikan SMU sebesar 31, 27 . Ini menunjukkan adanya peningkatan angkatan kerja yang berpendidikan SMU yang pada tahun 2008 sebesar 28.53. Peningkatan angkatan kerja tidak diikuti dengan peningkatan lowongan pekerjaan yang ada. Hal ini terlihat dari jumlah pencari kerja yang terdaftar pada tahun 2009 sebesar 5.323 orang sedangkan lowongan kerja yang ada sekitar 1,525 lowongan sehingga masih banyak pencari kerja yang menganggur. Tingkat pengangguran tahun 2009 di Kota Denpasar pada bulan Agustus 2009 sebesar 5,2 meningkat dibandingkan tahun 2008 sebesar 4.4. . Permasalahan lain yang dihadapi dalam bidang ketenaga kerjaan antara lain : rendahnya kualitas tenaga kerja, rendahnya perluasan kesempatan kerja, belum kondusifnya hubungan industrial sehingga kebijakan ketenaga kerjaan diarahkan kepada : a. Meningkatkan perluasan kesempatan kerja dan penempatan tenaga kerja baik didalam maupun diluar negeri. b. Penetapan kopetensi dan kualitas produktivitas tenaga kerja c. Pengelolaan iklim kerja yang kondusip dalam melaksanakan hubungan industrial yang harmonis d. Peningkatan intensitas dan kualitas pengawasan ketenaga kerjaan, keselamatan kerja dan kesehatan kerja dan penegakan hukum. Sedangkan kebijakan yang ditempuh untuk menciptakan lapangan kerja formal dan meningkatkan produktivitas pekerja dilaksanakan dengan: 1. Menciptakan fleksibilitas pasar kerja dengan memperbaiki aturan main ketenagakerjaan yang berkaitan dengan rekrutmen, outsourcing, pengupahan, PHK, serta memperbaiki aturan main yang mengakibatkan perlindungan yang berlebihan. 2. Menciptakan kesempatan kerja melalui investasi. Dalam hal ini Pemerintah akan menciptakan iklim usaha yang kondusif dengan peningkatan investasi. Iklim usaha yang kondusif memerlukan stabilitas ekonomi, politik dan keamanan, biaya produksi yang rendah, kepastian hukum serta peningkatan ketersediaan infrastruktur. 3. Memperbarui program-program perluasan kesempatan kerja yang dilakukan oleh pemerintah, antara lain adalah program pekerjaan umum, kredit mikro, pengembangan UKM, serta program-program pengentasan kemiskinan. 4. Memperbaiki berbagai kebijakan yang berkaitan dengan dengan migrasi tenaga kerja, baik itu migrasi tenaga kerja internal maupun eksternal. 5. Menyempurnakan kebijakan program pendukung pasar kerja dengan mendorong terbentuknya informasi pasar kerja serta membentuk bursa kerja.