RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA DENPASAR TAHUN 2015
BAB V- 36
Arah Kebijakan. 1. Peningkatan jumlah Sumber Daya Manusia SDM kreatif yang berkualitas
secara berkesinambungan dan tersebar merata di seluruh wilayah. 2. Peningkatan jumlah dan perbaikan lembaga pendidikan dan pelatihan formal dan
informa yang mendukung penciptaan insan kreatif dalam pengembangan ekonomi kreatif.
3. Peningkatan penghargaan kepada insan kreatif oleh pemerintah daerah. 4. Peningkatan jumlah wirausahwan kreatif sebagai lokomotif industri dibidang
ekonomi kreatif. 5. Penciptaan database dan jejaring insan kreatif di dalam maupun diluar negeri.
6. Peningkatan daya tarik industri dibidang ekonomi kreatif. 7. Peningkatan efisiensi serta produktivitas industri untuk meningkatkan
keunggulan komparatif. 8. Peningkatan inovasi bermuatan lokal, untuk menciptakan keunggulan
kompetitif. 9. Pembentukan basis-basis teknologi pendukung industri dibidang ekonomi kreatif
menuju kluster teknologi. 10. Penguatan kapasitas penguasaan teknologi dan kemampuan pemanfaatan
komputer dibidang ekonomi kreatif. 11. Penguatan iklim usaha kondusif bagi investasi teknologi pendukung ekonomi
kreatif. 12. Peningkatan kemampun SDM untuk memanfaatkan bahan baku yang berasal
dari alam. 13. Peningkatan apresiasi dan promosi sadar lingkungan pada industri dibidang
ekonomi kreatif yang menggunakan bahan baku alam. 14. Pembentukan basis-basis teknologi penghasil bahan baku pendukung industri di
bidang ekonomi kreatif. 15. Penciptaan iklim kondusif untuk menjaga ketersediaan pasokan bahan baku yang
dibutuhkan oleh industri dibidang ekonomi kreatif. 16. Penciptaan penghargaan terhadap HKI dan sosialisasi pentingnya HKI.
17. Peningkatan apresiasi terhadap budaya bangsa dan kearifan lokal. 18. Peningkatan kesadaran dan penghargaan dunia international terhadap produk
kreatif Indonesia dan Daerah. 19. Penciptaan masyarakat kreatif yang saling menghargai dan saling bertukar
pengetahuan demi kuatnya industri nasional dibidang ekonomi kreatif.
5.8. Ketahanan Pangan
A. Revitalisasi Pertanian. Sasaran
Sasaran akhir dari Revitalisasi Pertanian adalah meningkatnya pendapatan dan kesejahteraan petani.
Sasaran antara adalah: 1. Meningkatnya kemampuan petani untuk dapat menghasilkan komoditas yang
berdaya saing tinggi. 2. Terjaganya tingkat produksi beras
3. Diversifikasi produksi, ketersediaan dan konsumsi pangan untuk menurunkan ketergantungan pada beras.
4. Meningkatnya ketersediaan pangan ternak dan ikan dari dalam negeri. 5. Meningkatnya konsumsi masyarakat terhadap protein hewani yang berasal dari
ternak dan ikan. 6. Meningkatnya daya saing dan nilai tambah produk pertanian dan perikanan.
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA DENPASAR TAHUN 2015
BAB V- 37
7. Meningkatnya kemampuan petani dan nelayan dalam mengelola sumber daya alam secara lestari dan bertanggung jawab.
Arah Kebijakan.
Revitalisasi pertanian ditempuh dengan empat langkah pokok yaitu peningkatan kemampuan petani dan penguatan lembaga pendukungnya, pengamanan
ketahanan pangan, peningkatan produktivitas, produksi, daya saing dan nilai tambah produk pertanian dan perikanan serta pemanfaatan hutan untuk diversifikasi usaha
dan mendukung produksi pangan dengan tetap memperhatikan kesetaraan gender dan kepentingan pembangunan berkelanjutan.
Kebijakan dalam peningkatan kemampuan petani dan nelayan serta pelaku pertanian dan perikanan lain serta penguatan lembaga pendukungnya, diarahkan
untuk: 1. Revitalisasi penyuluhan dan pendampingan petani, termasuk peternak, nelayan,
dan pembudidaya ikan. 2. Menghidupkan dan memperkuat lembaga pertanian dan perdesaan untuk
meningkatkan akses petani dan nelayan terhadap sarana produktif, membangun delivery system dukungan pemerintah untuk sektor pertanian, dan meningkatkan
skala pengusahaan yang dapat meningkatkan posisi tawar petani dan nelayan.
3. Peningkatan kemampuankualitas SDM pertanian. Kebijakan dalam pengamanan ketahanan pangan diarahkan untuk:
1. Mempertahankan tingkat produksi beras dalam negeri dengan ketersediaan minimal 90 persen dari kebutuhan domestik, agar kemandirian pangan nasional
dapat diamankan. 2. Meningkatkan ketersediaan pangan ternak dan ikan dari dalam negeri. Kebijakan
pengembangan peternakan diarahkan untuk meningkatkan populasi hewan dan produksi pangan hewani dari produksi dalam negeri agar ketersediaan dan
keamanan pangan hewani dapat lebih terjamin untuk mendukung peningkatan kualitas SDM.
3. Melakukan diversifikasi pangan untuk menurunkan ketergantungan pada beras dengan melakukan rekayasa sosial terhadap pola konsumsi masyarakat melalui
kerjasama dengan industri pangan, untuk meningkatkan minat dan kemudahan konsumsi pangan alternatif.
Kebijakan dalam peningkatan produktivitas, produksi, daya saing dan nilai tambah produk pertanian dan perikanan diarahkan untuk:
1. Peningkatan pemanfaatan sumberdaya perikanan dalam mendukung ekonomi dan tetap menjaga kelestariannya, melalui: 1 penataan dan perbaikan lingkungan
perikanan budidaya; 2 penataan industri perikanan dan kegiatan ekonomi masyarakat di wilayah pesisir; 3 perbaikan dan peningkatan pengelolaan
sumberdaya perikanan tangkap, terutama di wilayah ZEEI; 4 pengembangan perikanan samudera dan bioteknologi perikanan; 5 peningkatan peran aktif
masyarakat dan swasta dalam pengelolaan sumberdaya perikanan; 6 peningkatan kualitas pengolahan dan nilai tambah produk perikanan melalui pengembangan
teknologi pasca tangkappanen; 7 percepatan peningkatan produk perikanan budidaya; 8 peningkatan kemampuan SDM, penyuluh, dan pendamping
perikanan; dan 9 perkuatan sistem kelembagaan, koordinasi dan pengembangan peraturan perundangan sebagai instrumen penting untuk mempertegas
pengelolaan sumber daya perikanan yang ada; 10 peningkatan kemampuan dan pengetahuan petani ternak; 11 Peningkatan kemampuan dan ketrampilan
penyuluhan peternakan; 12 melaksanakan penanganan wilayah terhadap kasus penyakit zoonosis; 13 mengembangkan teknologi tepat guna usaha peternakan.
2. Pengembangan usaha pertanian dengan pendekatan kewilayahan terpadu dengan konsep pengembangan agribisnis. Pendekatan ini akan meningkatkan kelayakan