Fokus sumber daya manusia

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA DENPASAR TAHUN 2015 BAB II- 76 Tabel 2.54 Rasio Ketergantungan Tahun 2009 sd 2012 Kota Denpasar No Uraian 2009 2010 2011 2012 1. Jumlah Penduduk Usia 15 tahun 152.422 214.852 221.958 224.530 2. Jumlah Penduduk usia 64 tahun 20.610 24.885 28.712 30.174 3. Jumlah Penduduk Usia Tidak Produktif 1 2 173.032 239.737 250.670 254.704 4. Jumlah Penduduk Usia 15-64 tahun 476.730 553.780 554.230 579.205 5. Rasio ketergantungan 3 4 0,36 0.43 0.45 0.44 Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Denpasar Angka sementara Untuk rasio ketergantungan di Kota Denpasar, jumlah usia tidak produktif di Kota Denpasar terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Tahun 2008 sebanyak 168.094 orang, meningkat ditahun 2009 sebanyak 173.032 orang dan 239.737 orang ditahun 2010. Untuk tahun 2011 yaitu sebanyak 250.670 orang. Untuk usai produktif ditahun 2008 sebanyak 460.815 orang, tahun 2009 sebanyak 476.730 orang dan 553.780 orang ditahun 2010. Untuk tahun 2011 adalah yaitu sebanyak 554.230 orang dan tahun 2012 adalah 579.205 orang. Untuk rasio ketergantungan sebesar 0,36 ditahun 2008, 2009 sebesar 0,36 ditahun 2010 sebesar 0,43 dan di tahun 2011 sebesar 0,45 dan tahun 2012 sebesar 0.44.

2.2. EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN RKPD SAMPAI TAHUN BERJALAN DAN REALISASI RPJMD

Kesinambungan pelaksanaan pembangunan dapat tercapai jika ada keterkaitan antara perencanaan di masa datang dan tingkat keberhasilan yang telah dicapai di masa lalu. Hal tersebut dapat diwujudkan melalui suatu evaluasi terhadap capaian kinerja yang didasarkan kepada inform;asi yang obyektif. Untuk dapat mengukur tingkat keberhasilan pelaksanaan kinerja tersebut, perlu dilakukan evaluasi kinerja yang secara sekaligus menggambarkan capaian kinerja Pemerintah Daerah Kota Denpasar. Dari uraian hasil evaluasi status dan kedudukan pencapaian kinerja pembangunan daerah, dari hasil evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan RKPD tahun lalu dengan RPJMD dan dari hasil evaluasi pelaksanaan Renja SKPD tahun lalu dan realisasi renstra SKPD yang dilakukan oleh masing-masing SKPD. Evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan RKPD tahun lalu dan realisasi RPJMD meliputi seluruh program dan kegiatan yang dikelompokkan menurut katagori urusan wajibpilihan pemerintah daerah, menyangkut realisasi capaian target kinerja keluaran kegiatan dan realisasi target capaian kinerja program tahun lalu terhadap RPJMD. Berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan RKPD tahun lalu dan RPJMD dan hasil evaluasi pelaksanaan Renja SKPD tahun lalu dengan Renstra SKPD yang dilaksanakan oleh masing-masing SKPD . Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran I : Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD sampai dengan tahun berjalan dan realisasi RPJM 2.3.PERMASALAHAN PEMBANGUNAN DAERAH 2.3.1. Permasalahan Daerah yang berhubungan dengan prioritas dan sasaran pembangunan daerah 1. Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola Pemerintahan yang baik RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA DENPASAR TAHUN 2015 BAB II- 77 a. Tingginya dinamika Kota, dan kompleksnya masalah yang dihadapi oleh wilayah perkotaan membutuhkan agen perubahan yang handal dan professional. Profesionalisme birokrasi sangat diperlukan dalam menyelesaikan setiap persoalan yang ada. Reformasi birokrasi juga menjadi begitu penting guna mengantisipasi perubahan yang pesat dibidang ilmu dan teknologi. Tantangan dalam mewujudkan birokrasi yang professional untuk mendukung pemerintahan yang baik yang berlandaskan hukum, masih memerlukan waktu yang cukup panjang. b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan membutuhkan kondisi keamanan dan ketertiban yang kondusif. Banyak hal yang dapat menentukan kondisi ini, seperti isu yang terkait dengan suku, ras, agama, kesenjangan pendapatan, kemiskinan, sebagai isu yang berkembang internal. Isu terorisme, migrasi penduduk, dan budaya luar yang merusak. Antisipasi terhadap factor internal dan eksternal dalam upaya penciptakan keamanan dan ketertiban yang kondusif perlu terus selalu diusahakan. c. Berjalannya roda pemerintahan sangat tergantung dari adanya sumber dana yang memadai. Sumber dana penyelenggaraan pemerintahan ini adalah Pendapatan Asli Daerah, yang banyak disumbangkan dari Pajak Hotel dan Restoran. Kondisi ekonomi yang masih belum baik dan adanya isu keamanan terutama terorisme dan isu wabah seperti flu burung, flu babi, rabies, demam berdarah dan kolera menyebabkan pluktuatifnya penerimaan pendapatan asli daerah Disisi lain masih terbatasnya kapasitas keuangan daerah yang ditandai dengan terbatasnya efektivitas, efisiensi, dan optimalisasi pemanfaatan sumber-sumber penerimaan daerah, belum efisiennya prioritas alokasi belanja daerah secara proporsional, serta terbatasnya kemampuan pengelolaannya termasuk dalam melaksanakan prinsip transparansi dan akuntabilitas, serta profesionalisme juga juga mempengaruhi kemampuan pemerintah dalam melaksanakan urusan pemerintahan 2. Pendidikan a. Pembangunan bidang pendidikan ini masih menjumpai banyak kendala. Sarana dan prasarana pendidikan masih perlu ditingkatkan kualitasnya. SDM tenaga kependidikan perlu ditingkatkan guna menunjang peningkatan tingkat kesesuaian guru mengajar, mengingat masih ada guru yang memiliki tingkat kesesuaian mengajar relatif rendah. Denpasar tidak memiliki sumber daya alam dan hanya mengandalkan sektor perdagangan dan jasa dalam pembangunan ekonominya. Salah satu faktor keberhasilan sektor perdagangan dan jasa dalam menghadapi kompetitor adalah peran dari Sumber Daya Manusianya. Untuk dapat menciptakan Sumber Daya Manusia yang berkualitas perlu ditunjang oleh pendidikan yang berkualitas baik di tingkat SD, SMP maupun SMA. Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia disamping melalui pendidikan formal, dapat juga dilakukan melalui pendidikan non formal yang berhimpitan dengan upaya peningkatan kualitas tenaha kerja dan kewirausahaan dalam rangka menciptakan perluasan kesempatan kerja guna mengurangi tingkat pengangguran. 3. Kesehatan a. Terjangkaunya biaya kesehatan bagi semua lapisan masyarakat dan mudahnya menjangkau sarana kesehatan. Pembangunan kesehatan erat kaitannya dengan upaya peningkatan kunjungan wisata, mengingat isu penyakit yang berkembangan akan berpengaruh secara signifikan terhadap kunjungan wisata. Sebaran fasilitas kesehatan di Kota Denpasar telah menyebabkan mudahnya penduduk untuk memperoleh akses terhadap pelayanan kesehatan. Namun tidak menutup kemungkinan kemudahan akses