RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA DENPASAR TAHUN 2015
BAB II- 60
Meningkatkan peran koperasi, usaha kecil dan menengah dalam tatanan ekonomi kerakyatan berbasis budaya unggulan yang bertumpu pada mekanisme
pasar dalam menunjang Denpasar sebagai Kota budaya, telah menjadi Visi dinas koperasi dalam mencapai tujuan pembangunan koperasi. Visi ini dijabarkan melalui
misi menyelenggarakan lingkungan usaha yang efisien secara ekonomi, sehat dalam persaingan dan non diskriminatif serta berwawasan lingkungan. Meningkatkan jiwa
kewirausahaan baru berbasis ilmu pengetahuan yang berlandaskan kearifan lokal melalui budaya kreatif. Mempermudah, memperlancar dan memperluas akses
UMKM kepada sumber daya produktif sehingga memberikan nilai tambah usaha ekonomi lokal dan mendorong penciptaan lapangan kerja yang berkualitas berbasis
sumber daya lokal. Meningkatkan kualitas kelembagaan koperasi dan organisasi koperasi sesuai dengan jati diri koperasi.
Tabel 2.43 Rincian keragaan koperasi dari tahun 2009-2013
No Uraian
Satuan Tahun 2009
Tahun 2010 Tahun 2011
Tahun 2012 Tahun 2013
1 Jumlah Koperasi
Unit 776
874 936
976 1.016
2 Jumlah Anggota
Orang 113.473
117.120 121.662
125.570 330.575
Laki - laki Orang
77.749 79.975
83.114 79.313
252.362 Perempuan
Orang 35.724
37.143 38.548
46.257 78.213
3 Pelaksanaan
RAT Unit
557 557
557 749
883 4
Koperasi Aktif Unit
653 751
835 870
913 5
Koperasi Tidak Aktif
Unit 123
123 101
103 103
6 Koperasi Sehat
unit 53
53 57
22 25
7 Koperasi Cukup
Sehat unit
76 76
69 101
99 8
Koperasi Kurang sehat
unit 16
16 25
107 18
9 Koperasi
tidak sehat
unit 55
55 6
4 10
Koperasi sangat tidak sehat
Unit 11
Permodalan Modal Sendiri
Rp. 172.197.962.500
177.049.962.500 220.312.962.500
236.975.975.543 232.581.179.783
Modal Luar Rp.
716.229.775.000 718.024.775.000
718.024.775.000 718.024.775.000
753.926.013.750 12
Total Asset Rp.
888.427.737.500 895.074.737.500
938.337.737.500 955.000.750.543
986.507.193.533 13
Volume Usaha Rp.
1.718.714.367.775 1.725.879.367.775
1.727.630.367.775 1.734.187.367.775
1.994.315.472.941 14
SHU Rp.
63.517.136.510 63.517.139.953.
63.517.136.953 63.517.136.953
73.044.707.496 15
Jumlah Karyawan
Orang 2.632
2.934 3.225
3.339 3.367
16 Manager
Orang 246
247 247
247 266
Sumber data : Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah Kota Denpasar
Dari hasil pembinaan koperasi yang selama ini dilakukan terlihat perkembangan yang baik, ditandai dengan kenaikan jumlah koperasi sebesar 976 unit di tahun 2012
menjadi 1.016 unit di tahun 2013 dan di ikuti dengan jumlah modal sendiri perdesember 2012 sebesar Rp. 236.975.975.543,- menjadi Rp. 232.581.179.783,-
ditahun 2013. Modal luar per desember 2012 Rp. 718.024.775.000,- menjadi Rp. 753.926.013.750,- Di tahun 2013. Total asset tahun 2013 sebesar Rp.
986.507.193.533,- bila dilihat dari jumlah anggota koperasi, jumlahnya meningkat yaitu 125.570 orang di tahun 2012 menjadi 330.575 orang di tahun 2013.
Mengacu pada manfaat koperasi diatas, upaya untuk mengembangkan koperasi di Kota Denpasar sangat diperlukan, baik dengan merangsang tumbuhnya koperasi
baru maupun mendorong peningkatan skala layanan dan aset yang di kelola.
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA DENPASAR TAHUN 2015
BAB II- 61
Tabel 2.44 Perkembangan UMKM dari tahun 2010
– 2013
No Klasifikasi
Tahun 2010
Tahun 2011
Tahun 2012
Tahun 2013
1 Perdagangan
7,062 7,801
7,805 7,811
2 Industri Pertanian
958 971
984 991
3 Industri Non Pertanian
965 670
682 690
4 Aneka Jasa
1,925 2,073
2,074 2,083
JUMLAH 10,910
11,515 11,545
11,575
Sumber data : Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah Kota Denpasar
Gambar 2.21
Secara umum UMKM masih menghadapi rendahnya kualitas sumberdaya seperti kurang trampilnya SDM dan kurangnya jiwa kewirausahaan, rendahnya
penguasaan teknologi dan manajemen, serta informasi pasar. Masalah SDM ini akan berdampak pada rendahnya tingkat produktivitas dan kualitas pengelolaan
manajemen. Selain sulitnya memperoleh bahan baku yang murah dan belum terjalinnya kemitraan dengan perusahaan BUMN dalam pengembangan pasar.
Demikian pula keterbatasan akses kepada modal masih akan dihadapi sebagian besar UKM terutama kredit investasi.
12. URUSAN KEBUDAYAAN DINAS KEBUDAYAAN
Kebudayaan merupakan sebuah komponen yang menciptakan pengaruh pada pola pikir dan pengetahuan masyarakat. Di dalamnya terdapat sistem atau gagasan
yang berasal dari pikiran manusia, yang berasal dari perilaku keseharian masyarakat dan bersifat abstrak. Sedangkan untuk mewujudkan kebudayaan itu sendiri dapat
dilihat dari benda-benda yang diciptakan oleh manusia. Kota Denpasar sangat peduli dalam upaya pelestarian terhadap nilai, kekayaan dan keragaman budaya yang
dimiliki. Oleh karena itu, dalam kaitannya dengan penyelenggaraan urusan kebudayaan, upaya pelestarian terhadap nilai, kekayaan dan keragaman budaya
dilakukan secara terus menerus baik dalam bentuk sosialisasi nilai budaya , pengembangan budaya dan pelestarian nilai dan cagar budaya. Bali merupakan
sebuah pulau kecil yang terbatas dalam potensi sumber daya alam dan jumlah penduduk namun memiliki potensi kebudayaan yang besar. Kebudayaan Bali sangat
fungsional dalam kehidupan masyarakat Bali sebagai pembentuk jati diri, merupakan
7,062 7,801
7,805 7,811
958 971
984 991
965 670
682 690
1,925 2,073
2,074 2,083
1,000 2,000
3,000 4,000
5,000 6,000
7,000 8,000
9,000
T A H U N 2 0 1 0 T A H U N 2 0 1 1 T A H U N 2 0 1 2 T A H U N 2 0 1 3
PERKEMBANGAN UKM
Perdagangan Industri Pertanian
Industri Non Pertanian Aneka Jasa
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA DENPASAR TAHUN 2015
BAB II- 62
identitas etnik Bali yang dapat berfungsi majemuk secara lintas etnik dan lintas bangsa, bagi masyarakat Indonesia dan masyarakat dunia. Dalam skala nasional,
kebudayaan Bali ikut berperan dalam membangun dan memperkaya kebudayaan nasional, dalam skala internasional kebudayaan Bali dapat berperan bagi
pengembangan kebudayaan dunia melalui satu identitas warisan budaya dunia. Dalam keberadaannya ini kebudayaan Bali patut dilestarikan dan dikembangkan
secara dinamik kearah kemajuan. Kemajuan pembangunan Kota Denpasar yang juga sebagai pusat pemerintahan dan perekonomian secara sosio-kultural Denpasar telah
berkembang
menjadi daerah
heterogen dengan
berbagai konsekuensi
permasalahannya. Dalam penanganan masalah tersebut disamping melakukan pendekatan formal struktural, juga harus menghormati kearifan lokal yang ada,
seperti menempatkan partisipasi lembaga tradisional yakni Desa Pekraman, Subak, Banjar Adat dan Sekee Teruna secara proporsional dalam efektifitas program dan
pelestarian budaya di sisi lainnya. Serta tetap lestarikan kearifan lokal yang ada sebagi identitas sosio kultural Kota Denpasar mewujudkan pulau Bali yang metaksu.
Denpasar sebagai ibukota Provinsi Bali, sebagai konsekuensi logis menjadi pusat pemerintahan, pusat perdagangan dan pusat pendidikan berdampak terhadap
perkembangan Kota Denpasar khususnya terhadap kebudayaan Denpasar. Karena Denpasar didatangi kaum urban menjadikan Kota Denpasar sebagai kota yang dihuni
dari berbagai etnis dengan beragam kebudayaan berkembang di Kota Denpasar.
Pembangunan bidang kebudayaan diupayakan dengan pembinaan secara berjenjang, baik melalui banjar maupun lembaga dan organisasi kesenian. Dalam
upaya pelestarian budaya dan kesenian lokal, pembinaan dilaksanakan berkesinambungan melalui pesta kesenian, baik tingkat kota maupun provinsi
sehingga kreatifitas seni dan budaya dapat tumbuh dan berkembang. Disamping itu pengembangan seni dan budaya diarahkan untuk dapat menunjang aktivitas hiburan
dan pariwisata. Dengan adanya misi untuk menjadikan Denpasar sebagai Kota Budaya maka target kunjungan wisata menjadi semakin penting. Potensi seni dan
budaya di Kota Denpasar tersebar disetiap banjar-banjar seperti seni sastra, seni musiktabuh, seni ukir, seni tari serta perawatan situs-situs budaya. Berkaitan dengan
potensi seni dan budaya yang dimiliki Kota Denpasar sebagai kota kreatif berbasis budaya unggulan terus diupayakan pelestariannya dan budaya ini dilandasi dengan
kebudayaan Bali dan kearifan lokal. Dalam hal ini Pemerintah Kota Denpasar mengangkat potensi budaya unggulan yang tumbuh dan berkembang secara turun
temurun dalam lingkungan budaya dan adat setempat dengan kemasan pengembangan ekonomi kreatif.
Dalam hal ini Pemerintah Kota Denpasar perlahan tapi pasti mulai mengangkat potensi budaya unggulan tersebut melalui program yang berkelanjutan, seperti :
1. Pesta Kesenian Bali 2. Parade Gong Kebyar dan Kesenian Klasik
3. Festival ogoh-ogoh 4. Pementasan rutin sanggar setiap hari Sabtu dan Minggu dilapangan Puputan
Badung 5. Pementasan wayang kulit pada setiap Rahina Purnama dan Tilem dan hari
– hari tertentu di Pura Jagatnatha
6. Pelaksanaan pementasan Maha Bandana Prasadha yang dilandasi dengan spirit Puputan Badung
7. Pelaksanaan Denpasar Festival dan melepas matahari sebagai puncak kesenian di Kota Denpasar di setiap akhir tahun
8. Kaderisasi Pelestarian Budaya 9. Misi Kesenian ke Luar Daerah
10. Pelaksanaan Utsawa Dharma Gita tingkat Kota Denpasar dan Tingkat
Provinsi Bali