URUSAN PERHUBUNGAN DINAS PERHUBUNGAN

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA DENPASAR TAHUN 2015 BAB II- 44 Gambar 2.16 Jumlah Penumpang dan Barang Keluar-Masuk di Kota Denpasar Tahun 2009-2013 Tabel 2.34 Jumlah uji KIR angkutan umum tahun 2009 sd 2013 N o Angkutan Umum 2009 2010 2011 2012 2013 Jml Jml KIR Jml Jml KIR Jml Jml KIR Jml Jml KIR Jml Jml KIR 1 Mobil Penumpang Umum 3.829 5.439 142 4.508 5.335 118,3 5.011 6.233 124,3 9.359 8.477 90,5 10.512 8.110 77,15 2 Mobil Bus 1.359 2.378 174,9 1.576 2.342 148,6 1.548 2.423 156,5 2.065 2.492 120,6 2.367 2.379 100,13 3 Mobil Barang 19.892 34.427 173 23.013 38.256 166,2 24.804 41.610 167,8 28.403 44.158 155,4 31.346 42.274 134,86 JUMLAH 28.080 42.244 150 29.097 45.933 157,9 31.363 50.266 160,3 39.827 55.127 138,4 44.225 52.763 119,3 Sumber : Dinas Perhubungan Kota Denpasar Tabel 2.35 Perkembangan Kendaraan Bermotor di Kota Denpasar Tahun 2009 sd 2013 No Uraian 2008 2009 2010 2011 2012 2013 1 Mobil Penumpang 81.256 91.434 98.893 124.931 124.667 215.854 2 Mobil Barang 20.199 22.155 23.196 31.952 29.606 56.425 3 Bus 1.376 1.610 1.604 2.454 2.156 4.198 4 Sepeda Motor 402.795 457.772 492.285 749.802 618.853 1.377.836 Sumber : Dinas Perhubungan Kota Denpasar Gambar 2.17 Perkembangan Kendaraan Bermotor di Kota Denpasar Tahun 2009 sd 2013 - 500,000 1,000,000 1,500,000 2,000,000 2,500,000 2009 2010 2011 2012 2013 Penumpang Datang Penumpang Berangkat Barang Datang Barang Berangkat - 200,000 400,000 600,000 800,000 1,000,000 1,200,000 1,400,000 1,600,000 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Mobil Penumpang Mobil Barng Bus Sepeda Motor RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA DENPASAR TAHUN 2015 BAB II- 45 Tabel 2.36 Kunjungan Pelayaran di Pelabuhan Benoa Tahun 2008-2013 No Tahun Angkutan Laut Dalam Negeri Angkutan Laut Luar Negeri Angkutan Laut Khusus Pelayaran Rakyat Perikanan Pariwisata 1 2008 1.606 435 2.683 4.816 163 2 2009 1.188 328 3.249 4.519 85 3 2010 1.206 321 3.275 5.429 54 4 2011 1.399 306 2.893 4.931 42 5 2012 1.159 354 3.105 4.669 24 6 2013 1.318 334 3.013 4.476 16 Sumber : Dinas Perhubungan Kota Denpasar Tabel 2.37 Jumlah APILL Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas Tahun 2013 No SimpangRuas Terpasang Baik Rusak 1 Simpang 4Lebih 47 2 Simpang 3 18 3 Jumlah titik di ruas simpang untuk Pelican Cross 2 4 Jumlah titik di ruas jalan untuk Lampu KuningWarning Light 19 Jumlah 86 Rambu-rambu yang sudah terpasang sd Bulan Juni Tahun 2014 - Jumlah Rambu yang terpasang : 2.787 Unit - Traffic Light : 65 Unit - Warning Light : 19 Unit - Marka Jalan : 405.000 Meter - Halte : 14 Unit 6 Unit dari APBD Kota Denpasar dan sisanya 8 Unit merupakan Milik Provinsi yang terpasang di wilayah Kota Denpasar Type Terminal di Kota Denpasar 1. Terminal Penumpang : - Terminal UBUNG, Terminal Penumpang Type B - Terminal KRENENG, Terminal Penumpang Type C - Terminal TEGAL, Terminal Penumpang Type C 2. Terminal Barang : 1 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA DENPASAR TAHUN 2015 BAB II- 46

7. URUSAN LINGKUNGAN HIDUP A. BADAN LINGKUNGAN HIDUP

Pengertian lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia yang mempengaruhi perkembangan kehidupan manusia baik langsung maupun tidak langsung. Lingkungan bisa dibedakan menjadi lingkungan biotik dan abiotik. Sebagai kota metropolitan Denpasar dengan penduduk yang cukup padat dan aktifitas ekonomi perkotaan yang tumbuh dengan pesat dan intensif di sektor perdagangan, transportasi menyebabkan terjadinya eksploitasi sumberdaya alam. Isu lingkungan sudah menjadi isu dunia dan menjadi kewajiban daerah untuk menanganinya secara terintegrasi. Isu lingkungan itu menyangkut alih fungsi lahan, masalah sumber daya air, abrasi pantai, pencemaran limbah dan sampah, degradasi fauna dan flora, degradasi investasi dan munculnya masalah sosial. Permasalahan lingkungan hidup masih akan dihadapkan pada pencemaran air, udara, sampah dan limbah B3 terutama yang bersumber dari kegiatan industri dan jasa, rumah tangga limbah domestik dan sektor transportasi. Adapun permasalahan kerusakan lingkungan, terutama berkaitan dengan kerusakan lingkungan di Daerah Aliran Sungai DAS dan air sungai saat ini umumnya sudah tercemar sedang hingga tercemar berat. Kualitas udara juga menjadi tolak ukur pengelolaan lingkungan hidup di kawasan perkotaan. Kualitas udara sangat terkait pada kualitas penghijauan vegetasi dan jumlah partikel-partikel polutan di udara, baik yang dikeluarkan oleh sumber aktif kendaraan bermotor, maupun sumber pasif industri. Untuk itu, perlu dilakukan pengendalian terhadap polusi yang disebabkan oleh aktifitas industri pencemaran air tanah dan polusi udara, serta emisi gas buang kendaraan bermotor. Denpasar sebagai Kota tujuan wisata dalam aktifitasnya memberikan pengaruh secara langsung terhadap kelestarian lingkungan, kegiatan pariwisata banyak pula memanfatkan lahan yang seharusnya tidak boleh digunakan untuk kepentingan pariwisata seperti alih fungsi hutan mangrove, eksploitasi pantai dan pesisir secara berlebihan. Pesatnya pembangunan fisik di Kota Denpasar dan didaerah pantai menyebabkan terjadinya peningkatan kebutuhan akan air, maka tidak dapat dihindari terjadinya eksploitasi terhadap sumber daya air yang berakibat meluasnya interusi air laut di Kota Denpasar. Akibat lain dari pembangunan ini adalah tingginya urbanisasi yang berakibat pula tingginya produksi limbah baik limbah padat maupun limbah cair yang dihasilkan oleh aktifitas penduduk Kota Denpasar. Drainase sebagai salah satu komponen penanggulangan limbah fungsinya masih belum optimal dibandingkan beban limbah yang harus dialirkannya. Denpasar sebagai pusat kegiatan industri dan perdagangan banyak mempunyai usaha yang berpotensi mencemari lingkungan, banyak usaha yang menghasilkan limbah berbahaya dan beracun dan limbah-limbah lainnya yang mencemari lingkungan. Dalam pelaksanaan pembangunan khususnya dalam pengelolaan lingkungan dibutuhkan partisipasi seluruh komponen masyarakat dalam tahapan pembangunan. Hal ini disebabkan karena pada hakekatnya pembangunan daerah merupakan tanggungjawab semua pihak. Kerusakan lingkungan yang terus meningkat akan memiliki dampak negatif pada aspek ekonomi dan sosial. Berbagai perkiraan kerugian yang disebabkan oleh dampak kerusakan lingkungan, menunjukkan angka yang sangat signifikan. Kajian ADB tahun 2009 tentang dampak perubahan iklim, misalnya memperkirakan bahwa tanpa upaya yang sungguh- sungguh untuk mengatasi dampak emisi karbon, maka kerugian yang ditanggung negara-negara Asia Tenggara akan berada sekitar 6,7 persen dari PDB per tahun sejak tahaun 2020. RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA DENPASAR TAHUN 2015 BAB II- 47 Kota Denpasar harus segera melakukan upaya-upaya untuk mengubah paradigma bahwa degradasi lingkungan bukan merupakan krisis semata, akan tetapi bisa menjadi peluang untuk melakukan pemulihan dan perbaikan lingkungan sekaligus mengatasi krisis ekonomi, atau dengan kata lain “ Mengubah Krisis Menjadi Peluang”. 1 Pencemaran Udara Pencemaran udara dibedakan menjadi dua yaitu, Pencemaran primer dan Pencemaran sekunder. Pencemaran primer adalah substansi Pencemaran yang ditimbulkan langsung dari sumber pencemaran udara. Pencemaran udara Ambien pada umumnya disebabkan oleh emisi gas buang kendaraan, Industri, pembakaran sampah yang tidak sempurna dan aktivitas lainnya yang bersifat insidentil. Untuk wilayah Kota Denpasar pencemaran udara yang paling utama disebabkan oleh asap kendaraan bermotor karena di wilayah Kota Denpasar tidak ada usaha industri yang secara signifikan mengakibatkan pencemaran udara. Beberapa upaya telah dilakukan untuk memperkecil terjadinya pencemaran udara ini, memperbanyak penanaman pohon penghijauan, penggunaan bahan bakar rendah timbal dan produksi kendaraan yang ramah lingkungan, sesuai standar ISO namun belum sepenuhnya bisa diikuti oleh kesadaran masyarakat karena masih beroperasinya mesin-mesin berteknologi lama yang tidak laik jalan dan munculnya usaha-usaha baru yang masih menggunakan teknologi yang potensial mencemari udara. Upaya lainnya program langit biru yaitu menekan emisi gas buang melalui uji emisi kendaraan bermotor di Kota Denpasar. Program pembangunan taman kota dan penghijauan juga memberikan manfaat terhadap pengendalian kualitas udara di perkotaan. Taman dan dan penghijauan di kawasan perkotaan dapat berfungsi sebagai paru-paru kota yang dapat memperbaiki kualitas udara dan mengendalikan iklim mikro disekitarnya. 2 Polusi Lingkungan Polusi atau pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan, atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya. Pembangunan lingkungan hidup bertujuan untuk mencegah, menanggulangi kerusakan dan pencemaran lingkungan, serta menumbuhkan kesadaran masyarakat akan budaya hidup bersih. Hal ini dapat dijadikan indikator yang dapat digunakan untuk melihat keberhasilan pembangunan lingkungan hidup di Kota Denpasar. Kerusakan dan pencemaran terhadap lingkungan disebabkan oleh dua faktor antara lain : 1. Kerusakan dan pencemaran terhadap lingkungan secara alamiah terjadi disebabkan karena kegiatan dari alam sendiri. 2. Polusi lingkungan yang terjadi karena ulah manusia, baik dalam bentuk kegiatan rumah tangga maupun kegiatan dalam bentuk perusahaan.

B. DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN

Kebersihan mencakup dimensi yang cukup luas, sehingga dalam penanganan lebih lanjut memerlukan kerjasama serta koordinasi yang baik antar seluruh sektor baik pemerintah, swasta maupun masyarakat. Pengelolaan kebersihan dilakukan secara menyeluruh dari hulu ke hilir. Kesadaran masyarakat memang sudah mulai