URUSAN KEBUDAYAAN DINAS KEBUDAYAAN

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA DENPASAR TAHUN 2015 BAB II- 62 identitas etnik Bali yang dapat berfungsi majemuk secara lintas etnik dan lintas bangsa, bagi masyarakat Indonesia dan masyarakat dunia. Dalam skala nasional, kebudayaan Bali ikut berperan dalam membangun dan memperkaya kebudayaan nasional, dalam skala internasional kebudayaan Bali dapat berperan bagi pengembangan kebudayaan dunia melalui satu identitas warisan budaya dunia. Dalam keberadaannya ini kebudayaan Bali patut dilestarikan dan dikembangkan secara dinamik kearah kemajuan. Kemajuan pembangunan Kota Denpasar yang juga sebagai pusat pemerintahan dan perekonomian secara sosio-kultural Denpasar telah berkembang menjadi daerah heterogen dengan berbagai konsekuensi permasalahannya. Dalam penanganan masalah tersebut disamping melakukan pendekatan formal struktural, juga harus menghormati kearifan lokal yang ada, seperti menempatkan partisipasi lembaga tradisional yakni Desa Pekraman, Subak, Banjar Adat dan Sekee Teruna secara proporsional dalam efektifitas program dan pelestarian budaya di sisi lainnya. Serta tetap lestarikan kearifan lokal yang ada sebagi identitas sosio kultural Kota Denpasar mewujudkan pulau Bali yang metaksu. Denpasar sebagai ibukota Provinsi Bali, sebagai konsekuensi logis menjadi pusat pemerintahan, pusat perdagangan dan pusat pendidikan berdampak terhadap perkembangan Kota Denpasar khususnya terhadap kebudayaan Denpasar. Karena Denpasar didatangi kaum urban menjadikan Kota Denpasar sebagai kota yang dihuni dari berbagai etnis dengan beragam kebudayaan berkembang di Kota Denpasar. Pembangunan bidang kebudayaan diupayakan dengan pembinaan secara berjenjang, baik melalui banjar maupun lembaga dan organisasi kesenian. Dalam upaya pelestarian budaya dan kesenian lokal, pembinaan dilaksanakan berkesinambungan melalui pesta kesenian, baik tingkat kota maupun provinsi sehingga kreatifitas seni dan budaya dapat tumbuh dan berkembang. Disamping itu pengembangan seni dan budaya diarahkan untuk dapat menunjang aktivitas hiburan dan pariwisata. Dengan adanya misi untuk menjadikan Denpasar sebagai Kota Budaya maka target kunjungan wisata menjadi semakin penting. Potensi seni dan budaya di Kota Denpasar tersebar disetiap banjar-banjar seperti seni sastra, seni musiktabuh, seni ukir, seni tari serta perawatan situs-situs budaya. Berkaitan dengan potensi seni dan budaya yang dimiliki Kota Denpasar sebagai kota kreatif berbasis budaya unggulan terus diupayakan pelestariannya dan budaya ini dilandasi dengan kebudayaan Bali dan kearifan lokal. Dalam hal ini Pemerintah Kota Denpasar mengangkat potensi budaya unggulan yang tumbuh dan berkembang secara turun temurun dalam lingkungan budaya dan adat setempat dengan kemasan pengembangan ekonomi kreatif. Dalam hal ini Pemerintah Kota Denpasar perlahan tapi pasti mulai mengangkat potensi budaya unggulan tersebut melalui program yang berkelanjutan, seperti : 1. Pesta Kesenian Bali 2. Parade Gong Kebyar dan Kesenian Klasik 3. Festival ogoh-ogoh 4. Pementasan rutin sanggar setiap hari Sabtu dan Minggu dilapangan Puputan Badung 5. Pementasan wayang kulit pada setiap Rahina Purnama dan Tilem dan hari – hari tertentu di Pura Jagatnatha 6. Pelaksanaan pementasan Maha Bandana Prasadha yang dilandasi dengan spirit Puputan Badung 7. Pelaksanaan Denpasar Festival dan melepas matahari sebagai puncak kesenian di Kota Denpasar di setiap akhir tahun 8. Kaderisasi Pelestarian Budaya 9. Misi Kesenian ke Luar Daerah 10. Pelaksanaan Utsawa Dharma Gita tingkat Kota Denpasar dan Tingkat Provinsi Bali RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA DENPASAR TAHUN 2015 BAB II- 63 11. Pelatihan untuk anak sekolah saat liburan Subak dan desa pekraman sebagai salah satu lembaga tradisional bercirikan sosio, agraris, religious perlu tetap dipertahankan keberadaannya dan tingkatkan keberadaannya. Jumlah subak di Kota Denpasar sampai saat ini 36 subak yang tidak mengalami pengurangan dibandingkan dengan tahun sebelumnya, walaupun dilihat dari wilayah garapannya mengalami penyusutan setiap tahunnya, sedangkan untuk Desa Pekraman sendiri berjumlah 35 Desa Pekraman. Upaya pengembangan seni dan budaya di Kota Denpasar dilaksanakan dengan melestarikan dan mengembangkan kesenian Bali serta memberdayakan sekaa kesenian, seniman dan kebudayaan; melestarikan dan memberdayakan lembaga- lembaga tradisional: menggali dan memelihara serta melestarikan nilai-nilai peninggalan budaya, sejarah kepahlawanan dan potensi warisan budaya yang hidup dimasyarakat; menyelamatkan , mengkaji, merawat, mendokumentasikan dan mengembangkan naskah budaya Bali serta mengembangkan nilai-nilai budaya lokal.

13. URUSAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK DALAM NEGERI A. BADAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK

Kehidupan pariwisata Kota Denpasar di tengah-tengah kemajuan teknologi informasi, komunikasi dan transportasi menjadikan Denpasar sebagai daerah yang terbuka dari berbagai interaksi, baik individu, kelompok, budaya kepentingan dan berbagai organisasi lainnya yang terkait dengan aspek ideologi, politik, ekonomi, sosbud serta keamanan dan ketertiban. Kondisi diatas menjadi tingkat heterogitas yang pada hakekatnya mengandung berbagai perbedaan yang mengandung potensi konflik. Heterogenitas tersebut jika dikelola dengan baik dan terarah diharapkan dapat menjadi potensi pembangunan, tetapi jika tidak dikelola dengan baik dan terarah akan dapat menimbulkan kerawanan sosial maupun politik yang mengarah kepada konplik sosial di masyarakat. Perubahan mendasar di bidang politik dan pemerintah telah membawa perubahan signifikan, utamanya perubahan dalam paradigma pemerintahan yang bersih good governance, berwibawa dan bertanggungjawab, merupakan persyaratan terselenggaranya manajemen pemerintah dan pembangunan yang berdaya guna, berhasil guna dan bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme. Untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas penyelenggaraan tugas-tugas Kesbangpol perlu terus menerus dilakukan perubahan ke arah perbaikan. Perubahan tersebut harus disusun dalam suatu tahapan yang konsisten dan berkelanjutan. Perbaikan untuk peningkatan efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan tugas-tugas Badan KesbangPol yang perlu mendapat prioritas adalah : a Peningkatan jumlah aparatur pelaksana tugas deteksi dini menyangkut ketertiban dan ketentraman di wilayah Kota Denpasar b Sarana dan prasarana penunjang tugas-tugas operasional untuk operasi deteksi dini c Pembinaan dan pengawasan lebih lanjut organisasi politik, organisasi masyarakatLSM, dan organisasi lainnya untuk tetap teguh dalam kerangka NKRI dan memberikan kontribusi yang positif bagi kehidupan kemasyarakatan, tokoh masyarakat, generasi muda untuk tetap memahami nilai-nilai kebangsaan Keamanan merupakan wewenang pihak TNI terkait dengan teritorial sedangkan keamanan dan ketertiban masyarakat merupakan wewenang pihak kepolisian terkait dengan tugasnya sebagai pengawal pelaksanaan undang-undang. Disisi lain ketentraman dan ketertiban juga merupakan kewenangan pemerintah Kota melalui polisi pamong praja untuk mengawal pelaksanaan peraturan daerah. RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA DENPASAR TAHUN 2015 BAB II- 64 Sedangkan di bidang penanganan konflik, keamanan dan kenyamanan lingkungan di Kota Denpasar merupakan tugas dari Badan KesbangPol Kota Denpasar sebagai fasilitator dalam mewujudkan masyarakat Kota Denpasar yang aman, tentram dan damai untuk menunjang pembangunan kota yang berwawasan budaya.

B. SATUAN POLISI PAMONG PRAJA

Keamanan merupakan wewenang pihak TNI terkait dengan teritorial sedangkan keamanan dan ketertiban masyarakat merupakan wewenang pihak kepolisian terkait dengan tugasnya sebagai pegawai pelaksanaan undang-undang. Disisi lain ketentraman dan ketertiban juga merupakan kewenangan pemerintah Kota melalui Polisi Pamong Praja untuk mengawal pelaksanaan Peraturan Daerah. Program Penyelenggaraan Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat dimaksudkan untuk meningkatkan kepatuhan aparat pemerintah dan masyarakat terhadap Peraturan Daerah serta dalam penyediaan perangkat hukum yang diperlukan. Sasaran dari program ini adalah meningkatnya ketertiban dan ketentraman masyarakat yang diukur dengan menggunakan indikator persentase penertiban terhadap pelanggaran Perda. Program penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat dimaksud untuk meningkatkan kepatuhan aparat pemerintah dan masyarakat terhadap peraturan daerah serta dalam penyediaan perangkat umum yang diperlukan. Sasarn dari program ini adalah meningkatkan ketertiban dan ketentraman masyarakat yang diukur dengan menggunakan indicator presentase penertiban terhadap pelanggaran Perda. Pada tahun 2009, jumlah pelanggaran Perda yang terjadi di Kota Denpasar sebanyak 2.543 obyek, kemudian pada tahun 2010 terdapat 981 obyek pelanggaran, pada tahun 2011 sebanyak 1.510 obyek pelanggaran pada tahun 2012 terdapat 2394 obyek pelanggaran dan pada tahun 2013 terdapat 2552 obyek pelanggaran .Dari seluruh obyek tersebut, yang berhasil ditindak lanjuti adalah sebanyak 240 penindakan 9 pada tahun 2009, 164 penindakan 70 pada tahun 2010, 71 penindakan 30 pada tahun 2011, 2394 penindakan pada tahun 2012. Bila dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan, maka capaian kinerjanya mencapai 9 pada tahun 2009, 70 pada tahun 2010, 30 pada tahun 2011dan 100 pada tahun 2012 dan 100 tahun 2013 Upaya yang dilakukan Pemerintah Kota untuk mendukung pencapaian program penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat antara lain: 1. Penertiban pengawasan pengendalian dan evaluasi di segala bidang 2. Pengawasan pengendalian dan evaluasi kegiatan di segala bidang; 3. Pengendalian keamanan lingkungan kebisingan dan gangguan dari kegiatan masyarakat bidang penanganan strategis; 4. Pelatihan pengendalian keamanan dan kenyamanan lingkungan bidang linmas; 5. Publikasi peraturan perundang-undangan; 6. Kajian peraturan perundang –undangan daerah terhadap peraturan perundang –undangan yang baru, lebih tinggi dan keserasian antar peraturan perundang-undangan daerah yang diwujudkan dalam evaluasi produk hukum; 7. Fasilitasi sosialisasi peraturan perundang-undangan yang diwujudkan melalui sosialisasi produk hukum; Kondisi ketertiban dan keamanan selalu merupakan hal penting yang harus tetap dijaga di setiap daerah untuk menuju penghidupan masyarakat yang lebih baik, terlebih timbulnya dampak dari pemilihan langsung kepala daerah maupun situasi