URUSAN LINGKUNGAN HIDUP A. BADAN LINGKUNGAN HIDUP

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA DENPASAR TAHUN 2015 BAB II- 47 Kota Denpasar harus segera melakukan upaya-upaya untuk mengubah paradigma bahwa degradasi lingkungan bukan merupakan krisis semata, akan tetapi bisa menjadi peluang untuk melakukan pemulihan dan perbaikan lingkungan sekaligus mengatasi krisis ekonomi, atau dengan kata lain “ Mengubah Krisis Menjadi Peluang”. 1 Pencemaran Udara Pencemaran udara dibedakan menjadi dua yaitu, Pencemaran primer dan Pencemaran sekunder. Pencemaran primer adalah substansi Pencemaran yang ditimbulkan langsung dari sumber pencemaran udara. Pencemaran udara Ambien pada umumnya disebabkan oleh emisi gas buang kendaraan, Industri, pembakaran sampah yang tidak sempurna dan aktivitas lainnya yang bersifat insidentil. Untuk wilayah Kota Denpasar pencemaran udara yang paling utama disebabkan oleh asap kendaraan bermotor karena di wilayah Kota Denpasar tidak ada usaha industri yang secara signifikan mengakibatkan pencemaran udara. Beberapa upaya telah dilakukan untuk memperkecil terjadinya pencemaran udara ini, memperbanyak penanaman pohon penghijauan, penggunaan bahan bakar rendah timbal dan produksi kendaraan yang ramah lingkungan, sesuai standar ISO namun belum sepenuhnya bisa diikuti oleh kesadaran masyarakat karena masih beroperasinya mesin-mesin berteknologi lama yang tidak laik jalan dan munculnya usaha-usaha baru yang masih menggunakan teknologi yang potensial mencemari udara. Upaya lainnya program langit biru yaitu menekan emisi gas buang melalui uji emisi kendaraan bermotor di Kota Denpasar. Program pembangunan taman kota dan penghijauan juga memberikan manfaat terhadap pengendalian kualitas udara di perkotaan. Taman dan dan penghijauan di kawasan perkotaan dapat berfungsi sebagai paru-paru kota yang dapat memperbaiki kualitas udara dan mengendalikan iklim mikro disekitarnya. 2 Polusi Lingkungan Polusi atau pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan, atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya. Pembangunan lingkungan hidup bertujuan untuk mencegah, menanggulangi kerusakan dan pencemaran lingkungan, serta menumbuhkan kesadaran masyarakat akan budaya hidup bersih. Hal ini dapat dijadikan indikator yang dapat digunakan untuk melihat keberhasilan pembangunan lingkungan hidup di Kota Denpasar. Kerusakan dan pencemaran terhadap lingkungan disebabkan oleh dua faktor antara lain : 1. Kerusakan dan pencemaran terhadap lingkungan secara alamiah terjadi disebabkan karena kegiatan dari alam sendiri. 2. Polusi lingkungan yang terjadi karena ulah manusia, baik dalam bentuk kegiatan rumah tangga maupun kegiatan dalam bentuk perusahaan.

B. DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN

Kebersihan mencakup dimensi yang cukup luas, sehingga dalam penanganan lebih lanjut memerlukan kerjasama serta koordinasi yang baik antar seluruh sektor baik pemerintah, swasta maupun masyarakat. Pengelolaan kebersihan dilakukan secara menyeluruh dari hulu ke hilir. Kesadaran masyarakat memang sudah mulai RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA DENPASAR TAHUN 2015 BAB II- 48 nampak namun baru sebatas skala kecil di tingkat rumah tangga. Hal ini terbukti rumah memang bersih dan bahkan bebas dari sampah ternyata di luar rumah sampah belum dikelola dengan baik sehingga sering ditemukan lahan kosong, selokan, sungai dan tempat lainnya menjadi sasaran TPS liar. Dapat disimpulkan bahwa pada bagian hulu, keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan sampah masih kurang. Masyarakat masih menganggap bahwa pengelolaan sampah adalah urusan pemerintah saja. Sedangkan rentang dari hulu ke hilir adalah bagian proses, dimana pemerintah berperan dalam pengelolaan sampah, dalam hal ini Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Denpasar. Pada bagian hilir, adalah pengolahan akhir sampah yang dilakukan di TPA Tempat Pemrosesan Akhir sampah. Dalam melakukan operasional kebersihan, ada dua hal pokok yang sangat mendukung keberhasilan penanganan sampah yakni Sumber Daya Manusia dan ketersediaan prasarana dan sarana. Ketersediaan prasarana dan sarana pendukung pengelolaan kebersihan masih belum mencukupi jumlah dan kualitasnya, nantinya perlu diadakan peremajaan sehingga kinerja dapat meningkat. Kondisi prasarana dan sarana pada tahun 2013 meliputi : 1. Dump truck : 89 unit termasuk 20 unit pengadaan 2013 untuk di operasikan tahun 2014 2. Truk armroll : 20 unit termasuk 6 unit pengadaan 2013 untuk di operasikan tahun 2014 3. Kontainer : 110 unit termasuk 84 unit kondisi baik, 16 unit rusak, 10 unit container terpilah pengadaan 2013 untuk di operasikan tahun 2014 4. Transfer depo : 7 unit 5. Convektor truk : 11 unit termasuk 8 unit pengadaan tahun 2013 untuk dioperasikan tahun 2014 6. Sweeper truk : 1 unit Sumber daya manusia yang terlibat dalam pengelolaan kebersihan meliputi aparat pengelola manajemen dan aparat pelaksana atau tenaga lapangan. Aparat pengelola manajemen kebersihan adalah para pejabat struktural yang menduduki jabatan di Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Denpasar. Pada tahun 2013 jumlah tenaga lapangan di lingkungan Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Denpasar mencapai 1.472 orang. Dari segi kuantitas dan kualitas aparat pengelola kebersihan masih kurang dan perlu ditingkatkan lagi. Kebijakan-kebijakan yang memberikan peluang terhadap penanggulangan masalah sampah di Kota Denpasar ini antara lain : komitmen pemerintah dalam penanggulangan sampah, sebagaimana tertuang dalam Undang-undang No. 18 Tahun 2008 tentang pengelolaan sampah, adanya investor yang berminat dalam pengelolaan sampah, dan adanya sumbangan pemikiran dari berbagai instansi serta komponen lainnya. Namun demikian ancaman dalam upaya penanggulangan masalah sampah ini terutama disebabkan karena rendahnya kesadaran masyarakat, meningkatnya konsumsi masyarakat, dan adanya sampah kiriman dari wilayah sekitar. TPA Tempat pemrosesan Akhir overloadpenyempitan lahan pembuangan serta sulitnyaterbatasnya mendapatkan lahan untuk pembuatan TPSDepo Pada tahun 2013 pengelolaan sampah yang dilakukan Dinas Kebersihan dan Pertaman Kota Denpasar masih dilakukan dengan cara konvensional yakni proses mengumpulkan, mengangkut dan pengolahan di tempat pembuangan akhir. Kegiatan pengumpulan sampah di badan jalan dilakukan melalui kegiatan penyapuan jalan. Penyapuan jalan yang dilakukan DKP Kota Denpasar telah mencakup 80 dari seluruh ruas jalan di Kota Denpasar. Sedangkan