Revitalisasi Pertanian. Sasaran Ketahanan Pangan

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA DENPASAR TAHUN 2015 BAB V- 37 7. Meningkatnya kemampuan petani dan nelayan dalam mengelola sumber daya alam secara lestari dan bertanggung jawab. Arah Kebijakan. Revitalisasi pertanian ditempuh dengan empat langkah pokok yaitu peningkatan kemampuan petani dan penguatan lembaga pendukungnya, pengamanan ketahanan pangan, peningkatan produktivitas, produksi, daya saing dan nilai tambah produk pertanian dan perikanan serta pemanfaatan hutan untuk diversifikasi usaha dan mendukung produksi pangan dengan tetap memperhatikan kesetaraan gender dan kepentingan pembangunan berkelanjutan. Kebijakan dalam peningkatan kemampuan petani dan nelayan serta pelaku pertanian dan perikanan lain serta penguatan lembaga pendukungnya, diarahkan untuk: 1. Revitalisasi penyuluhan dan pendampingan petani, termasuk peternak, nelayan, dan pembudidaya ikan. 2. Menghidupkan dan memperkuat lembaga pertanian dan perdesaan untuk meningkatkan akses petani dan nelayan terhadap sarana produktif, membangun delivery system dukungan pemerintah untuk sektor pertanian, dan meningkatkan skala pengusahaan yang dapat meningkatkan posisi tawar petani dan nelayan. 3. Peningkatan kemampuankualitas SDM pertanian. Kebijakan dalam pengamanan ketahanan pangan diarahkan untuk: 1. Mempertahankan tingkat produksi beras dalam negeri dengan ketersediaan minimal 90 persen dari kebutuhan domestik, agar kemandirian pangan nasional dapat diamankan. 2. Meningkatkan ketersediaan pangan ternak dan ikan dari dalam negeri. Kebijakan pengembangan peternakan diarahkan untuk meningkatkan populasi hewan dan produksi pangan hewani dari produksi dalam negeri agar ketersediaan dan keamanan pangan hewani dapat lebih terjamin untuk mendukung peningkatan kualitas SDM. 3. Melakukan diversifikasi pangan untuk menurunkan ketergantungan pada beras dengan melakukan rekayasa sosial terhadap pola konsumsi masyarakat melalui kerjasama dengan industri pangan, untuk meningkatkan minat dan kemudahan konsumsi pangan alternatif. Kebijakan dalam peningkatan produktivitas, produksi, daya saing dan nilai tambah produk pertanian dan perikanan diarahkan untuk: 1. Peningkatan pemanfaatan sumberdaya perikanan dalam mendukung ekonomi dan tetap menjaga kelestariannya, melalui: 1 penataan dan perbaikan lingkungan perikanan budidaya; 2 penataan industri perikanan dan kegiatan ekonomi masyarakat di wilayah pesisir; 3 perbaikan dan peningkatan pengelolaan sumberdaya perikanan tangkap, terutama di wilayah ZEEI; 4 pengembangan perikanan samudera dan bioteknologi perikanan; 5 peningkatan peran aktif masyarakat dan swasta dalam pengelolaan sumberdaya perikanan; 6 peningkatan kualitas pengolahan dan nilai tambah produk perikanan melalui pengembangan teknologi pasca tangkappanen; 7 percepatan peningkatan produk perikanan budidaya; 8 peningkatan kemampuan SDM, penyuluh, dan pendamping perikanan; dan 9 perkuatan sistem kelembagaan, koordinasi dan pengembangan peraturan perundangan sebagai instrumen penting untuk mempertegas pengelolaan sumber daya perikanan yang ada; 10 peningkatan kemampuan dan pengetahuan petani ternak; 11 Peningkatan kemampuan dan ketrampilan penyuluhan peternakan; 12 melaksanakan penanganan wilayah terhadap kasus penyakit zoonosis; 13 mengembangkan teknologi tepat guna usaha peternakan. 2. Pengembangan usaha pertanian dengan pendekatan kewilayahan terpadu dengan konsep pengembangan agribisnis. Pendekatan ini akan meningkatkan kelayakan RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA DENPASAR TAHUN 2015 BAB V- 38 dalam pengembanganskala ekonomi, sehingga akan lebih meningkatkan efisiensi dan nilai tambah serta mendukung pembangunan pedesaan dan perekonomian daerah. 3. Penyusunan langkah-langkah untuk meningkatkan daya saing produk pertanian dan perikanan, misalnya dorongan dan insentif untuk peningkatan pasca panen dan pengolahan hasil pertanian dan perikanan, peningkatan standar mutu komoditas pertanian dan keamanan pangan, melindungi petani dan nelayan dari persaingan yang tidak sehat. 4. Penguataan sistem pemasaran dan manajemen usaha untuk mengelola resiko usaha pertanian serta untuk mendukung pengembangan agroindustri.

5.9. Perekonomian A. Peningkatan Potensi Sumber-sumber Pendapatan Daerah.

Sasaran Sasaran yang hendak dicapai dalam Peningkatan Potensi Sumber-sumber Pendapatan Daerah dalam lima tahun mendatang adalah: 1. Peningkatan pendapatan daerah dari sumber penerimaan potensi lainnya, yaitu : a. Hasil penerimaan dari iklan dan reklame b. Hasil Perusahaan daerah PD.Pasar, PD. Parkir dan PDAM, BLU Rumah Sakit Wangaya c. Rumah Potong Hewan d. Retribusi Rumah SewaKos, dan lain-lain 2. Terkelolanya sumber dana dan pembiayaan pembangunan secara transparan, akuntabel, dan profesional. Arah Kebijakan Peningkatan Potensi Sumber-sumber Pendapatan Daerah diarahkan untuk mendukung peningkatan kesejahteraan rakyat dalam hal pelayanan masyarakat, penyelenggaraan otonomi daerah, dan pemerintahan daerah yang baik yang dilaksanakan melalui kebijakan: Meningkatkan pemasukan atau pendapatan asli daerah melalui perusahaan daerah yang dikelola di bawah pemerintah daerah.

B. Pemberdayaan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. Sasaran.

Koperasi dan UMKM menempati posisi strategis untuk mempercepat perubahan struktural dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Sebagai wadah kegiatan usaha bersama bagi produsen maupun konsumen, koperasi diharapkan berperan dalam meningkatkan posisi tawar dan efisiensi ekonomi rakyat, sekaligus turut memperbaiki kondisi persaingan usaha di pasar melalui dampak eksternalitas positif yang ditimbulkannya. Sementara itu UMKM berperan dalam memperluas penyediaan lapangan kerja, memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi, dan memeratakan peningkatan pendapatan. Bersamaan dengan itu adalah meningkatnya daya saing dan daya tahan ekonomi nasional. Dengan perspektif peran seperti itu, sasaran umum pemberdayaan koperasi dan UMKM dalam lima tahun mendatang adalah: 1. Meningkatnya produktivitas UMKM; 2. Meningkatnya proporsi usaha kecil formal; 3. Meningkatnya nilai ekspor produk usaha kecil dan menengah; 4. Berfungsinya sistem untuk menumbuhkan wirausaha baru berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi; dan RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA DENPASAR TAHUN 2015 BAB V- 39 5. Meningkatnya kualitas kelembagaan dan organisasi koperasi sesuai dengan jatidiri koperasi. 6. Meningkatnya kapasitas kelembagaan dan kualitas layanan Lembaga Keuangan Mikro LPD Arah Kebijakan. Dalam rangka mewujudkan sasaran tersebut, pemberdayaan koperasi dan UMKM akan dilaksanakan dengan arah kebijakan sebagai berikut: 1. Mengembangkan usaha kecil dan menengah UKM yang diarahkan untuk memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja, dan peningkatan daya saing; sedangkan pengembangan usaha skala mikro lebih diarahkan untuk memberikan kontribusi dalam peningkatan pendapatan pada kelompok masyarakat berpendapatan rendah. 2. Memperkuat kelembagaan dengan menerapkan prinsip-prinsip tata kepemerintahan yang baik good governance dan berwawasan gender terutama untuk: a. Memperluas akses kepada sumber permodalan khususnya perbankan; b. Memperbaiki lingkungan usaha dan menyederhanakan prosedur perijinan; c. Memperluas dan meningkatkan kualitas institusi pendukung yang menjalankan fungsi intermediasi sebagai penyedia jasa pengembangan usaha, teknologi, manajemen, pemasaran dan informasi. 3. Memperluas basis dan kesempatan berusaha serta menumbuhkan wirausaha baru berkeunggulan untuk mendorong pertumbuhan, peningkatan ekspor dan penciptaan lapangan kerja terutama dengan : a. Meningkatkan perpaduan antara tenaga kerja terdidik dan terampil dengan adopsi penerapan tekonologi; b. Mengembangkan UMKM melalui pendekatan klaster di sektor agribisnis dan agroindustri disertai pemberian kemudahan dalam pengelolaan usaha, termasuk dengan cara meningkatkan kualitas kelembagaan koperasi sebagai wadah organisasi kepentingan usaha bersama untuk memperoleh efisiensi kolektif; c. Mengembangkan UMKM untuk makin berperan dalam proses industrialisasi, perkuatan keterkaitan industri, percepatan pengalihan teknologi, dan peningkatan kualitas SDM; d. Mengintegrasikan pengembangan usaha dalam konteks pengembangan regional, sesuai dengan karakteristik pengusaha dan potensi usaha unggulan di setiap daerah. 4. Mengembangkan UMKM untuk makin berperan sebagai penyedia barang dan jasa pada pasar domestik yang semakin berdaya saing dengan produk impor, khususnya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat banyak. 5. Membangun koperasi yang diarahkan dan difokuskan pada upaya-upaya untuk: i membenahi dan memperkuat tatanan kelembagaan dan organisasi koperasi di tingkat makro, meso, maupun mikro, guna menciptakan iklim dan lingkungan usaha yang kondusif bagi kemajuan koperasi serta kepastian hukum yang menjamin terlindunginya koperasi danatau anggotanya dari praktek-praktek persaingan usaha yang tidak sehat; ii meningkatkan pemahaman, kepedulian dan dukungan pemangku kepentingan stakeholders kepada koperasi; dan iii meningkatkan kemandirian gerakan koperasi. 6. Membangun Lembaga Keuangan Mikro LPD yang diarahkan dan difokuskan pada upaya untuk membenahi dan meningkatnya kapasitas kelembagaan dan kualitas layanan Lembaga Keuangan Mikro LPD