Fase Pemberian Tugas Hasil Belajar Siswa

Sudirman N. membagi berbagai jenis tugas yang dapat diberikan kepada siswa antara lain: Tugas membuat rangkuman report beberapa halaman, topik, bab,atau buku seperti; merangkum beberapa halaman atau suatu topik merangkum satu bab chapter report; Merangkum suatu buku atau beberapa buku; tugas membuat makalah; tugas menjawab pertanyaan atau menyelesaikan soal-soal tertentu; tugas mengadakan observasi atau wawancara; tugas mengadakan latihan; tugas mendemontrasikan sesuatu; tugas menyelesaikan proyek. 38 Berdasarkan pendapat tersebut di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa tugas yang diberikan kepada siswa itu banyak ragamnya, dan tentunya di dalamnya bukan hanya metode resitasi saja, akan tetapi ada metode-metode lainnya. Jenis-jenis tugas pada dasarnya dapat dibagi pada jenis tugas dalam bentuk lisan, tugas dalam bentuk tulisan dan dalam bentuk motorik, namun jenis-jenis tugas yang diberikan kepada siswa tersebut tentunya harus disesuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai, materi kemampuan siswa, kematangan siswa dan waktu yang tersedia. Karena hal ini akan menunjang pada pencapaian tujuan yang diharapkan.

e. Teknik Pemberian Tugas

Teknik pemberian tugas atau resitasinya biasanya digunakan dengan tujuan agar siswa memiliki hasil belajar yang lebih mantap, karena siswa melaksanakan latihan-latihan dalam melaksanakan tugas, sehingga pengalaman siswa dalam mempelajari sesuatu dapat lebih terintegrasi. Hal ini terjadi disebabkan siswa mengalami situasi atau pengalaman yang berbeda, waktu menghadapi masalah-masalah baru. Adanya kegiatan melaksanakan tugas siswa aktif belajar dan merasa terangsang untuk meningkatkan belajar yang lebih baik, memupuk inisiatif dan berani bertanggungjawab sendiri. 38 Hilyah Alan Finandar, op cit., h. 5 Setelah siswa memahami tujuan dan makna tugas, maka mereka akan melaksanakan tugas dengan belajar sendiri, atau mencari nara sumber sesuai dengan tujuan yang telah digariskan dan penjelasan dari guru. Pada proses ini guru perlu mengontrol pelaksanaan tugas itu, apakah dikerjakan dengan baik, apakah dikerjakan oleh siswa sendiri, tidak dikerjakan oleh orang lain, maka perlu diawasi dan diteliti. Siswa bila telah selesai melaksanakan atau mempelajari tugas, maka mereka harus membuat laporan fase resitasi yang bentuknya juga telah ditentukan sesuai dengan tujuan tugas. Guru harus sudah menyiapkan alat evaluasi, agar dapat menilai hasil kerja siswa dan dapat memberi gambaran yang objektif mengenai usaha siswa melaksanakan tugas itu. Evaluasi ini penting untuk siswa karena dapat menumbuhkan semangat kerja yang lebih baik, dan meningkatkan hasrat belajar. Ralph Tyler mengatakan bahwa evaluasi merupakan sebuah proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana, dalam hal apa, dan bagian mana tujuan pendidikan sudah tercapai. Definisi yang lebih luas dikemukakan oleh Cronbach dan Stufflebeam yang menyatakan bahwa evaluasi bukan sekedar mengukur sejauh mana tercapainya suatu tujuan, tetapi digunakan untuk membuat keputusan. 39 Berdasarkan pengertian evaluasi tersebut di atas, maka evaluasi dalam metode resitasi diperlukan dan perlu dilaksanakan, karena dengan dilaksanakannya evaluasi, kita dapat mengetahui tingkat kemajuan yang telah dicapai. Penggunaan teknik resitasi ini siswa mempunyai kesempatan untuk saling membandingkan dengan hasil pekerjaan orang lain, dapat mempelajari dan mendalami hasil uraian orang lain, dengan demikian akan memperluas, memperkaya, dan memperdalam, serta menambah pengalaman siswa. Tugas yang dilaksanakan oleh siswa dapat dilakukan di dalam kelas, 39 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta:Bumi Aksara, 2011, h. 3