Data Hasil Observasi HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
guru bertugas sebagai motivator. Maka siswa pada kelas eksperimen akan lebih termotivasi untuk belajar tidak hanya di sekolah, mereka mengkonsultasikan
hambatan belajarnya dan rasa ingin tahunya pada tutor atau guru yang bersangkutan melalui kelas virtual dengan lebih leluasa dan terbuka.
Selain itu pada kelas asynchronous memiliki karakteristik E-Learning salah satunya adalah mengenai peran fasilitator. Fasilitator kelompok belajar.
Membimbing pembelajaran, menyediakan sumber-sumber, mengevaluasi hasil, dan mengkomunikasikannya dengan pembelajar. Guru sebagai fasilitator
membimbing siswa dalam proses pembuatan buku saku yang menjadi tugas proyek melalui kelas virtual Edmodo, kemudian mengevaluasi hasil
pembuatannya secara berkala sesuai dengan tahapan pembuatan, sehingga siswa dapat mengetahui jika ada suatu kesalahan dalam pembuatan buku saku dan
memperbaikinya dengan segera. Hal ini yang membedakan hasil tugas proyek pada kelas eksperimen dan
kelas kontrol, jika dilihat pada hasil rubrik penilaian pembuatan buku saku lampiran, kelompok eksperimen memiliki nilai yang lebih besar dibanding nilai
dari kelas kontrol, karena pada kelas eksperimen tiap tahap pembuatan selalu ditanggapi dengan segera dan dievaluasi tiap tahap, sedangkan pada kelas kontrol
evaluasi dilakukan setelah keseluruhan proyek telah diselesaikan. Hal ini sesuai dengan kaidah Scaffolding teaching, yakni suatu sistem dari bimbingan sementara
yang diberikan kepada siswa oleh guru, dibentuk secara perlahan, kemudian perlahan pula pendampingan dikurangi jika siswa sudah tidak memerlukan lagi.
11
Beberapa teks lain terfokus pada teknik Scaffolding dengan berbagai bentuk bimbingan dari orang dewasa, seperti : demonstrasi, pembagian tugas menjadi
langkah sederhana, menjaga fokus perhatian sekaligus memberikan contoh dan pertanyaan. Membagi konten menjadi bagian yang teratur sepertinya terlihat fitur
umum dari Scaffolding. Hal tersebutlah yang dilakuakn guru dalam pendampingan siswa untuk menyelesaikan suatu proyek buku saku.
12
Aspek penilaian dibagi
11
Nancy Boblett., Scaffolding : Defining the Metaphor, Columbia:Columbia University Working Papers.2012, h. 1
12
Irina Verenikina.,Understanding Scaffolding and the ZPD in Educational Research, Australia : University of Wollongong,2012, h. 6
menjadi lebih sederhana, sekaligus memberikan contoh sebagai sumber referensi bagi siswa tentang bentuk buku saku, dan sebagai tempat bertanya bagi siswa
yang masih bingung dalam menentukan ide yang akan mereka tuangkan dalam pembuatan buku saku tersebut. Guru memberi bimbingan dan saran secukupnya
bagi siswa yang merasa masih bingung, dan memberi umpan balik secepatnya setelah hasil pengerjaan proyek diunggah di Edmodo, menginformasikan jika ada
suatu kekeliruan, dan langsung memberikan nilai pengerjaan tiap aspek penilaian yang mereka kerjakan. Mengapresiasi hasil pengerjaan proyek dengan nilai
ketepatan waktu pengumpulan, serta memberi kesepakatan pada siswa, akan ada suatu hadiah bagi siswa yang memperoleh nilai tertinggi, hal ini juga memacu
semangat dan memotivasi siswa dalam pengerjaan buku saku. Pada kelas kontrol juga diberikan reward yang sama pada siswa dengan perolehan nilai tertinggi,
namun dikarenakan keengganan siswa kelas kontrol untuk rajin bertanya dan mengkonsultasikan hasil pekerjaannya, maka hasil proyekpun jelas jauh lebih
unggul pada kelas eksperimen. Kelebihan dari kelas virtualmaya Edmodo ini dapat lebih fleksibel dan
leluasa dalam alokasi waktu karena dapat dilaksanakan dalam waktu bersamaan maupun dalam waktu yang tak bersamaan. Oeserta didik maupun guru dapat
terhubung kapanpun dan dimanapun. Selain itu Edmodo dapat diakses melalui komputer pribadi dan terdapat aplikasi khususnya pada perangkat berbasis
Android yang dikembangkan oleh Google maupun Apple, mereka tidak perlu berat-berat atau repot membawa komputer pribadi mereka, cukup dengan laptop,
tablet, ataupun ponsel pintar. Persamaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu terletak pada
pelaksanaan e-learning yang berlangsung secara asynchronous waktu tidak bersamaan, pada penelitian yang dilakukan Amy Julia dengan topik media
pembelajaran jejaring sosial, jejaring sosial yang digunakan adalah Facebook. Persamaan dengan penelitian James Johnstone dan Pramod Shabadkhar adalah
penggunaan kelas virtual. Perbedaannya adalah kedua penelitian tersebut berlangsung secara synchronous waktu bersamaan, selain itu pada kedua
penelitian tersebut kelas virtual hampir menggantikan kebutuhan pembelajaran