Pengertian Pendekatan Kontekstual Komponen-komponen CTL

Lamanya waktu seseorang berangkat dan sampai ke tempat tujuan dapat di hitung dengan menggunakan rumus : Gambar 2. 4 Rumus mencari waktu

5. Contextual Teaching Learning CTL

a. Pengertian Pendekatan Kontekstual

Pendekatan Contextual Teaching Learning menurut Hamdayama 2014: 51 merupakan konsep belajar yang membantu guru mengkaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Menurut Hamdayama 2014: 51 Contextual Teaching Learning adalah suatu konsep belajar dimana guru menghadirkan dunia nyata ke dalam kelas dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapan dalam kehidupan sehari-hari, siswa memperoleh pengetahuan dan keterampilan dalam konteks yang terbatas sedikit demi sedikit, dan dari proses merekontruksi Jarak = kecepatan x waktu sendiri, sebagai bekal dalam memecahkan masalah kehidupannya sebagai anggota masyarakat. Pendapat Nurhadi tentang CTL dalam Hosnan, 2014: 267 merupakan konsep belajar yang membantu guru dalam mengkaitkan antara materi yang dipelajarinya dengan situasi dunia nyata siswa sehingga mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dengan melibatkan tujuh komponen pembelajaran efektif. Menurut pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa CTL merupakan konsep belajar yang membantu guru mengkaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan menerapkan dalam kehidupan sehari-hari siswa untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan sebagai bekal dalam memecahkan masalah kehidupannya sebagai anggota masyarakat.

b. Komponen-komponen CTL

Pembelajaran kontekstual memiliki lima strategi untuk mencapai kompetensi siswa secara maksimal, yaitu relating, experiencing, applying, cooperting, dan transfering Hosnan, 2014: 269. Selain itu menurut Trianto dalam Hosnan, 2014: 270 dalam pembelajaran kontekstual terdapat tujuh komponen utama, yakni kontruktivisme contructivism, bertanya questioning, inquiry Inquiry, masyarakat belajar community learning, pemodelan modelling, refleksi reflection, dan penilaian autentik authentic asessment. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 1 Kontuktivisme Kontruktivisme menurut Hosnan 2014:270 adalah proses membangun atau menyusun pengetahuan baru dalam struktur kognitif siswa berdasarkan pengalaman. Pengertian kontruktivisme menurut Muslich dalam Hosnan, 2014:270 adalah proses pembelajaran yang menekankan terbangunnya pemahaman sendiri secara aktif, kreatif dan produktif berdasarkan pengetahuan terdahulu dan dari pengalaman belajar yang bermakna. Jadi peneliti menyimpulkan bahwa kontruktivisme adalah proses pembelajaran yang menekankan terbangunnya pengetahuan baru berasarkan pengalaman siswa sebelumnya. 2 Menemukan Inquiry Menemukan menurut Hosnan 2014: 270 adalah proses pembelajaran didasarkan pada pencarian dan penemuan melalui proses berfikir secara sistematis. Menemukan menurut Hosman 2014:271 merupakan proses pembelajaran didasarkan pada pencarian dan penemuan. Jadi peneliti menyimpulkan bahwa menemukan adalah proses pembelajaran yang didasarkan pencarian dan penemuan melalui proses berfikir secara tersetruktur. 3 Bertanya Questioning Bertanya menurut Hosnan 2014:271 yakni sebagai refleksi dari keingintahuan setiap individu. Sedangkan menurut Mulyasa dalam Hosnan, 2014: 271, ada 6 keterangan bertanya dalam kegiatan pembelajaran, yakni pertanyaan yang jelas dan singkat, memberi acuan, memusatkan perhatian, memberi giliran dan menyebarkan pertanyaan, pemberian kesempatan berfikir, dan pemberian tuntutan. Peneliti menyimpulkan bahwa peran bertanya itu sangat penting, sebab melalui pertanyaan-pertanyaan, guru dapat membimbing dan mengarahkan siswa untuk menemukan setiap materi yang dipelajari. 4 Masyarakat Belajar Learning Community Masyarakat belajar menurut Sanjaya dalam Hanson, 2014: 272 adalah pembelajaran yang diperoleh dari hasil kerjasama dari orang lain, teman, antar kelompok, sumber lain dan bukan hanya guru. Muslich dalam Hanson, 2014: 272 mengemukakan konsep masyarakat belajar dalam CTL menyarankan agar hasil pembelajaran diperoleh melalui kerja sama dengan orang lain. Jadi, Masyarakat belajar terjadi apabila ada komunikasi dua arah, dua kelompok atau lebih yang terlibat dalam komunikasi pembelajaran saling belajar. Dalam pembelajaran CTL guru sering kali menerapkan pembelajaran dalam kelompok. Tujuannya agar siswa yang pandai mengajari yang lemah, yang tahu memberi tahu yang belum tahu, yang cepat menangkap mendorong temannya yang lambat, yang mempunyai gagasan segera memberi usul, dan seterusnya. 5 Pemodelan Modeling Pemodelan menurut Hosnan 2015: 272 adalah pembelajaran dengan memperagakan sesuatu sabagai contoh yang dapat ditiru oleh setiap siswa. Dalam pembelajaran CTL, modeling merupakan asas yang cukup penting. Sebab melalui modeling, siswa terhindar dari pembelajaran guru yang teoritis, sehingga memungkinkan terjadinya pembelajaran siswa yang verbalisme banyak menghafal. 6 Refleksi Reflection Refleksi menurut Hosnan 2014: 272 adalah proses pengendapan pengalaman yang dilakukan dengan cara mengurutkan kembali kejadian-kejadian atau peristiwa pembelajaran yang telah dilaluinya. Refleksi menurut Trianto dalam Hosnan, 2014: 273 merupakan cara Berpikir atau respon tentang apa yang baru dipelajari atau berpikir kebelakang tentang apa yang sudah dilakukan dimasa lalu. Dalam hal refleksi ini, biasanya guru menyisakan waktu sejenak agar siswa dapat melakukan refleksi yang berupa pernyataan langsung apa yang diperoleh hari itu. 7 Penilaian Sebenarnya Authentic Assessment Penilaian nyata menurut Hamdayama 2014: 54 adalah proses yang dilakukan guru untuk menyimpulkan informasi tentang perkembangan belajar yang dilakukan siswa. Penilaian ini dilakukan ketika pembelajaran berlangsung bukan pada penilaian akhir pembelajaran. Pengamatan dapat dilakukan dikelas maupun diluar kelas. Kemajuan belajar siswa dilihat dari proses bukan semata- mata dari hasil belajar. Penilaian bukan hanya dari guru tetapi dapat juga dari teman atau orang lain. Berdasarkan komponen-komponen di atas, peneliti akan menggunakan model pembelajaran kontekstual dengan ketujuh komponen. Ketujuh komponen tersebut, tidak dilakukan dalam sekali pembelajaran saja tetapi pada empat pertemuan.

c. Langkah-Langkah Contextual Teaching Learning CTL

Dokumen yang terkait

Peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas V SD Negeri Sarikarya pada materi satuan jarak dan kecepatan melalui model pembelajaran kontekstual.

5 32 344

Peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas VB pada materi KPK dan FPB melalui model pembelajaran kontekstual SD Kanisius Ganjuran.

0 7 291

Peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas V SD Negeri Tidar 1 dalam mata pelajaran Matematika melalui model pembelajaran kontekstual.

1 3 286

Peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis Matematika siswa kelas VB pada materi pengukuran waktu melalui pembelajaran kontekstual SDN Perumnas Condongcatur.

0 1 356

Peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis Matematika kelas IIIB pada materi operasi hitung campuran melalui model pembelajaran kontekstual SDN Perumnas Condongcatur.

0 4 421

Peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas V SD Negeri Karangmloko 1 pada materi KPK dan FPB melalui pendekatan pembelajaran kontekstual.

2 13 277

Peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas IV pada materi KPK dan FPB melalui model pembelajaran kontekstual SD Kanisius Ganjuran.

0 15 303

Pengembangan tes hasil belajar Matematika materi mengenal satuan jarak dan kecepatan untuk siswa kelas V SD.

0 8 189

Peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis Matematika kelas IV pada materi KPK dan FPB melalui pembelajaran kontekstual SD Kanisius Klepu.

3 61 297

Peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis Matematika siswa kelas III pada materi operasi hitung campuran melalui model pembelajaran kontekstual SD Negeri Plaosan 1.

0 5 393