belajar, 2 melaksanakan kegiatan inquiri, 3 menumbuhkan rasa ingin tahu siswa, 4 menciptakan masyarakat belajar, 5 menghadirkan “model” sebagai contoh
pembelajaran, 6 melakukan refleksi di setiap akhir pertemuan, 7 melakukan penilian yang sebenarnya.
B. Penelitian yang Relevan
Sunandar 2009 dalam penelitiannya yang berjudul Pembelajaran Contetual Teaching and Learning CTL dan Hasil Belajar Matematika Siswa Sekolah
Dasar. Tujuan dari penelitian ini adalah meningkatkan hasil belajar mata pelajaran matematika di kelas V SD Negeri di Kecamatan Banyumanik Kota Semarang.
Hasil belajar matematika pokok bahasan bilangan pecahan siswa kelas V SD Negeri di Kecamatan Banyumanik Kota Semarang yang diajar dengan pendekatan
Contetual Teaching and Learning CTL rerata sebesar 75,66 dengan simpangan baku sebesar 11,2; dengan demikian dengan demikian dapat dikategorikan pada
hasil belajar yang baik. Hasil belajar matematika pokok bahasan bilangan pecahan siswa kelas V SD Negeri di Kecamatan Banyumanik Kota Semarang yang diajar
dengan pendekatan pembelajaran Textual Teaching and Learning TTL rerata sebesar 65,54 dengan simpangan baku sebesar 24,67; dengan demikian dapat
dikategorikan pada hasil yang sedangcukup. Penerapan pendekatan pembelajaran Contextual Teaching and Learning CTL lebih efektif dibandingkan dengan
penerapan pendekatan pembelajaran Textual Teaching and Learning TTL pada mata pelajaran matematika bokok bahasan bilangan pecahan siswa kelas V SD
Negeri di Kecamatan Banyumanik Kota Semarang. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Khotibin, Wahyudi, Chamdani 2012 dalam penelitiannya yang berjudul Penggunaan Pendekatan Contextual Teaching and Learning CTL dalam
Peningkatan Pembelajaran Matematika tentang Bangun Datar pada Siswa Kelas III SD. Berdasarkan data yang diperoleh pada pelaksanaan observasi guru pada
siklus I, terjadi peningkatan yang signifikan, dari pertemuan 1 mencapai 65,3 ke pertemuan 2 yaitu mencapai 77,7, dengan rata-rata observasi guru siklus I
mencapai 71,5. Pada siklus II terjadi peningkatan, yaitu pada pertemuan 1 mencapai 81,1 dan pada pertemuan 2 meningkat menjadi 82,8, rata-rata
observasi guru siklus II mencapai 81,9. Pada siklus III mengalami penilaian yang memuaskan bagi peneliti karena target indikator kinerja yang direncanakan
dapat tercapai. Guru dapat melaksanakan pembelajaran dengan menggunaan pendekatan Contextual Teaching and Learning CTL dengan media
konkretsecara maksimal dalam pembelajaran. Pada pertemuan 1 mencapai 88,3 dan pada pertemuan 2 mencapai 91,1, rata-rata observasi guru siklus III
mencapai 89,7. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan pendekatan Contextual Teaching and Learning CTL dapat meningkatkan pembelajaran
matematika siswa kelas III SD. Nur 2015 dalam penelitiannya yang berjudul Penerapan Model
Pembelajaran Kontekstual untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematika pada Siswa Selas IV A SD N Margoyasan. Penelitian ini bertujuan
untuk mendeskripsikan proses pembelajaran matematika menggunakan model pembelajaran kontekstual dan meningkatkan kemampuan berpikir kritis
matematika pada siswa kelas IV A SD Negeri Margoyasan Tahun Ajaran PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20142015. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas dengan model Kemmis dan Taggart. Subjek penelitiannya adalah siswa kelas IV A SD Negeri
Margoyasan yang berjumlah 17 siswa. Objek penelitian ini adalah kemampuan berpikir kritis matematika. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan
menggunakan lembar observasi, pedoman wawancara, soal tes, dan catatan lapangan. Data dianalisis secara deskriptif kualitatif. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematika. Peningkatan kemampuan
berpikir kritis matematika siswa ditunjukkan dengan penilaian kognitif yang diperoleh siswa pada setiap akhir siklus. Berdasarkan hasil analisis prates sampai
akhir siklus II rata-rata skor kemampuan berpikir kritis yang dicapai siswa yaitu dari prates ke siklus I naik sebesar 17 dari 60 menjadi 77 dan pada siklus I
ke siklus II naik 3 dari 77 menjadi 80. Persentase ketuntasan siswa dalam kemampuan berpikir kritis telah memenuhi 88 siswa memenuhi KKM dan rata-
rata persentase kemampuan berpikir kritis matematika pada kategori baik dengan persentase 80 sehingga proses proses pembelajaran menggunakan model
tersebut berhasil.
Pembelajaran menggunakan model tersebut berhasil.
Ketiga hasil penelitian yang relevan tersebut, belum ada yang meneliti atau yang membahas mengenai
penerapan Contextual Teaching Learning dalam pembelajaran matematika untuk meningkatkan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas V SD
Negeri Jamus 2 pada materi satuan jarak dan kecepatan. Dari ketiga penelitian tersebut dapat digunakan peneliti sebagai pendukung dalam penelitian
dikarenakan mempunyai kesamaan unsur yaitu penggunaan model pembelajaran CTL pada pembelajaran matematika. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian tentang penerapan Contextual Teaching Learning dalam pembelajaran matematika untuk meningkatkan hasil belajar dan kemampuan
berpikir kritis matematika siswa kelas V SD Negeri Jamus 2 pada materi satuan jarak dan kecepatan. Berikut literatur map dari penelitian-penelitian sebelumnya:
Gambar 2. 5 Literatur Map Penelitian Terdahulu
C. Kerangka Berfikir