jama’ qashar itu tidak asal melaksanakan shalat itu harus jelas halangan untuk melakukannya
shalat jama’, qashar dan jama’ qashar, dsb. Kurangnya pemahaman terhadap materi ini menjadikan siswa
akan mengalami kesulitan, terlebih dalam dunia nyata mereka dihadapkan dengan persoalan-persoalan yang menuntut mereka untuk
melakukan hal itu. Untuk mempelajari shalat jama’, qashar, dan jama’
qashar dan ketentuan shalat dalam keadaan darurat perlu adanya penyajian yang menarik yang dikemas meggunakan metode
demonstrasi agar dalam praktiknya siswa dapat mengaplikasikan
berdasarkan pemahaman yang mereka dapat di sekolah.
25
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan waktu Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di MTs Islamiyah Ciputat Jl. KH. Dewantara No. 23 Ciputat-Tangerang Selatan. Penelitian Tindakan Kelas ini
dilaksanakan di kelas VII.1 pada semester genap tahun ajaran 20132014, dimulai
dari bulan Maret 2014 sampai dengan bulan Juli 2014. Tabel 3.1
Waktu dan Jadwal Penelitian
No Kegiatan
Maret April
Mei Juni
Juli 1.
Persiapan dan
perencanaan √
√ 2.
Observasi studi
lapangan √
√ 3.
Kegiatan penelitian √
√ 4.
Analisis data √
5. Laporan penelitian
√
B. Metode Penelitian dan Desain Intervensi Tindakan
1. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini penelitian tindakan kelas atau classroom action research yang difokuskan pada situasi kelas, Penelitian
Tindakan Kelas adalah sebagai proses pengkajian masalah pembelajaran di dalam kelas melalui refleksi diri dalam upaya untuk memecahkan masalah
tersebut dengan cara melakukan berbagai tindakan yang terencana dalam
situasi nyata serta menganalisis setiap pengaruh dari perlakuan tersebut.
1
Metode penelitian kelas ini dilakukan pada pembelajaran Fiqh dengan menggunakan metode demonstrasi untuk meningkatkan efektivitas belajar
siswa. Penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari model
Kemmis dan Mc Taggart yang terdiri dari empat komponen, yaitu: perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Sebenarnya model Kemmis
dan Mc Taggart merupakan pengembangan dari model Kurt Lewin, hanya saja model penelitian tindakan Kemmis dan Mc Taggart komponen acting
tindakan dengan observing pengamatan dijadikan satu kesatuan. Disatukannya kedua komponen tersebut disebabkan oleh adanya kenyataan
bahwa antara penerapan acting dan observing merupakan dua kegiatan yang tidak terpisahkan. Maksudnya, kedua kegiatan harus dilakukan dalam satu
kesatuan waktu, ketika tindakan dilaksanakan begitu pula observasi juga harus dilaksanakan.
2
Penelitian Tindakan Kelas ini diawali dengan melakukan penelitian study pendahuluan atau observasi pra penelitian setelah refleksi awal dan
akan dilanjutkan dengan 2 siklus. Dalam setiap siklus atau putaran kegiatan beruntun yang kembali ke langkah semula, dilakukan empat kegiatan pokok,
yaitu:
a. Perencanaan Pada tahap ini juga peneliti membuat RPP, instrumen penelitian yang
terdiri dari lembar observasi aktivitas belajar mengajar siswa dan guru, catatan lapangan, lembar wawancara dan soal tes untuk awal pre test dan
akhir siklus post test, serta kisi-kisi instrumen.
1
Wina sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Kencana, 2011, h. 26
2
Trianto, Panduan Lengkap Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta : Prestasi Pustakarya, 2011 h. 30