Langkah-langkah Penerapan Metode Demonstrasi
Sebagian ulama menyatakan bahwa fiqh ialah pengetahuan tentang hukum-
hukum syara’ yang didapati dari kekuatan ijtihad kesungguhan mujtahid. Misalnya berniat adalah wajib sewaktu
mengerjakan wudhu.
22
Maka permasalahan hukum yang tidak terbit dari ijtihad mujtahid, tidaklah termasuk dalam fiqh lagi. Karena
nyatalah bahwa pengetahuan yang yakin atau Qath’i, melainkan
kekuatan sangka zhanni. Menurut Zakiah Darajat menyatakan,
“Fiqh menurut para fuqaha ialah ilmu yang menerangkan hukum-hukum syariat Islam
yang diambil dari dalil-dalil yang terperinci ”.
23
Berdasarkan definisi di atas dapat di atas peneliti dapat simpulkan bahwa yang dimaksud dengan Fiqh adalah mengetahui
hukum- hukum syara’ yang berhubungan dengan perbuatan, baik
perbuatan dari prilaku ataupun melalui hati yang didapat dari dalil- dalil tertentu ataupun ijtihad para ulama.
Sedangkan Menurut Mushthafa Zarqa sebagaimana dikutip oleh Dede Rosyada membagi pembahasan fiqh itu menjadi enam
bidang yaitu : a. Ketentuan-ketentuan hukum yang berkaitan dengan bidang
ubudiyah, seperti shalat, puasa, dan haji. Inilah yang disebut fiqh ibadah
b. Ketentuan-ketentuan hukum yang berkaitan dengan kehidupan keluarga, seperti perkawinan,perceraian, nafakah dan ketentuan
nasab. Inilah ahwal al syakhsyiyah. c. Ketentuan hukum yang berkaitan dengan hubungan sosial antara
umat islam., dalam konteks hubungan ekonomi dan jasa. Seperti jual beli, sewa menyewa dan gadai. Inilah
fiqh Mu’amalah
22
Ibid. h. 3
23
Darajat, op. cit. h. 78
d. Ketentuan hukum yang berkaitan dengan sangsi-sangsi terhadap pelaku tindak kejahatan criminal. Seperti Qishash. Inilah fiqh
jinayah. e. Ketentuan-ketentuan hukum yang mengatur masalah-masalah
hubungan warga Negara dengan pemerintahnya, serta hubungan antara satu Negara dengan yang lainnya. Yaitu fiqh siyasah.
f. Ketentuan-ketentuan yang mengatur etik pergaulan antara seorang muslim dengan yang lainnya dalam tatanan kehidupan sosial.yaitu
al-ahkan khuluqiyah.
24