kehidupan sehingga menjadi muslim yang selalu taat menjalankan syariat Islam secara kaffah sempurna.
Pembelajaran fiqh di Madrasah Tsanawiyah bertujuan untuk
membekali siswa agar dapat:
a. Mengetahui dan memahami pokok-pokok hukum Islam dalam mengatur ketentuan dan tata cara menjalankan hubungan
manusia dengan Allah yang diatur dalam fiqh ibadah dan hubungan manusia dengan sesama yang diatur dalam fiqh
muamalah. b. Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum Islam
dengan benar dalam melaksanakan ibadah kepada Allah dan ibadah sosial. Pengalaman tersebut diharapkan menumbuhkan
ketaatan menjalankan hukum Islam, disiplin dan tanggung jawab sosial yang tinggi dalam kehidupan pribadi maupun
sosial. Pengetahuan dan pemahaman tersebut diharapkan menjadi
pedoman hidup dalam kehidupan pribadi dan social. Pembelajaran fiqh diarahkan untuk mengantarkan siswa dapat memahami pokok-
pokok hukum Islam dan tata cara pelaksanaannya untuk diaplikasikan dalam kehidupan sehingga menjadi muslim yang
selalu taat menjalankan syariat Islam secara kaffah sempurna.
26
3. Ruang Lingkup Materi Pembelajaran Fiqh di MTs
Adapun ruang lingkup Fiqh meliputi keselarasan, keserasian
dan keseimbangan antara lain :
a. Hubungan manusia dengan Allah SWT b. Hubungan manusia dengan sesama manusia, dan
26
Peraturan Menteri Agama RI nomor 2 tahun 2008 tentang Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah.h. 84
c. Hubungan manusia dengan alam semesta selain manusia dan lingkungan.
27
D. Penelitian Relevan
Hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini di antaranya:
1. Hasil penelitian Robiatul Adawiyah 2013 yang berjudul “Penggunaan Metode Demonstrasi Guna Meningkatkan Keaktifan
Siswa Dalam Pembelajaran Fiqh” dapat meningkatkan keaktifan
dan hasil belajar siswa di Mts Ad- Da’wah kelas IX pada pokok
bahasan tata cara pengurusan jenazah. hal ini dapat dilihat dari rata- rata hasil belajar Fiqh pada siklus I siswa dilihat dari keaktifannya
dalam mendemonstrasikan materi pada tindakan kelas sebanyak 4 orang 17,23, pada siklus II siswa dilihat dari keaktifan dalam
mendemonstrasikan materi pada tindakan kelas sebanyak 6 orang 28,57, pada tindakan kelas siklus III sebanyak 12 orang 57,14 .
Pada siklus III ini sudah mencapai kriteria ketuntasan belajar yang ditentukan sekolah dibandingkan dengan keaktifan siswa pada siklus
II. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan dalam keaktifan siswa melalui penerapan metode Demonstrasi. Yang menjadikan beda
dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti bahwa peneliti lebih mengkhususkan kepada Peningkatan efektivitas penggunaan metode
demonstrasi hasil belajar siswa dalam mata pelajaran fiqh. 2.
Hasil penelitian dari Maria Ulfah 2012 yang berjududl “Efektivitas Penerapan Metode Demonstrasi Terhadap Prestasi Belajar Fiqh
Siswa Di
Madrasah Ibtidaiyah
Al- Falah Jakarta” hasil
penelitiannya menunjukkan bahwa nilai r terhitung sebesar 0,464 dan termasuk kategori sedang nilai r hitung pada rentang 0,400-
0.700 dengan nilai KD sebesar 21,52 . Dengan demikian terdapat hubungan yang cukup kuat dan signifikan antara penerapan metode
27
Hafni Ladjid, Pengembangan Kurikulum Menuju Kurikulum Berbasis Kompetensi, Ciputat : PT Ciputat Press Group, 2005, h.78