Tanggapan Hasil Belajar LANDASAN TEORI

Dari berbagai uraian yang dipaparkan, kisi-kisi penyusunan instrumen untuk pengukuran motivasi belajar dalam penelitian ini berpedoman pada ciri-ciri siswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi menurut Sardiman dan Winkel, antara lain : a. Ulet dalam menghadapi kesulitan belajar matematika dan berusaha menyelesaikannya. b. Mempunyai keinginan yang kuat untuk berprestasi dalam belajar matematika. c. Berusaha memahami dan mengusai materi pelajaran matematika. d. Tekun dalam menghadapi dan mengerjakan tugas-tugas yang diberikan. e. Mempunyai minat yang besar terhadap masalah belajar serta mencoba mencari dan memecahkan masalahsoal-soal. f. Mempunyai keinginan besar untuk berhasil dalam belajar serta berusaha bekerja dan belajar sendiri tanpa bantuan orang lain.

E. Tanggapan

Grasha-Riechmann dalam Nasution 2005 : 104 menemukan beberapa macam gaya respon atau tanggapan siswa, yaitu : 1. Siswa berdikari, siswa dapat berpikir sendiri dan bekerja sendiri tanpa bantuan orang lain. 2. Siswa yang tidak dapat berdiri sendiri, siswa ini mempunyai rasa ingin tahu intelektual yang rendah, belajar hanya apa yang ditugaskan dan diharuskan serta bergantung pada atasan untuk melakukan sesuatu. 3. Siswa yang kooperatif, siswa ini suka belajar bersama dalam kelompok. 4. Siswa yang suka bersaing, yang kompetatif, siswa ini cenderung berusaha melebihi orang lain. 5. Siswa yang suka berpartisipasi, siswa ini suka belajar bila ditugaskan atau diharuskan. 6. Siswa yang mengelakkan pelajaran, siswa ini tidak berminat untuk belajar. Berdasarkan pengelompokan di atas dapat dilihat bahwa siswa tidak semua belajar dan berpikir dengan cara yang sama. Memberi perlakuan dengan cara yang sama, tentu akan merugikan siswa, sehingga tidak dapat mencapai target belajar yang tinggi. Oleh karena itu tercapainya target pembelajaran dengan suatu metode dapat dilihat dari tanggapan siswa dengan penggunaan metode tersebut.

F. Hasil Belajar

Hasil belajar menurut Winkel 2004 : 57 adalah perubahan yang dialami siswa setelah terjadinya kegiatan belajar. Menurut Winkel perubahan tersebut meliputi hal-hal internal dan eksternal. Hal-hal yang bersifat internal meliputi pengertian kognitif dan sikap afektif. Sedangkan hal-hal yang bersifat eksternal meliputi perubahan pada psikomotorik. Terjadinya proses perubahan dari belum mampu ke arah sudah mampu, dan proses perubahan itu terjadi selama jangka waktu tertentu. Adanya perubahan dalam pola perilaku inilah yang menandakan telah terjadi belajar. Makin banyak kemampuan yang diperoleh sampai menjadi milik pribadi, makin banyak pula perubahan yang telah dialami Winkel, 1987:34 . Selanjutnya, kemampuan-kemampuan itu digolongkan menjadi kemampuan kognitif yang meliputi pengetahuan, dan pemahaman; kemampuan sensorik-psikomotorik yang meliputi keterampilan melakukan rangkaian gerak-gerik dalam urutan tertentu; kemampuan dinamik-afektif yang meliputi sikap dan nilai, yang meresapi perilaku dan tindakan. Penggolongan ini sepadan dengan penggolongan atas bidang belajar kognitif, belajar sensorik-psikomotorik, dan belajar dinamik-afektif. Semua perubahan di bidang itu merupakan suatu hasil belajar dan mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya. Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yaitu : 1. Ranah Kognitif Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah dan keempat aspek berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi. 2. Ranah Afektif Berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi. 3. Ranah Psikomotorik Berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotorik, yakni gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan atau ketepatan, gerakan keterampilan kompleks, dan gerakan ekspresif dan interpretatif. Ketiga aspek tersebut menjadi obyek penilaian hasil belajar. Di antara ketiga ranah tersebut, ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh para guru di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai isi bahan pengajaran. Dalam penelitian ini, rumusan masalah mengenai hasil belajar yang peneliti teliti adalah lebih pada perubahan kognitif saja. Hasil belajar tersebut dapat terlihat dari hasil latihan-latihan soal yang dikerjakan oleh siswa baik individu maupun kelompok dan tes hasil belajar siswa. Hasil belajar yang akan dipaparkan dalam penelitian ini adalah berdasarkan indikator dalam statistika pada data tunggal dan data kelompok. Indikator dalam sub pokok bahasan data tunggal dan data kelompok adalah sebagai berikut : a. Siswa dapat menentukan ukuran pemusatan data pada data tunggal b. Siswa dapat menentukan ukuran letak data pada data tunggal c. Siswa dapat menentukan ukuran penyebaran data pada data tunggal d. Siswa dapat menentukan ukuran pemusatan data pada data kelompok e. Siswa dapat menentukan ukuran letak data pada data kelompok f. Siswa dapat menentukan ukuran penyebaran data pada data kelompok

G. Statistika

Dokumen yang terkait

Perbedaan hasil belajar biologi siswa antara pembelajaran kooperatif tipe stad dengan metode ekspositori pada konsep ekosistem terintegrasi nilai: penelitian quasi eksperimen di SMA at-Taqwa Tangerang

0 10 192

Peningkatan Hasil Belajar Biologi Siswa dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Konsep Jaringan Tumbuhan (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas XI IPA MA Jamiyyah Islamiyah Pondok Aren Tangerang Tahun Ajaran 2012-2013)

1 6 287

Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan teknik Student Teams Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan hasil belajar fiqih di MTs Nurul Hikmah Jakarta

0 9 145

Penerapan model pembelajaran kooperatif student teams achievement division dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih: penelitian tindakan kelas VIII-3 di MTs Jami'yyatul Khair Ciputat Timur

0 5 176

Komparasi hasil belajar metode teams games tournament (TGT) dengan Student Teams Achievement Division (STAD) pada sub konsep perpindahan kalor

0 6 174

Applying Student Teams Achievement Division (STAD) Technique to Improve Students’ Reading Comprehension in Discussion Text. (A Classroom Action Research in the Third Grade of SMA Fatahillah Jakarta)

5 42 142

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Student Teams Achievement Division dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih (Penelitian Tindakan Kelas VIII-3 di Mts. Jam'yyatul Khair Ciputat Timur)

0 5 176

EFEKTIVITAS METODE KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI POKOK BAHASAN LINGKUNGAN

0 9 124

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dan model pembelajaran konvensional pada pokok bahasan persamaan garis lurus untuk meningkatkan sikap dan hasil belajar siswa kelas VIII B SMP Pangudi Luhur Giriwoyo -

0 0 207

Efektivitas penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) terhadap motivasi, tanggapan, dan hasil belajar siswa kelas XI IPS 1 SMA Pangudi Luhur St. Vincentius Giriwoyo pada pokok bahasan statistika tahun ajaran 2

0 7 297