Pengukuran Kinerja TINJAUAN PUSTAKA
O, yaitu Kinerja = f A x M x O; artinya kinerja merupakan fungsi dari kemampuan, motivasi dan kesempatan.
Pengukuran kinerja atau performance merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan sesuatu program kegiatan atau kebijakan
dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi dan misi organisasi yang dituangkan melalui perencanaan strategis suatu organisasi Moeheriono, 2009. Menurut
Yuwono 2007, pengukuran kinerja merupakan bagian dari sistem pengendalian
manajemen yang
mencakup baik
tindakan yang
mengimplikasikan keputusan perencanaan maupun penilaian kinerja pegawai dan operasinya.
Pada pengukuran kinerja perlu kita menetapkan ukuran indikator kinerja. Menurut Moeheriono 2009, Pada umumnya, ukuran indikator
kinerja dapat dikelompokkan ke dalam enam kategori berikut ini. Namun, organisasi tertentu dapat mengembangkan kategori masing-masing yang
sesuai dengan misinya. 1. Efektif, indikator ini mengukur derajat kesesuaian output yang dihasilkan
dalam mencapai sesuatu yang diinginkan. Indikator mengenai efektifitas ini menjawab pertanyaan mengenai apakah kita melakukan sesuatu yang
sudah benar?. 2. Efisien, indikator ini mengukur derajat kesesuaian proses menghasilkan
output dengan menggunakan biaya serendah mungkin. Indikator
mengenai efektifitas ini menjawab pertanyaan mengenai apakah kita melakukan sesuatu dengan benar?.
3. Kualitas, indikator ini mengukur derajat kesesuaian antara kualitas produk atau jasa yang dihasilkan dengan kebutuhan dan harapan konsumen.
4. Ketepatan waktu, indikator ini mengukur apakah pekerjaan telah diselesaikan secara benar dan tepat waktu. Oleh karena itu, perlu
ditentukan kriteria yang dapat mengukur berapa lama waktu yang seharusnya diperlukan untuk menghasilkan suatu produk. Kriteria ini
biasanya didasarkan pada harapan konsumen. 5.
Produktivitas, indikator ini mengukur tingkat produktivitas suatu organisasi. Pada bentuk ilmiah, indikator ini mengukur nilai tambah yang
dihasilkan oleh suatu proses dibandingkan dengan nilai yang dikonsumsi untuk biaya modal dan tenaga kerja.
6. Keselamatan, indikator ini mengukur kesehatan organisasi secara keseluruhan serta lingkungan kerja para pegawainya ditinjau dari aspek
keselamatan. Menurut Gaspersz 2003, Terdapat dua jenis pengukuran dalam
Balanced Scorecard, yaitu 1 outcome
kinerja-outcome Lagging
measurements dan 2 pengendali kinerja-performance drivers Leading measurements. Ukuran outcome tanpa pengendali kinerja tidak akan
mengkomunikasikan bagaimana outcome itu dicapai atau diperoleh. Hal ini juga tidak memberikan indikasi awal tentang apakah strategi yang sedang
diterapkan itu akan berhasil. Sebaliknya, pengendali kinerja seperti siklus waktu Cycle Time dan tingkat kegagalan per sejuta kesempatan saja tanpa
ukuran-ukuran outcome hanya memungkinkan unit-unit bisnis mencapai peningkatan operasional jangka pendek. Oleh karena itu, BSC yang disusun
sebaiknya memiliki kombinasi pengukuran outcomers Lagging Indicators dan pengendali kinerja Leading Indicators yang telah disesuaikan dengan
tujuan strategis unit bisnis.