Keuntungan Penggunaan Balanced Scorecard

fisik Tangible Asset maupun berupa benda non-fisik Intangible Asset. Sementara konsep perencanaan strategi lain pada umumnya hanya terbatas pada hal-hal yang bersifat tangible. c. BSC dapat mengaitkan strategi dengan kinerja organisasi Performance. Konsep perencanaan strategi yang lain hanya terfokus membangun strategi dan berhenti setelah strategi itu selesai dibangun, sedangkan BSC memungkinkan organisasi untuk mengaitkan strategi yang dibangun dengan proses pelaksanaannya. Proses pelaksanaan itu dapat dipantau tingkat pencapaiannya dengan menggunakan Key Performance Indicators yang biasa disingkat menjadi KPI. Hal ini menunjukan bahwa BSC tidak hanya membantu organisasi dalam menyusun strategi, tetapi juga memonitor pencapaian strategi tersebut. d. BSC memiliki konsep sebab-akibat. Para pelaku strategi mendapat gambaran dan menjadi jelas bahwa bila strategi yang berada dalam tanggung jawab mereka dapat tercapai dengan sukses, hal itu akan membuahkan hasil tertentu dan akan terkait dengan strategi lainnya. Sebaliknya, bila tak tercapai, hal itu pada gilirannya akan mempengaruhi pencapaian strategi lainnya. Hubungan sebab-akibat ini secara tidak langsung dapat menguatkan kerja sama dalam organisasi dan mendorong mereka untuk berada dalam satu payung yang sama dalam rangka mencapai tujuan organisasi. e. BSC dapat membantu proses penyusunan anggaran. Pada saat penyusunan anggaran tahunan, organisasi dapat menggunakan BSC sebagai tolok ukur. Berdasarkan BSC kita dapat mengetahui kegiatan apa saja yang harus dilakukan oleh organisasi guna mencapai target- targetnya, yang meliputi aktifitas sehari-hari sampai dengan proyek- proyek khusus. Kemudian bagi kegiatan-kegiatan itu dapat dihitung keperluan dananya dan dimasukkan ke dalam anggaran.

2.5.3 Peran BSC pada Setiap Tahap Sistem Manajemen Strategik

Menurut Mulyadi 2007, Sistem manajemen strategik terdiri dari enam tahap utama, yaitu: perumusan strategi, perencanaan strategik, penyusunan program, penyusunan angaran, pengimplementasian dan pemantauan. Berikut ini diuraikan lebih lanjut hubungan antara BSC dengan perumusan strategi dan hubungan BSC dengan penyusunan program, penyusunan anggaran, pengimplementasian serta pemantauan: a. Peran Balanced Scorecard pada tahap perumusan strategi. Pada tahap perumusan strategi dilakukan pengamatan terhadap trend perubahan lingkungan makro dan lingkungan industri. Hasil pengamatan trend ini digabungkan dengan hasil analisis internal analisis Strenghts, Weaknesses, Opportunities, dan Threaths atau SWOT analisis digunakan sebagai dasar untuk merumuskan misi, visi, kenyakinan dasar dan nilai dasar perusahaan. Balanced Scorecard memperluas perspektif yang dicakup dalam SWOT analysis. Pada analisis lingkungan makro dan lingkungan industri, trends perubahan kedua lingkungan tersebut ditafsirkan dampaknya terhadap perusahaan melalui empat perspektif yaitu keuangan, pelanggan, proses bisnis internal serta pembelajaran dan pertumbuhan. b. Peran Balanced Scorecard pada tahap perencanaan strategik. Pada tahap perencanaan strategik dengan kerangka BSC, misi, visi, tujuan, kenyakinan dasar, nilai dasar dan strategi kemudian diterjemahkan ke dalam sasaran strategik di empat perspektif. Pada tahap perencanaan strategik ini, untuk setiap sasaran strategik kemudian ditetapkan berbagai inisiatif strategik untuk mewujudkan sasaran tersebut. Balanced Scorecard berperan menjadikan komprehensif, koheren, terukur dan berimbang sasaran-sasaran strategik yang ditetapkan pada tahap perencanaan strategik. Kekomprehensifan, kekoherenan dan keseimbangan sasaran strategik ini menjanjikan pelipatgandaan kinerja keuangan berkesinambungan Sustainable Outstanding Financial Performance. Keterukuran sasaran strategik menjanjikan ketercapaian sasaran tersebut. c. Peran Balanced Scorecard pada tahap penyusunan program dan penyusunan anggaran. Penggunaan kerangka Balanced Scorecard untuk menjadikan komprehensif sasaran strategik yang dirumuskan pada tahap perencanaan strategik memotivasi karyawan untuk mencari berbagai inisiatif strategik dalam mewujudkan sasaran-sasaran strategik yang komprehensif tersebut. Oleh karena itu, inisiatif strategik yang dihasilkan juga mencakup empat perspektif yang komprehensif keuangan, pelanggan, proses bisnis internal serta pembelajaran dan pertumbuhan. d. Peran Balanced Scoreacard pada tahap pengimplementasian dan pemantauan. Pada tahap pengimplementasian, rencana kegiatan yang tercantum dalam dokumen anggaran dilaksanakan. Pada tahap pengimplementasian, BSC digunakan untuk mengukur kinerja karyawan di keempat perspektif pelanggan, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan. Pada tahap pemantauan, hasil pengukuran kinerja karyawan di keempat perspektif BSC tersebut dibandingkan dengan target yang ditetapkan dalam anggaran dan target yang ditetapkan dalam perencanaan strategi. Hasil pembandingan antara hasil kinerja dengan target anggaran digunakan untuk mengevaluasi kinerja jangka pendek karyawan, sedangkan hasil pembandingan antara hasil pengukuran kinerja dengan target yang ditetapkan dalam perencanaan strategik digunakan untuk mengevaluasi kinerja jangka panjang karyawan.

2.6. Penelitian Terdahulu

Choeriah 2008, melakukan penelitian tentang Balance Scorecard sebagai Instrumen untuk Mengukur Kinerja PT Bank Negara Indonesia Tbk PT BNI Tbk Cabang Bogor. Pada penelitian ini dilakukan wawancara dengan pihak internal perusahaan untuk meninjau visi, misi, tujuan dan strategi serta mengetahui kondisi perkembangan perusahaan. Setelah itu, dilakukan perancangan sistem pengukuran kinerja perusahaan dengan