26
Kecamatan Sebatik meliputi 4 desa yaitu Tanjung karang, Tanjung aru, Sungai nyamuk dan Pancang. Kecamatan Sebatik Barat meliputi 4 desa yaitu
Setabu, Binalawan, Liang bunyu dan Aji kuning. Luas wilayah pada masing - masing Kecamatan tersebut selengkapnya tertera pada Tabel 2.
Tabel 2. Luas wilayah pada masing-masing kecamatan di Pulau Sebatik No
Kecamatan Desa Luas wilayah
ha Jumlah
penduduk jiwa
Kepadatan penduduk
jiwa km
-2
1. Sebatik
10.442 194,24
a. Tanjung karang 39,00
3.286 b. Tanjung aru
32,00 4.500
c. Sungai nyamuk 26,00
7.004 d. Pancang
38,64 5.490
Jumlah 1 104,42
20.283 2.
Sebatik Barat 14.219
2,28 a. Setabu
217,42 2.266
b. Binalawan 37,04
4.881 c. Liang bunyu
1.445,00 1.550
d. Aji kuning 3.134,40
2.371 Jumlah 2
4.833,86 11.082
Jumlah 1+2 24.661
31.368
Sumber: BPS nunukan 2008
3.2. Topografi dan Fisiografi
Wilayah Pulau Sebatik mempunyai ketinggian 0 - 500 m dpl, dengan perincian 10 persen wilayah ketinggiannya 0 - 50 m dpl, 75 persen ketinggiannya
50 - 150 m dpl, dan 15 persen wilayah ketinggiannya 150 - 500 m dpl. Ketinggian maksimum terdapat di pegunungan tengah Pulau Sebatik yaitu 500 m
dpl Bappeda Nunukan, 2003; BPTP Kaltim, 2007. Pulau Sebatik mempunyai dataran pantai dengan lereng 2 persen,
wilayah daratan kemiringan lereng 2 - 25 persen, dan daerah perbukitan serta pegunungan tengah dengan kemiringan lereng 25 - 40 persen. Bentuk lahan atau
topografi kawasan ini bervariasi, yaitu berupa cekungan daerah pasang surut, rawa-rawa, endapan pantai, laut, teras laut, dataran, perbukitan, daerah
bergelombang dan bergunung.
27
3.3. Geologi atau Jenis Batuan
Jenis batuan dapat digunakan untuk mengetahui karakteristik dan daya dukung batuan, patahan dan sesar, resapan air, ketersediaan air, serta kandungan
mineralnya. Jenis batuan disarikan dari peta RePPProt 1987 dibedakan dalam lima formasi atau jenis batuan Bappeda Nunukan, 2003:
1. Aluvial Qa dengan litologi sedimen, berupa endapan alluvial dan rawa
berumur resent quatenary terdiri dari lempung, lempung pasiran dan pasir lempung berwarna coklat kemerahan, plastisitas tinggi, lunak. Lempung
pasiran berwarna coklat muda, plastisitas rendah dan tingkat kekerasan lunak hingga stiff. Batu pasir berwarna putih keabu-abuan, berbutir halus-sedang
seragam, bentuk butir menyudut tanggung-keras. Komposisi satuan batu lempung lumpur, pasir, kerakal, bahan tumbuhan dengan perbandingan yang
tidak selaras, di atasnya batuan dasar yang terlapuk. Pengisian rawa dari bahan tumbuhan dan holosen pasir fluvial berumur pliosen dari batuan granitik. Jenis
batuan tersebut terdapat di pantai timur dan barat Pulau Sebatik. 2.
Formasi Sajau TQps berupa endapan litoral lumpur, pasir, kerakal, gampingan, dan bahan tumbuhan. Komposisi hubungan setara dengan
pengisian rawa holosen. Terletak pada punggungan pantai atau terras pantai, berumur mulai trias hingga kwarter Quatenary. Terletak di belakang jenis
batuan alluvial di Pulau Sebatik. 3.
Batuan terobosan retas dan sumbat diorit Qpi, kuarsa setempat, menerobos formasi sajau TQps dan formasi tabul Tmt. Formasi batu berpasir
sebanding dengan terobosan yang ada di Serawak. Sumbat dan rentas yang terdapat di Pulau Sebatik hanya satu tempat di bagian pantai barat, berumur
kwarter Quatenary. 4.
Formasi tabul Tmt serpih batu lanau, karbonan dan gampingan berwarna kelabu muda berbutir halus hingga kasar. Formasi tidak selaras berumur
miosen Miocene Undifferentiated terletak di perbukitan rendah di belakang formasi Sajau.
5. Formasi meliat Tmm terletak di Nunukan daratan pada perbukitan kasar
tertoreh yang berbatasan dengan Malaysia. Batuan lumpur kerakal berumur Oligocene
, gabro berlapis dan pejal, kemiringan curam komposisi tidak
28
selaras. Sentuhan tektonik mengakibatkan sesarpatahan memanjang di tengah Pulau Sebatik dengan arah barat laut-tenggara. Sesarpatahan memotong mulai
dari Formasi Meliat Tmm dan Formasi Tabul dari tengah Pulau Sebatik Malaysia hingga pantai tenggara Pulau Sebatik Indonesia.
3.4. Geomorfologi dan Sistem Lahan