Elemen Kendala Analisis Kendala, Perubahan yang Dinginkan dan Kelembagaan Pendukung

75

5.5.1. Elemen Kendala

Elemen kendala peningkatan produktivitas lahan berkelanjutan untuk perkebunan kakao rakyat di kawasan perbatasan Pulau Sebatik diperoleh 9 sub elemen kendala yaitu 1 terbatasnya infrastruktur, 2 rendahnya kualitas SDM, 3 produktivitas lahan rendah, 4 produktivitas hasil pertanian rendah, 5 mutu hasil pertanian rendah, 6 terbatasnya sarana usahatani, 7 perhatian pemerintah rendah, 8 penyuluhan kurang, 9 lemahnya kerjasama antar sektor. Elemen kendala pada masing-masing kelas kesesuaian lahan adalah sebagai berikut: Kelas kesesuaian lahan cukup sesuai S2 Berdasarkan hasil analisis ISM pada sub elemen kendala diperoleh 5 level kendala seperti disajikan pada Gambar 11. Pada Gambar tersebut terlihat bahwa penanganan kendala yang dihadapi dalam rangka peningkatan produktivitas lahan berkelanjutan di kawasan perbatasan Pulau Sebatik dapat dilakukan melalui 5 tahap atau level. Gambar 11. Struktur hirarki antar sub elemen kendala peningkatan produktivitas lahan berkelanjutan perkebunan kakao rakyat pada kelas kesesuaian lahan cukup sesuai S2 k-3 k-4 k-5 k-8 k-9 k-7 Level 1 Level 3 Level 4 Level 5 Level 2 k-1 k-6 k-2 76 Pada level pertama kendala yang dihadapi adalah perhatian pemerintah yang kurang k-7, sehingga pemerintah perlu meningkatkan dukungan dan kebijakannya untuk pengembangan pertanian di kawasan perbatasan. Kawasan perbatasan selama ini masih dianggap sebagai kawasan terbelakang, dan kawasan tertinggal. Diharapkan pada masa yang akan datang kawasan tersebut sebagai pintu gerbang negara, sehingga pengelolaan perkebunan kakao rakyat dapat dilakukan seoptimal mungkin untuk kesejahteraan masyarakat setempat. Pada level selanjutnya tahap 2 adalah kendala mengenai penyuluhan yang kurang k-8 dan masih lemahnya kerjasama antar sektor k-9 di wilayah perbatasan. Pada level 3 adalah kendala terbatasnya infrastruktur k-1 dan terbatasnya sarana usahatani k-6. Kemudian pada tahap 4 adalah kendala masih rendahnya kualitas SDM, dan pada tahap terakhir tahap 5 adalah produktivitas lahan rendah k-3, produktivitas hasil pertanian rendah k-4 dan mutu hasil pertanian rendah k-5. Berdasarkan Gambar 12 dapat diketahui bahwa terbatasnya sarana usahatani k-6 dan lemahnya kerjasama antar sektor k-9 terletak pada sektor IV independent yang merupakan elemen kunci yang sangat berpengaruh dalam peningkatan produktivitas lahan berkelanjutan di wilayah perbatasan Pulau Sebatik. Sub elemen tersebut merupakan kekuatan penggerak driver power yang sangat besar dengan tingkat ketergantungan dependence yang rendah terhadap sub-elemen kendala lainnya. Apabila kedua sub elemen ini tidak ditangani dengan baik akan menjadi faktor penghambat utama terhadap pelaksanaan program peningkatan produktivitas lahan dan perkembangan kawasan. Kondisi eksisting di lapangan menunjukkan bahwa sarana usahatani tidak tersebar merata di beberapa kawasan pengembangan kakao. Sub elemen lain yang merupakan kendala yang terletak pada sektor III linkage adalah terbatasnya infrastruktur k-1, produktivitas pertanian rendah k- 4, perhatian pemerintah rendah k-7, dan penyuluhan kurang k-8. Kendala- kendala pada sektor ini merupakan sub elemen yang mempunyai kekuatan penggerak driver power yang besar terhadap keberhasilan program dan memiliki ketergantungan dependence yang besar pula terhadap sub elemen yang lain. 77 Gambar 12. Diagram klasifikasi sub elemen kendala peningkatan produktivitas lahan berkelanjutan perkebunan kakao rakyat pada kelas kesesuaian lahan cukup sesuai S2 Pada sub elemen masih rendahnya kualitas SDM k-2, produktivitas lahan rendah k-3, dan mutu hasil pertanian rendah k-5 berada pada sektor II dependent merupakan sub elemen akibat dari kendala sub elemen yang lain. Apabila kendala lain dapat diatasi, maka kendala pada sektor ini menjadi sangat penting terhadap pencapaian tujuan program. Kelas kesesuaian lahan sesuai marginal S3 Berdasarkan hasil analisis ISM pada sub elemen kendala diperoleh 5 level kendala seperti disajikan pada Gambar 13. Pada Gambar tersebut terlihat bahwa penanganan kendala yang dihadapi dalam rangka peningkatan produktivitas lahan berkelanjutan di kawasan perbatasan dapat dilakukan melalui 5 tahap atau level. Pada level pertama kendala yang dihadapi adalah terbatasnya infrastruktur k-1. Pembangunan infrastruktur sangat dibutuhkan untuk memudahkan akses petani untuk pemeliharaan dan mengangkut hasil panen kakao. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Dependence D ri v e r P o w e r k-4 k-5 k-3 k-6 k-1 Autonomous Independent Dependent Linkage k-7 k-9 k-8 k-2 78 Gambar 13. Struktur hirarki antar sub elemen kendala peningkatan produktivitas lahan berkelanjutan perkebunan kakao rakyat pada kelas kesesuaian lahan sesuai marginal S3 Pada level selanjutnya tahap 2 adalah kendala produktivitas hasil pertanian rendah k-4 dan terbatasnya sarana usahatani k-6. Pada level 3 adalah perhatian pemerintah kurang k-7, dan penyuluhan yang kurang k-8. Kemudian pada tahap 4 adalah kendala masih rendahnya kualitas SDM k-2, dan pada level terakhir tahap 5 adalah produktivitas lahan rendah k-3, mutu hasil pertanian rendah k-5 dan masih lemahnya kerjasama antar sektor k-9 di kawasan perbatasan. Berdasarkan Gambar 14 dapat diketahui bahwa infrastruktur k-1 dan produktivitas lahan rendah k-3 terletak pada sektor IV independent yang merupakan elemen kunci yang sangat berpengaruh terhadap peningkatan produktivitas lahan berkelanjutan di Pulau Sebatik. Sub elemen tersebut merupakan kekuatan penggerak driver power yang sangat besar dengan tingkat ketergantungan dependence yang rendah terhadap sub-elemen kendala lainnya. Apabila kedua sub elemen ini tidak ditangani dengan baik, maka akan menjadi k-3 k-5 k-9 k-4 k-6 k-1 Level 1 Level 3 Level 4 Level 5 Level 2 k-7 k-8 k-2 79 faktor penghambat utama terhadap pelaksanaan program peningkatan produktivitas lahan dan perkembangan kawasan. Kondisi eksisting di lapangan menunjukkan bahwa infrastruktur pada kelas kesesuaian lahan sesuai marginal S3 relatif terbatas dan produktivitas lahan relatif rendah. Gambar 14. Diagram klasifikasi sub elemen kendala peningkatan produktivitas lahan berkelanjutan perkebunan kakao rakyat pada kelas kesesuaian lahan sesuai marginal S3 Sub elemen lain yang merupakan kendala yang terletak pada sektor III linkage adalah terbatasnya sarana usahatani k-6, perhatian pemerintah rendah k-7, dan penyuluhan kurang k-8, dan lemahnya kerjasama antar sektor k-9. Kendala-kendala pada sektor ini merupakan sub elemen yang mempunyai kekuatan penggerak driver power besar terhadap keberhasilan program dan memiliki ketergantungan dependence yang besar pula terhadap sub elemen lain. Pada sub elemen masih rendahnya kualitas SDM k-2, produktivitas hasil pertanian rendah k-4, dan mutu hasil pertanian rendah k-5 berada pada sektor II dependent merupakan sub elemen akibat dari kendala sub elemen yang lain. Apabila kendala lain dapat diatasi, maka kendala pada sektor ini menjadi sangat penting terhadap pencapaian tujuan program. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 3 4 5 6 7 8 9 De pe nde nce D ri v e r P o w e r k-4 k-5 k-3 k-6 k-1 Autonom ous Independent Dependent Linkage k-7 k-9 k-8 k-2 80

5.5.2. Elemen Perubahan yang Diinginkan