Skenario Peningkatan Produktivitas Lahan Berkelanjutan Perkebunan Kakao Rakyat

115

5.10. Skenario Peningkatan Produktivitas Lahan Berkelanjutan Perkebunan Kakao Rakyat

Peningkatan produktivitas lahan perkebunan kakao rakyat dilakukan dengan pendekatan analisis kesenjangan, analisis keberlanjutan kondisi eksisting dan analisis kebutuhan stakeholders. Untuk mengetahui indeks dan status keberlanjutan digunakan metode Multi Dimensional Scalling MDS yang disebut dengan RAP-COCOA SEBATIK. Indikator yang dianalisis mencakup 6 dimensi keberlanjutan yaitu ekologi, ekonomi, sosial budaya, infrastruktur dan teknologi, hukum dan kelembagaan, serta pertahanan dan keamanan Hankam. Masing- masing dimensi tersebut mempunyai faktor-faktor kunci yang mempengaruhi indeks dan status keberlanjutan. Analisis dengan RAP-COCOA SEBATIK diperoleh indeks dan status keberlanjutan pada masing-masing dimensi serta faktor-faktor pengungkit atau atribut kunci. Hasil analisis tersebut kemudian dilanjutkan dengan analisis prospektif untuk menentukan faktor kunci atau dominan. Faktor-faktor tersebut akan memberikan pengaruh yang besar terhadap sistem yang akan dibangun dalam upaya untuk peningkatan produktivitas lahan berkelanjutan perkebunan kakao rakyat di kawasan perbataan. Analisis kebutuhan stakeholders dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor berdasarkan preferensi kebutuhan pada masa yang akan datang. Faktor-faktor atau atribut-atribut kebutuhan stakeholders tersebut kemudian dianalisis dengan analisis prospektif untuk memperoleh faktor-faktor kunci atau dominan terhadap pencapaian tujuan sistem peningkatan produktivitas lahan. Hasil analisis keberlanjutan diintegrasikan digabungkan dengan analisis kebutuhan stakeholders need analysis menggunakan analisis prospektif, dan hasilnya digunakan untuk menyusun model peningkatan produktivitas lahan. Hasil integrasi tersebut diperoleh faktor-faktor kunci atau dominan yang akan digunakan sebagai dasar penyusunan skenario peningkatan produktivitas lahan berkelanjutan. Skenario tersebut merupakan gambaran kondisi masa depan dari setiap dimensi dan setiap faktor kunci keberlanjutan. Skenario yang ditetapkan kemudian disimulasikan untuk menilai indeks dan status keberlanjutan pada masa 116 yang akan datang dengan menggunakan analisis MDS RAP-COCOA SEBATIK. Perubahan kondisi state masing-masing faktor di masa yang akan datang memiliki sejumlah kemungkinan yang berbeda Tabel 31. Berdasarkan Tabel 31 disusun skenario yang akan terjadi pada masa yang akan datang dan diperoleh tiga skenario yaitu skenario I, skenario II, dan skenario III. Skenario-skenario tersebut memuat beberapa perbaikan terhadap atribut- atribut untuk meningkatkan status keberlanjutan dari masing-masing dimensi. Tabel 31. Uraian masing-masing skenario peningkatan produktivitas lahan berkelanjutan perkebunan kakao rakyat di kawasan perbatasan Pulau Sebatik Skenario Uraian keterangan I Tetap seperti kondisi eksisting dan dilakukan sedikit perbaikan, yaitu melalui peningkatan skoring pada beberapa atribut sensitif pada dimensi tidak berkelanjutan II Melakukan perbaikan dengan cara meningkatkan skoring beberapa atribut-atribut sensitif pada semua dimensi tetapi tidak maksimal III Melakukan perbaikan dengan cara meningkatkan skoring atribut- atribut sensitif yang terletak ada skala berikutnya setelah skenario II Perubahan kondisi pada masa yang akan datang terhadap faktor kunci peningkatan produktivitas lahan perkebunan kakao rakyat selengkapnya tertera pada Tabel 32 dan 33. 117 Tabel 32. Perubahan kondisi faktor-faktor dominan peningkatan produktivitas lahan berkelanjutan perkebunan kakao rakyat Keadaan pada masa yang akan datang No Faktor dominan A B C D A B C 1. Sarana dan prasarana pertahanan dan keamanan sedikit dan tidak memadai cukup dan belum memadai cukup dan memadai A B C 2. Sikronisasi kebijakan pusat dan daerah tidak sinkron kurang sinkron sinkron A B C 3. Penguasaan teknologi usahatani budidaya dan pascapanen rendah sedang tinggi A B C 4. Kios sarana produksi pertanian tidak ada ada dan tidak berjalan ada dan berjalan A B C 5. Lembaga keuangan mikro LKM tidak ada ada dan tidak berjalan ada dan berjalan A B C 6. Tindakan pemupukan tidak ada jarang ada tetapi tidak optimal ada dan sesuai rekomendasi A B C D 7. Rata-rata umur tanaman 15 th, tdk ada peremajaan 15 th, dan 25 peremajaan 15 th, dan 50 peremajaan 15 th, peremajaan dan diganti tanaman baru A B C D 8. Serangan hama dan penyakit berat rendah sedang tidak ada serangan A B C D 9. Daya saing kakao dari Pulau Sebatik sangat rendah rendah sedang tinggi A B C 10. Industri pengolahan tidak tersedia teknologi sederhana teknologi tinggi Keterangan: A, B, C, D = skoring atribut Tabel 33. Skenario strategi peningkatan produktivitas lahan berkelanjutan Susunan faktor atribut Skenario Kondisi eksisting I II III 1A, 2A, 3A, 4A, 5A, 6A, 7A, 8A, 9A, 10A. 1B, 2B, 3A, 4A, 5A, 6A, 7A, 8A, 9A, 10B. 1C, 2C, 3B, 4B, 5B, 6B, 7B, 8B, 9B, 10C. 1D, 2D, 3C, 4C, 5C, 6C, 7C, 8C, 9B, 10C. 118 Skenario disusun berdasarkan pada pertimbangan kondisi wilayah, potensi, kendala, dan kebijakan pemerintah untuk pengembangan pertanian khususnya perkebunan kakao rakyat di kawasan perbatasan. Alur dan bagan skenario peningkatan produktivitas lahan berkelanjutan perkebunan kakao rakyat di Pulau Sebatik selengkapnya tertera pada Gambar 33. Gambar 33. Skenario peningkaan produktivitas lahan berkelanjutan perkebunan kakao rakyat di kawasan perbatasan Pulau Sebatik Skenario I Tetap seperti saat ini, dan hanya sedikit perbaikan pada faktor dominan dimensi tidak berkelanjutan Skenario II Perubahan terhadap faktor dominan pada semua dimensi keberlanjutan dan belum maksimal Indeks keberlanjutan ekologi, ekonomi, infrastruktur dan teknologi, hukum dan kelembagaan, pertahanan dan keamanan Indeks keberlanjutan ekologi, ekonomi, sosbud, infrastruktur dan teknologi, hukum dan kelembagaan, pertahanan dan keamanan Keadaan saat ini existing MDS Faktor dominan: 1. Sarana dan prasarana pertahanan dan keamanan 2. Sinkronisasi kebijakan Pemerintah Pusat dan Daerah 3. Teknologi usahatani 4. Sarana produksi pertanian 5. Lembaga Keuangan Mikro LKM 6. Pemupukan 7. Umur tanaman 8. Serangan hama penyakit 9. Daya saing kakao 10. Industri pengolahan Prospektif Skenario III Perubahan menyeluruh terhadap faktor dominan pada semua dimensi keberlanjutan Indeks keberlanjutan ekologi, ekonomi, sosbud, infrastruktur dan teknologi, hukum dan kelembagaan, pertahanan dan keamanan MDS 119 Skenario I. Tetap seperti kondisi eksisting dan melakukan perbaikan terbatas dengan cara meningkatkan skoring beberapa atribut-atribut sensitif atau kunci pada dimensi yang tidak berkelanjutan Pada skenario I, upaya yang dilakukan adalah dengan meningkatkan skoring terhadap beberapa atribut terutama pada dimensi yang tidak berkelanjutan, yaitu pada dimensi ekologi, ekonomi, infrastruktur dan teknologi, hukum dan kelembagaan, serta pertahanan dan keamanan. Perubahan skoring atribut-atribut pada skenario I selengkapnya tertera pada Tabel 34. Tabel 34. Perubahan skoring atribut pada skenario I Skoring Saat ini existing Skenario I No Faktor Kunci S2 S3 S2 S3

A. Dimensi ekologi

1. Rata-rata umur tanaman 1 1 2. Tingkat serangan hama dan penyakit 1 1 2 2 3. Pemanfaatan limbah untuk pupuk 1 1 1 1 4. Konservasi lahan 1 2 1

B. Dimensi ekonomi

5. Daya saing kakao dari Pulau Sebatik 1 1 6. Tempat menjual pemasaran kakao 3 2 3 3 7. Tingkat ketergantungan terhadap pasar kakao Malaysia 8. Akses pasar 3 2 3 2

C. Dimensi sosial budaya

9. Tingkat pendidikan masyarakat atau petani 10. Status lahan usahatani kakao 1 1 1 1 11. Rata-rata umur petani 1 1 1 1

D. Dimensi infrastruktur dan teknologi

12. Tindakan pemupukan 1 1 13. Tingkat penguasaan dan penerapan teknologi budidaya dan pascapanen 1 1 14. Dukungan sarana dan prasarana transportasi 15. Standardisasi mutu produk pertanian 1 1 1 1

E. Dimensi hukum dan kelembagaan

16. Sarana produksi pertanian 1 1 17. Sinkronisasi antara kebijakan pusat dan daerah 1 1 18. Keberadaan kelompok tani 1 1 1 1 19. Keberadaan lembaga keuangan mikro LKM 1 1 1 1

F. Dimensi pertahanan dan keamanan

20. Sarana dan prasarana pertahanan keamanan 1 1 21. Sarana dan prasarana lintas batas 22. Pos pengamanan kawasan perbataasan PAMTAS 1 1 1 1 120 Perubahan nilai skoring pada beberapa atribut sensitif atau kunci di setiap dimensi selanjutnya dianalisis dengan menggunakan RAP-COCOA SEBATIK untuk mengetahui peningkatan indeks keberlanjutan berdasarkan skenario I Tabel 35. Atribut-atribut yang dinaikkan skoringnya adalah: rata-rata umur tanaman, tingkat serangan hama dan penyakit, konservasi lahan, daya saing kakao dari Pulau Sebatik, tindakan pemupukan, sarana produksi pertanian, sinkronisasi antara kebijakan pusat dan daerah, serta sarana dan prasarana pertahanan dan keamanan. Tabel 35. Perubahan nilai indeks keberlanjutan peningkatan produktivitas lahan berkelanjutan perkebunan kakao rakyat di kawasan perbatasan Pulau Sebatik skenario I Nilai indeks Eksisting Skenario I Perbedaan No Dimensi keberlanjutan S2 S3 S2 S3 S2 S3 1. Ekologi 40,75 36,78 46,11 40,73 5,36 3,95 2. Ekonomi 48,58 44,87 52,28 47,60 4,03 2,73 3. Sosial budaya 75,20 75,20 75,20 75,20 - - 4. Infrastruktur dan teknologi 40,49 32,96 45,53 37,11 5,04 4,15 5. Hukum dan kelembagaan 36,39 36,39 46,96 46,96 10,57 10,57 6. Pertahanan dan keamanan 36,39 36,39 42,82 42,82 6,43 6,43 7. Gabungan 45,81 42,83 51,38 47,32 5,57 4,49 Pada Tabel 35 dapat diketahui bahwa nilai keberlanjutan dari masing- masing dimensi meningkat, namun yang di atas 50 persen hanya pada dimensi ekonomi dan sosial budaya, sedangkan dimensi yang lain masih di bawah 50 persen. Hasil tersebut diperoleh karena pada skenario I hanya dilakukan perbaikan seadanya terhadap beberapa atribut di dimensi yang tidak berkelanjutan. Secara rinci bagan peningkatan indeks keberlanjutan berdasarkan skenario I tertera pada Gambar 34 dan 35. 121 Gambar 34. Bagan peningkatan indeks keberlanjutan berdasarkan skenario I pada kelas kesesuaian lahan cukup sesuai S2 Daya saing kakao dari P. Sebatik Tingkat serangan hama dan penyakit Penggunaan benih atau bibit unggul 75,20 Sarana dan prasarana pertahanan dan keamanan Sarana produksi pertanian Sinkronisasi antara kebijakan pusat dan daerah Formulasi Rekomendasi skenario I Skenario I 46,96 42,82 52,28 46,11 Tindakan pemupukan 45,53 Ekologi 40,75 Ekonomi 48,58 Sosial budaya 75,20 Infrastruktur teknologi 40,49 Pertahanan dan keamanan 36,39 Hukum kelembagaan 36,39 Indeks keberlanjutan eksisting 45,81 Faktor dominan Indeks keberlanjutan skenario I Indeks keberlanjutan gabungan 51,38 122 Gambar 35. Bagan peningkatan indeks keberlanjutan berdasarkan skenario I pada kelas kesesuaian lahan sesuai marginal S3 Daya saing kakao dari P. Sebatik Tingkat serangan hama dan penyakit Penggunaan benih atau bibit unggul 75,20 Sarana dan prasarana pertahanan dan keamanan Sarana produksi pertanian Sinkronisasi antara kebijakan pusat dan daerah Formulasi Rekomendasi skenario I Skenario I 46,96 46,82 47,60 40,73 Tindakan pemupukan 37,11 Ekologi 36,78 Ekonomi 48,58 Sosial budaya 75,20 Infrastruktur dan teknologi 32,96 Pertahanan dan keamanan 36,39 Hukum dan kelembagaan 36,39 Indeks keberlanjutan eksisting 42,83 Faktor dominan Indeks keberlanjutan skenario I Indeks keberlanjutan gabungan 47,32 Skenario II. Melakukan perbaikan dengan cara meningkatkan skoring beberapa atribut- atribut sensitif pada semua dimensi tetapi belum maksimal Peningkatan skoring dilakukan terhadap atribut-atribut sensitif atau kunci di setiap dimensi, namun belum dilakukan secara maksimal. Perubahan nilai atau skor pada masing- masing atribut tersebut tertera pada Tabel 36. Tabel 36. Perubahan skoring atribut pada skenario II Skoring Saat ini existing Skenario II No Faktor Kunci S2 S3 S2 S3

A. Dimensi ekologi

1. Rata-rata umur tanaman 2 1 2. Tingkat serangan hama dan penyakit 1 1 2 2 3. Pemanfaatan limbah untuk pupuk 1 1 2 2 4. Konservasi lahan 1 3 3

B. Dimensi ekonomi

5. Daya saing kakao dari Pulau Sebatik 2 2 6. Tempat menjual pemasaran kakao 3 2 3 3 7. Tingkat ketergantungan terhadap pasar kakao Malaysia 2 2 8. Akses pasar 3 2 3 3

C. Dimensi sosial budaya

9. Tingkat pendidikan masyarakat atau petani kakao 10. Status lahan usahatani kakao 1 1 2 2 11. Rata-rata umur petani 1 1 1 1

D. Dimensi infrastruktur dan teknologi

12. Tindakan pemupukan 2 2 13. Tingkat penguasaan dan penerapan teknologi budidaya dan pascapanen 1 1 1 14. Dukungan sarana dan prasarana tranportasi 1 1 15. Standardisasi mutu produk pertanian 1 1 1 1

E. Dimensi hukum dan kelembagaan

16. Sarana produksi pertanian 2 2 17. Sinkronisasi antara kebijakan pusat dan daerah 1 1 18. Keberadaan kelompok tani 1 1 1 1 19. Keberadaan lembaga keuangan mikro LKM 1 1 2 2

F. Dimensi pertahanan dan keamanan

20. Sarana dan prasarana pertahanan dan keamanan 2 2 21. Sarana dan prasarana lintas batas 1 1 22. Pos pengamanan kawasan perbataasan PAMTAS 1 1 2 2 Perubahan nilai skoring pada beberapa atribut sensitif atau kunci di setiap dimensi selanjutnya dianalisis dengan menggunakan RAP-COCOA SEBATIK untuk mengetahui peningkatan indeks keberlanjutan berdasarkan skenario II Tabel 37. Atribut yang dinaikkan nilainya yaitu rata-rata umur tanaman, tingkat serangan hama dan penyakit, produktivitas hasil kakao, penggunaan benih atau bibit unggul, daya saing kakao dari Pulau Sebatik, tingkat ketergantungan terhadap pasar kakao Malaysia, status lahan usahatani kakao, tindakan pemupukan, dukungan sarana dan prasarana jalan, sarana produksi pertanian, sinkronisasi antara kebijakan pemerintah pusat dan daerah, keberadaan lembaga keuangan mikro LKM, sarana dan prasarana pertahanan dan keamanan, serta pos pengamanan kawasan perbataasan PAMTAS Tabel 37. Perubahan nilai indeks keberlanjutan peningkatan produktivitas lahan berkelanjutan perkebunan kakao rakyat di kawasan perbatasan Pulau Sebatik skenario II Nilai indeks Eksisting Skenario II Perbedaan No Dimensi keberlanjutan S2 S3 S2 S3 S2 S3 1. Ekologi 40,75 36,78 51,04 45,78 10,29 9,00 2. Ekonomi 48,58 44,87 60,18 54,62 11,60 9,75 3. Sosial budaya 75,20 75,20 81,71 81,71 6,51 6,51 4. Infrastruktur dan teknologi 40,49 32,96 50,10 43,90 9,61 10,94 5. Hukum dan kelembagaan 36,39 36,39 72,06 72,06 35,67 35,67 6. Pertahanan dan keamanan 36,39 36,39 79,31 79,31 42,92 42,92 7. Gabungan 45,81 42,83 62,38 58,44 16,57 15,61 Pada Tabel 37 dapat diketahui bahwa nilai keberlanjutan dari masing-masing dimensi meningkat, dan di atas 50 persen. Peningkatan atribut tertinggi adalah pada dimensi sosial budaya, karena kondisi eksisting dimensi tersebut sudah berkelanjutan pada nilai indeks 75,20 persen. Meskipun perbedaan nilai indeks keberlanjutan skenario II pada dimensi ini paling kecil yaitu 6,51 persen. Secara rinci bagan peningkatan indeks keberlanjutan berdasarkan skenario II tertera pada Gambar 36 dan 37. 125 Gambar 36. Bagan peningkatan indeks keberlanjutan berdasarkan skenario II pada kelas kesesuaian lahan cukup sesuai S2 Daya saing kakao dari P. Sebatik Ketergantungan pasar Malaysia Umur tanaman Serangan hama penyakit Produktivitas hasil Penggunaan benihbibit unggul Status lahan usahatani Sarana dan prasarana Hankam Sarana prasarana lintas batas Pos PAMTAS Sarana produksi pertanian Lembaga Keuangan Mikro Formulasi Rekomendasi skenario II Skenario II 72,06 79,31 60,18 51,04 Tindakan pemupukan Industri pengolahan 50,10 Ekologi 40,75 Ekonomi 48,58 Sosial budaya 75,20 Infrastruktur dan teknologi 40,49 Pertahanan dan keamanan 36,39 Hukum dan kelembagaan 36,39 Indeks keberlanjutan eksisting 45,81 Faktor dominan Indeks keberlanjutan skenario II Indeks keberlanjutan gabungan 62,38 81,71 126 Gambar 37. Bagan peningkatan indeks keberlanjutan berdasarkan skenario II pada kelas kesesuaian lahan sesuai marginal S3 Daya saing kakao dari P. Sebatik Ketergantungan pasar Malaysia Umur tanaman Serangan hama dan penyakit Produktivitas hasil Penggunaan benihbibit unggul Status lahan usahatani Sarana dan prasarana Hankam Sarana dan prasarana lintas batas Sarana produksi pertanian Lembaga Keuangan Mikro Formulasi Rekomendasi skenario II Skenario II 72,06 79,31 54,62 45,78 Tindakan pemupukan Industri pengolahan 43,90 Ekologi 36,78 Ekonomi 44,87 Sosial budaya 75,20 Infrastruktur dan teknologi 32,96 Pertahanan dan keamanan 36,39 Hukum dan kelembagaan 36,39 Indeks keberlanjutan eksisting 42,83 Faktor dominan Indeks keberlanjutan skenario II Indeks keberlanjutan gabungan 58,44 81,71 127 Skenario III. Melakukan perbaikan dengan cara peningkatan skoring atribut-atribut sensitif keenam dimensi yang terletak pada skala berikutnya setelah skenario II. Peningkatan skoring pada skala berikutnya dilakukan pada atribut-atribut sensitif atau kunci di setiap dimensi, dan dilakukan secara maksimal. Perubahan nilai atau skor pada masing-masing atribut tertera pada Tabel 38. Perubahan nilai skoring pada beberapa atribut sensitif atau kunci di setiap dimensi tersebut selanjutnya dianalisis menggunakan RAP-COCOA SEBATIK untuk mengetahui peningkatan indeks keberlanjutan berdasarkan skenario III Tabel 38. Tabel 38. Perubahan skoring atribut pada skenario III Skoring Saat ini existing Skenario II No Faktor Kunci S2 S3 S2 S3

A. Dimensi ekologi

1. Rata-rata umur tanaman 3 3 2. Tingkat serangan hama dan penyakit 1 1 3 3 3. Pemanfaatan limbah untuk pupuk 1 1 3 3 4. Konservasi lahan 1 3 3

B. Dimensi ekonomi

5. Daya saing kakao dari Pulau Sebatik 3 3 6. Tempat menjual pemasaran kakao 3 2 3 3 7. Tingkat ketergantungan terhadap pasar kakao Malaysia 3 3 8. Akses pasar 3 2 3 3

C. Dimensi Sosial Budaya

9. Tingkat pendidikan masyarakat atau petani kakao 10. Status lahan usahatani kakao 1 1 2 2 11. Rata-rata umur petani 1 1 1 1

D. Dimensi infrastruktur dan teknologi

12. Tindakan pemupukan 2 2 13. Tingkat penguasaan dan penerapan teknologi budidaya dan pascapanen 1 1 1 14. Dukungan sarana dan prasarana transportasi 1 1 15. Standardisasi mutu produk pertanian 1 1 1 1

E. Dimensi hukum dan kelembagaan

16. Sarana produksi pertanian 2 2 17. Sinkronisasi antara kebijakan pusat dan daerah 2 2 18. Keberadaan kelompok tani 1 1 2 2 19. Keberadaan lembaga keuangan mikro LKM 1 1 2 2

F. Dimensi pertahanan dan keamanan

20. Sarana dan prasarana pertahanan dan keamanan 2 2 21. Sarana dan prasarana lintas batas 2 2 22. Pos pengamanan kawasan perbataasan PAMTAS 1 1 2 2 128 Perubahan nilai skoring pada beberapa atribut sensitif atau kunci di setiap dimensi selanjutnya dianalisis dengan menggunakan RAP-COCOA SEBATIK untuk mengetahui peningkatan indeks keberlanjutan berdasarkan skenario III Tabel 39. Atribut yang dinaikkan nilainya adalah: rata-rata umur tanaman, tingkat serangan hama dan penyakit, produktivitas hasil kakao, penggunaan benih atau bibit unggul, daya saing kakao dari Pulau Sebatik, tingkat ketergantungan terhadap pasar kakao Malaysia, status lahan usahatani kakao, tindakan pemupukan, dukungan sarana dan prasarana jalan, sarana produksi pertanian, sinkronisasi antara kebijakan pemerintah pusat dan daerah, keberadaan lembaga keuangan mikro LKM, sarana dan prasarana pertahanan keamanan, serta pos pengamanan kawasan perbataasan PAMTAS Tabel 39. Perubahan nilai indeks keberlanjutan peningkatan produktivitas lahan berkelanjutan perkebunan kakao rakyat di kawasan perbatasan Pulau Sebatik skenario III Nilai indeks Eksisting Skenario III Perbedaan No Dimensi keberlanjutan S2 S3 S2 S3 S2 S3 1. Ekologi 40,75 36,78 58,43 53,20 17,68 16,42 2. Ekonomi 48,58 44,87 70,53 65,58 21,95 20,71 3. Sosial budaya 75,20 75,20 81,71 81,71 6,51 6,51 4. Infrastruktur dan teknologi 40,49 32,96 66,73 55,43 26,24 22,47 5. Hukum dan kelembagaan 36,39 36,39 72,06 72,06 35,67 35,67 6. Pertahanan dan keamanan 36,39 36,39 79,31 79,31 42,92 42,92 7. Gabungan 45,81 42,83 69,48 65,44 23,67 22,61 Pada Tabel 39 dapat diketahui bahwa nilai keberlanjutan dari masing-masing dimensi meningkat, dan di atas 50 persen. Secara rinci bagan peningkatan indeks keberlanjutan berdasarkan skenario III tertera pada Gambar 38 dan 39. 129 Gambar 38. Bagan peningkatan indeks keberlanjutan berdasarkan skenario III pada kelas kesesuaian lahan cukup sesuai S2 Daya saing kakao dari P. Sebatik Ketergantungan pasar Malaysia Umur tanaman Serangan hama dan penyakit Produktivitas hasil Penggunaan benihbibit unggul Status lahan usahatani kakao Sarana dan prasarana Hankam Sarana prasarana lintas batas Pos PAMTAS Sarana produksi pertanian Sinkronisasi kebij. pusat-daerah Keberadaan kelompok tani Keberadaan LKM Formulasi Rekomendasi skenario III Skenario III 72,06 79,31 70,53 58,43 Tindakan pemupukan Penguasaan teknologi usahatani Industri pengolahan Sarana dan prasarana jalan 66,73 Ekologi 40,75 Ekonomi 48,58 Sosial budaya 75,20 Infrastruktur dan teknologi 40,49 Pertahanan dan keamanan 36,39 Hukum dan kelembagaan 36,39 Indeks keberlanjutan eksisting 45,81 Faktor dominan Indeks keberlanjutan skenario III Indeks keberlanjutan gabungan 69,48 81,71 130 Gambar 39. Bagan peningkatan indeks keberlanjutan berdasarkan skenario III pada kelas kesesuaian lahan sesuai marginal S3 Daya saing kakao dari P. Sebatik Ketergantungan pasar Malaysia Umur tanaman Serangan hama dan penyakit Produktivitas hasil Penggunaan benihbibit unggul Status lahan usahatani kakao Sarana dan prasarana Hankam Sarana prasarana lintas batas Pos PAMTAS Sarana produksi pertanian Sinkronisasi kebij. pusat-daerah Keberadaan kelompok tani Keberadaan LKM Formulasi Rekomendasi skenario III Skenario III 72,06 79,31 65,58 53,20 Tindakan pemupukan Penguasaan teknologi usahatani Industri pengolahan Sarana dan prasarana jalan 55,43 Ekologi 36,78 Ekonomi 44,87 Sosial budaya 75,20 Infrastruktur dan teknologi 32,96 Pertahanan dan keamanan 36,39 Hukum dan kelembagaan 36,39 Indeks keberlanjutan eksisting 42,83 Faktor dominan Indeks keberlanjutan skenario III Indeks keberlanjutan gabungan 65,44 81,71 131

5.11. Skenario Rekomendasi Kebijakan