57
Kapasitas pemasaran produk pertanian dari STA Mekar Sari pada saat musim panen adalah sebagai berikut: a kakao per harinya 10 ton atau 300 ton
per bulan, di luar musim panen 2 - 3 ton per hari atau 75 ton per bulan; b pisang 5 - 8 ton per hari atau 180 ton per bulan, mangga 2 ton per hari atau 50 ton per
bulan, durian 3 - 5 ton per hari atau 100 ton per bulan, rambutan 2 - 4 ton per hari atau 90 ton per bulan, dan cempedak 1 - 2 ton per hari.
5.1.3. Kendala Umum Pengembangan Kakao Rakyat
Lahan di Pulau Sebatik umumnya sesuai untuk pengembangan tanaman kakao. Pada lahan dengan kemiringan 15 dominan diusahakan untuk
pengembangan kakao tanpa adanya teras, pembuatan guludan dan tanpa tanaman penutup tanah. Umumnya kakao yang ditanam di kawasan ini berasal dari
Malaysia jenis 23, 25 atau 28, biasanya dibeli dari perkebunan kakao di Malaysia. Jenis 23 berbuah sepanjang tahun, tetapi ukuran buahnya relatif kecil,
sedangkan jenis 25 buahnya relatif sedikit tetapi ukuran buahnya relatif lebih besar dan biasanya ditanam di lahan miring.
Pemeliharaan tanaman kakao hingga saat ini relatif kurang diperhatikan karena produktivitas hasil kakao cenderung menurun yang diakibatkan oleh
takaran penggunaan pupuk terbatas, harga pupuk mahal dan sulit diperoleh. Pupuk dari Malaysia relatif mudah diperoleh, namun harganya relatif lebih mahal. Jika
satu karung pupuk 20 kg di Indonesia bersubsidi harganya sekitar Rp 65.000 maka harga pupuk di Malaysia mencapai lebih dari Rp 400.000. Pengendalian
hama penyakit juga kurang diperhatikan, karena penyuluhan dan pelatihan pemberantasan hama dan penyakit jarang dilakukan oleh petugas. Petani kakao di
kawasan ini umumnya mengetahui cara budidaya kakao dari pengalaman mereka pada saat bekerja di Malaysia.
Setelah buah masak, biasanya buah kakao langsung dipecah, diperam 2 - 3 hari lalu dijemur. Bahkan kadang-kadang tidak diperam, dan langsung dijemur
untuk segera dapat dijual. Pemeraman atau fermentasi jarang dilakukan oleh petani karena tidak ada perbedaan harga yang signifikan antara kakao yang
difermentasi dengan yang tidak difermentasi.
58
Mayoritas petani kakao di Pulau Sebatik mengakui bahwa tanaman kakao mereka sudah tua 20 tahun, sehingga produktivitas hasilnya relatif rendah dan
mudah terserang oleh hama dan penyakit. Sebagian kecil petani telah melakukan peremajaan dengan cara sambung samping side grafting, dan produktivitas
hasilnya masih dapat dipertahankan atau relatif cukup tinggi. Biasanya dengan cara disambung, setelah umur 1,5 tahun tanaman tersebut mulai berbuah.
5.2. Sifat dan Kualitas Tanah