Kepuasan Pelanggan Analisis Ekuitas Merek Obat Flu Mixagrip (Studi Kasus Mahasiswa S1 Institut Pertanian Bogor)
29 dilakukan perusahaan untuk mencapai mutu terbaik atau memberikan
pelayanan yang unggul tidak akan bermakna sama sekali jika perusahaan tersebut tidak mampu atau bahkan tidak berusaha untuk memuaskan
pelanggannya. Selama mengkonsumsi suatu produk, pelanggan akan memperoleh
pengalaman mengenai kinerja suatu produk, dan ini akan menimbulkan perasaan puas atau tidak puas. Bila pelanggan diasumsikan pertama kali
mengkonsumsi suatu produk, berdasarkan pengalaman tersebut pelanggan melakukan evaluasi kinerja produk secara keseluruhan. Penilaian kinerja
suatu produk erat kaitannya dengan tingkat mutu dari produk tersebut. Persepsi mengenai mutu produk ini dibandingkan dengan harapan
pelanggan terhadap kinerja produk itu. Berikut ini Dimensi pengukuran kualitas produk berdasarkan Mowen
dan Minor 1998 serta Dutka 1994 secara umum dapat diklasifikasikan
menjadi Tabel 3 sebagai berikut: Berdasarkan Tabel 3 dapat terlihat bahwa pemetaan dimensi
performance, reliability, durability, dan aesthetics ini melekat pada produk itu sendiri. Sedangkan dimensi serviceability melekat pada pelayanan
produk dan dimensi percived quality melekat pada pembelian produk. Selain itu, Dimensi yang dapat dipergunakan dalam pengukuran
kualitas produk berdasarkan Mowen dan Minor 1998 berdasarkan Gambar 6 dibawah, adalah:
a. Fungsi Performance b. Fitur Features
Tabel 3. Pemetaan dimensi pengukuran kualitas
Dimensi Dutka 1994
Product Service
Purchase
Mowen dan Minor 1998
Performance Reliability
Durability Aesthetics
Serviceability Perceived
Quality Sumber: Dutka 1994 dan Mowen Minor 1998
30 c. Keandalan Reliability
d. Usia Produk Durability e. Estetika Aesthetics
f. Pelayanan Serviceability g. Persepsi Kualitas Perceived Quality
Berikut ini penjabaran tujuh dimensi yang dapat dipergunakan dalam pengukuran kualitas produk yang terpapar dalam proses pembentukan
kepuasan konsumen pada Gambar 6.
Dapat dilihat pada Gambar 6 bahwa proses evaluasi terjadi pada saat pelanggan membandingkan kinerja sebenarnya aktual dengan kinerja yang
diharapkan. Berdasarkan hasil evaluasi jika kinerja tidak sesuai dengan harapan maka akan muncul perasaan tidak puas emotional dissatisfaction.
Gambar 6 . Faktor-faktor pembentuk kepuasan Mowen
Minor, 1998
Pengalaman penggunaan produk
sebelumnya
Harapan terhadap kinerja produk
expectation Evaluasi terhadap kinerja
produk yang sesungguhnya dirasakan
performance
Evaluasi tehadap kesenjangan gap antara
expectation dengan performance
Kinerja produk performance
tidak memenuhi harapan
expectation Kinerja produk
performance tidak berbeda
dengan harapan expectation
Kinerja produk performance
melampaui harapan
expectation
Emotional dissatisfaction
Expectancy confirmation
Emotional satisfaction
31 Jika kinerja melebihi harapan, maka akan dihasilkan perasaan puas
emotional satisfaction dan jika kinerja tidak berbeda dengan harapan maka akan
dikatakan bahwa
harapan telah
terkonfirmasi expectancy
confirmation. Meskipun harapan yang terkonfirmasi adalah pernyataan yang positif untuk pelanggan, akan tetapi hal tersebut tidak menghasilkan
perasaan puas yang cukup kuat. Kepuasan yang sebenarnya akan dirasakan pelanggan apabila kinerja produk tersebut telah melebihi harapannya.
Berdasarkan Tjiptono 1997, teknik pengukuran kepuasan pelanggan dapat dilakukan secara langsung dengan pertanyaan atau pernyataan
mengenai seberapa besar mengharapkan suatu atribut tertentu dari seberapa besar yang dirasakan, responden menilai antara kesesuaian antara apa yang
diharapkan dan apa yang didapatkan dari pelayanan perusahaan. Parasuraman 1991 menyatakan bahwa kepuasan pelanggan diukur dari
kesenjangan antara ekspektasi dan persepsi pelanggan. Sebagian besar selisih ini adalah negatif. Semakin kecil nilai negatifnya maka hasilnya akan
semakin baik. Pada umumnya perusahaan dengan tingkat pelayanan yang baik, akan memiliki gap yang lebih kecil dari negatif satu - 1.
Alat ukur kepuasan pelanggan dapat diperoleh melalui pelanggan secara langsung ataupun dari keluhan pelanggan terhadap perusahaan.
Berdasarkan Dutka 1994, dimensi yang dapat digunakan dalam pengukuran kepuasan konsumen secara universal adalah:
a. Atributes related to the product, adalah atribut yang berhubungan dengan produk secara langsung. Atribut tersebut meliputi kesesuaian
antara harga dengan kualitas produk value-price relationship, keterandalan produk product reliability and consistency, manfaat
produk product benefit, variasi produk range of product serta desain dan fitur yang meliputi produk product design and features.
b. Attributes related to the service, adalah atribut yang terkait dengan jasa atau pelayanan yang diberikan oleh perusahaan kepada pelanggannya.
Atribut tersebut meliputi jaminan atas produk guarantee or warranty, proses pengiriman produk delivery, penanganan komplain complaint
32 handling, ataupun kemampuan perusahaan dalam memecahkan
masalah konsumen resolution of problem. c. Attributes related to purchase, merupakan semua atribut yang terkait
dengan proses pembelian. Dalam hal ini, kemampuan karyawan dalam memberikan pelayanan adalah atribut yang dianggap terkait langsung
dengan proses pembelian. Atribut tersebut meliputi kesopanan karyawan courtesy, kemampuan penyampaian informasi oleh
karyawan communication, serta kemudahan pelanggan dalam mendapatkan pengetahuan tentang produk ease or convenience
acquisition. Selain atribut diatas, reputasi dan kompetensi perusahaan company
reputation and competence juga dianggap sebagai atribut yang terkait dengan proses pembelian. Hal ini dikarenakan atribut tersebut mampu
memberikan persepsi kualitas yang mendorong pelanggan dalam melakukan proses pembelian.