Latar Belakang Analisis Ekuitas Merek Obat Flu Mixagrip (Studi Kasus Mahasiswa S1 Institut Pertanian Bogor)
2 random yang disurvei adalah 3000 orang. Berikut ini lima posisi teratas
merek-merek obat flu, menurut Top Brand Award pada tahun 2010 2013
pada Tabel 1.
Dapat terlihat pada Tabel 1 bahwa bermacam-macam merek dari tahun ke tahun mengalami perubahan posisi, ini menunjukkan bahwa
persaingan antar produk yang ketat dalam memperebutkan pangsa pasar di Indonesia. Selain itu, tabel di atas mengindikasikan bahwa belum ada
dominasi yang kuat dari merek tertentu, berdasarkan besarnya persentase TBI. Persentase tertinggi hanya sebesar 17.2, diraih oleh merek Bodrex
Flu Batuk. Menariknya, merek Mixagrip dalam empat tahun terakhir ini berhasil
konsisten dalam urutan lima besar TBI, bahkan pada tahun 2012 berhasil meraih posisi pertama Top Brand Award. Di tahun 2012 juga, produk
keluaran PT. Kalbe Farma ini sukses mendapatkan nominasi Superbrands. Sebuah penghargaan yang berdasarkan riset dan penelitian dari Nielsen,
suatu perusahaan yang bergerak dibidang informasi global serta media. Berdasarkan data AC Nielsen, di tahun 2011 Mixagrip menjadi market
leader dengan menguasai 25 pasar obat flu dan batuk. Konsistensi dan prestasi Mixagrip inilah yang melatar belakangi
penelitian analisis ekuitas merek obat flu Mixagrip. Merek merupakan nilai utama pemasaran, jika situasi persaingan meningkat maka peran pemasaran
akan semakin tinggi pula dan pada saat yang bersamaan peran merek akan menjadi semakin penting Kertajaya 2002. Dengan demikian, merek saat
Tabel 1. Top Brand Index tahun 2010
2013
Merek TBI
2010 2011
2012 2013
Bodrex Flu Batuk 8,30
9,70 17,20
Decolgen 9,10
10,80 11,30
10,40 Mixagrip
9,40 11,10
13,60 14
Neozep 10,10
12,20 8,20
Panadol Cold Flu 8,50
Sanaflu 8,40
Ultraflu 13
14,40 13,20
13,80 Sumber: http:topbrand-award.com
3 ini tidak hanya sekedar identitas suatu produk saja, merek memiliki ikatan
emosional yang istimewa antara konsumen dengan produsen. Pesaing bisa saja menawarkan produk yang mirip, tapi mereka tidak
mungkin menawarkan janji emosional yang sama. Disinilah peranan ekuitas merek yang menjadi salah satu titik pembeda antara satu produk dengan
lainnya. Ekuitas merek adalah kekuatan yang memberikan nilai tambah kepada konsumen. Dengan ekuitas merek yang kuat maka nilai total produk
akan lebih tinggi dibandingkan nilai sebenarnya secara obyektif Simamora 2002. Produk yang telah memiliki merek kokoh akan sulit ditiru, karena
persepsi konsumen atas nilai suatu merek tertentu tidak akan mudah diciptakan. Dengan ekuitas merek yang kuat, maka akan memicu harapan
seorang konsumen untuk mendapatkan nilai tambah dari suatu produk yang tidak akan didapatkan dari produk lainnya.
Ekuitas merek dapat dikelompokan ke dalam lima kategori yang meliputi: kesadaran merek, asosiasi merek, kesan kualitas, dan loyalitas
merek Aaker 2007. Kesadaran merek menunjukkan kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali atau mengingat kembali bahwa suatu merek
merupakan bagian dari kategori produk tertentu. Asosiasi merek menunjukkan pencitraan suatu merek terhadap suatu kesan tertentu dalam
kaitannya dengan kebiasaan, gaya hidup, manfaat, atribut produk, geografis, harga, selebritis, dan lain-lain. Persepsi kualitas mencerminkan pandangan
pelanggan terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk jasa yang sesuai harapan Durianto et al. 2001. Ekuitas merek yang tinggi akan
memberikan keunggulan bersaing bagi suatu merek atau produk guna membentuk minat dalam mereferensi.
Dari uraian di atas, maka mendasari pelaksanaan penelitian analisis ekuitas merek obat flu Mixagrip. Mengapa konsumen dalam mereferensi
dan mempertimbangkan merek Mixagrip, serta melakukan pembelian produk tersebut.
4