Kesetiaan Merek Brand Loyalty
23 atau risiko kinerja berkenaan dengan tindakan beralih merek. Atau,
barangkali terdapat suatu risiko di mana merek lain mungkin tidak berfungsi sebaik merek tersebut dalam konteks penggunaan khusus. Pada tingkat
keempat adalah mereka yang sungguh-sungguh menyukai merek tersebut. Preferensi mereka mungkin dilandasi oleh suatu asosiasi, seperti simbol,
rangkaian pengalaman dalam menggunakan atau persepsi kualitas yang tinggi. Tingkat teratas adalah para pelanggan yang setia. Mereka
mempunyai kebanggan menjadi pengguna suatu merek. Merek tersebut sangat penting bagi mereka, baik dari segi fungsinya maupun sebagai
ekspresi diri mereka. Simamora 2002 membagi kesetiaan merek ke dalam lima tingkatan,
sebagai berikut : a. Switcher adalah golongan yang tidak peduli pada merek, mereka suka
berpindah merek. Motivasi mereka berpindah merek ialah harga yang rendah karena golongan ini memang sensitif terhadap harga Price
Sensitive Switcher, adapula yang suka mencari variasi yang disebut Kotler 2007 sebagai variety-prone switcher dan karena konsumen
tersebut tidak mendapatkan kepuasaan. b. Habitual Buyer adalah golongan yang setia terhadap suatu merek
dimana dasar kesetiaannya buka kepuasaan atau keakraban dan kebanggaan. Golongan ini memang puas, setidaknya tidak merasa
dikecewakan oleh merek tersebut. Dan dalam membeli produk didasarkan pada faktor kebiasaan, bila menemukan merek yang lebih
bagus, maka mereka akan berpindah. c. Satisfied Buyer adalah golongan konsumen yang merasa puas dengan
suatu merek. Mereka setia tetapi dasar kesetiaanya bukan karena kebanggaan atau keakraban pada suatu merek tetapi lebih pada
didasarkan perhitungan untung rugi atau biaya peralihan Switching Cost.
d. Liking The Brand adalah golongan konsumen yang belum mengekspresikan kebanggaanya kepada orang lain, kecintaan pada
24 produk baru sebatas pada komitmen terhadap diri sendiri, dan mereka
merasa akrab dengan merek. e. Commited Buyer adalah konsumen yang merasa bangga dengan merek
tersebut dan mengekspresikan kebanggaannya dalam suatu golongan loyalitas masih terbuka kemungkinan pada perbedaan derajat kesetiaan.
Kita dapat mengatakan bahwa kesetiaan berada pada suatu kontinum. Titik paling rendah ialah tidak loyal sama sekali sedangkan titik paling
tinggi adalah loyalitas penuh keseluruhan tingkatan tersebut dalam piramida kesetiaan merek seperti terlihat pada Gambar 4.
Piramida kesetiaan merek tersebut menunjukan bahwa merek yang belum memiliki brand equity yang kuat, porsi terbesar dari konsumennya
berada pada tingkatan switcher. Selanjutnya porsi kedua ditempati oleh konsumen yang berada pada taraf habitual buyer, hingga porsi terkecil
ditempati oleh commited buyer. Meskipun demikian gambar piramida brand loyalty yang baik akan memperlihatkan bentuk piramida yang terbalik yang
semakin atas akan semakin lebar. Sciffman dan Kanuk 2007 menyebutkan faktor-faktor yang
mempengaruhi terbentuknya terciptanya loyalitas merek adalah: a. Perceived Product Puperiority penerimaan keunggulan produk.
b. Personal Fortitude keyakinan yang dimiliki oleh seseorang terhadap merek tersebut.
Gambar 4. Piramida brand loyalty Simamora,
2002
Commited Buyer
Liking The Brand
Satisfied Buyer Habitual Buyer
Switcher
25 c. Bonding With The Product Or Company keterikatan dengan produk
atau perusahaan. d. Kepuasan yang diperoleh konsumen.
Loyalitas merek memiliki beberapa manfaat nilai bagi perusahaan. Manfaat-manfaat tersebut Durianto et al. 2004, antara lain:
a. Mengurangi biaya pemasaran Reduced Marketing Cost, akan lebih murah mempertahankan pelanggan dibandingkan dengan upaya untuk
mendapatkan pelanggan baru. Jadi, biaya pemasaran akan mengecil jika loyalitas merek meningkat.
b. Meningkatkan perdagangan Trade Leverage, loyalitas yang kuat terhadap merek akan menghasilkan peningkatan perdagangan dan
memperkuat keyakinan perantara pemasaran. Dapat disimpulkan bahwa pembeli ini dalam membeli suatu merek didasarkan atas kebiasaan
mereka selama ini. c. Menarik minat pelanggan baru Attracting New Customers, semakin
banyak pelanggan suatu merek yang merasa puas dan suka pada merek tersebut akan menimbulkan perasaan yakin bagi calon pelanggan untuk
mengkonsumsi merek tersebut. Pelanggan yang puas umumnya akan merekomendasikan merek tersebut kepada orang yang dekat dengannya
sehingga akan menarik pelanggan baru. d. Memberi waktu untuk merespon ancaman persaingan Provide Time To
Respond Competitive Threats, loyalitas merek akan memberikan waktu pada sebuah perusahaan untuk merespon gerakan pesaing. Jika salah
satu pesaingan mengembangkan produk yang unggul, pelanggan yang loyal akan memberi waktu pada perusahaan tersebut untuk
memperbaharui produknya
dengan cara
menyesuaikan atau
menetralisasikannya.