23
3.1.5. Ritel
Ritel retail secara harfiah berarti eceran atau perdagangan eceran, sedangkan peritel retailer adalah pengecer atau pengusaha perdagangan eceran.
Menurut kamus, kata retail diartikan sebagai selling of goods and services to publics, atau penjualan barang atau jasa kepada khalayak Manser diacu dalam
Sujana 2005. Kotler 2005 mendefinisikan usaha eceran retailing adalah kegiatan yang terlibat dalam penjualan jasa secara langsung kepada konsumen
akhir untuk penggunaan pribadi dan bukan bisnis. Sedangkan pengecer retailer adalah lembaga pemasaran yang berhubungan langsung dengan konsumen akhir
atau usaha bisnis yang volume penjualannya terutama berasal dari penjualan eceran. Organisasi apapun yang menjual produk kepada konsumen akhir baik itu
produsen, grosir, atau pengecer dikatakan melakukan usaha eceran.
3.1.5.1. Sejarah Ritel di Indonesia
Dalam memperoleh produk atau jasa konsumen tidak langsung mendapatkan apa yang mereka butuhkan, antara produsen dan konsumen terdapat
sekelompok perantara pemasaran. Fungsi pemasaran tersebut pada dasarnya adalah untuk menyalurkan produk-produk dari produsen ke dalam pasar. Salah
satu bentuk perantara pemasaran yang berhubungan langsung dengan konsumen adalah pedagang eceran retailer. Bisnis ritel ini sangat membantu produsen
dalam memasarkan produk-produk yang berjumlah besar untuk memenuhi permintaan pasar. Ritel merupakan bagian dari saluran distribusi dari suatu sistem
pemasaran. Evolusi perkembangan format ritel di Indonesia berkembang dalam siklus
10 tahunan yang dapat dibagi atas beberapa tahap. Menurut Muharam 2001, evolusi format ritel di Indonesia adalah sebagai berikut:
1. Sebelum 1960-an
. Era perkembangan ritel tradisional berupa retailer atau pedagang-pedagang independen.
2. Tahun 1960-an
. Era perkenalan ritel modern dengan format Department Store Mass Merchandiser yaitu dibukanya gerai ritel pertama Sarinah di
Jl. MH Thamrin.
24 3.
Tahun 1970-1980-an . Era perkembangan ritel modern dengan format
Supermarket dan Department Store yaitu berkembangnya retailer modern Mass Merchandiser dan Grocery seperti Matahari, Hero, Golden Truly,
Pasar Raya, dan Ramayana. 4.
Tahun 1990-an . Era perkembangan Convenience Store C-Store, High
Class Department Store, Branded Boutique High Fashion, dan Cash and Carry. Perkembangan High Class Department Store dan High Fashion
Outlet, yaitu masuknya SOGO, Metro, Seibu, Yaohan, Mark Spencer, dan berbagai outlet high fashion lainnya. Perkembangan format Cash and
Carry yaitu berdirinya Makro Latte Mart, diikuti oleh retailer lokal dengan format serupa misalnya GORO, Indogrosir, dan Alfa.
5.
Tahun 2000-2010
. Era perkembangan Hypermarket, Factory Outlet, Category Killer, dan perkenalan dengan e-retailing. Era Hypermarket
ditandai dengan berdirinya Continent Hypermarket dan paserba Carrefour di tahun 1998. Pada tahun 2002 dibuka Hypermarket Giant, dan beberapa gerai
hypermarket lainnya. Adanya kebutuhan barang bagusbermerek dengan “harga miring” akibat krisis ekonomi yang berkepanjangan mendorong
perkembangan Category Killer dan Factory Outlet. 6.
Tahun 2010-2020 . Era perkembangan Hard Discounter Store dan Catalog
Services diprediksi akan segera muncul. Persaingan harga yang semakin sengit akan mengarahkan retailer mencari alternatif format ritel yang lebih
efisien. Sehingga pada masa ini akan menjamur format Hard Discounter akan menggantikan format Hypermarket. Format ini menawarkan produk
sejenis dengan harga 15-30 persen lebih murah dibandingkan format ritel lainnya. Selain itu untuk barang-barang tahan lama misalnya pakaian,
appliances, dan elektronik, akan berkembang melalui format catalog services. Format ini memungkinkan retailer untuk menjual dengan harga
lebih murah karena tidak mengeluarkan biaya investasi dan operasional toko secara fisik.
7. Setelah tahun 2020
. Era perkembangan e-retailing dan toko spesialisasi diprediksikan akan menggantikan Hard Discounter Store dan Catalog
Services. Tingkat kepemilikan komputer dan akses internet akan semakin
25 merata di Indonesia, sehingga mendorong ke arah perkembangan e-retailing
yang sesungguhnya. Pemesanan dan pembayaran produk dilakukan melalui internet, bahkan pada masa tersebut kita dapat menggunakan handphone-
PDA atau handheld terminal yang disediakan retailer untuk melakukan pembelian produk saat berkunjung ke supermarket.
3.1.5.2. Klasifikasi Ritel