Statistik Kebudayaan Rasio Daya Serap Tenaga Kerja

II-80 Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Kabupaten Tanah Datar Tahun 2017-2021

1.3.3.2 Pariwisata

Perkembangan pariwisata masih sangat tergantung pada keberadaan Istano Basa Pagaruyung, yang sampai saat ini masih belum tergantikan posisinya sebagai ikon pariwisata di Kabupaten Tanah Datar, bahkan di Provinsi Sumatera Barat. Namun demikian. Bukan berarti pengembangan pariwisata hanya difokuskan pada Istano Basa Pagaruyung. Event-event budaya dan tradisi lokal yang telah rutin dilaksanakan juga turut membantu meningkatkan kunjungan wisata di Kabupaten Tanah Datar. Salah satunya adalah event reguler Pacu Jawi yang banyak menarik minat wisatawan asing untuk berkunjung. Tabel 2.79 menggambarkan perkembangan jumlah wisatawan yang berkunjung di Kabupaten Tanah Datar. Tabel 2.62 Indikator Layanan Urusan Pilihan Bidang Pariwisata No Uraian Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 2015 1. Kunjungan wisata 219.225 238.750 249.671 275.935 926.300 984.929 - Jumlah wisatawan asing 26.307 27.619 22.215 29.503 101.245 115.444 - Jumlah wisatawan domestik 192.918 211.131 227.456 246.432 825.055 869.485 2. Kontribusi sektor pariwisata terhadap PDRB na na na na na na Sumber: Dinas Budparpora Berdasarkan Tabel 2.79, terjadi lonjakan kunjungan wisata, baik wisatawan lokal maupun mancanagera, pada tahun 2014. Hal ini lebih banyak dipengaruhi oleh telah beroperasinya Istano Basa Pagaruyung pasca kebakaran hebat pada tahun 2007.

1.3.3.3 Pertanian

Produktivitas padi dalam kurun waktu 6 tahun terakhir secara umum menunjukkan penurunan, dari 5,63 tonha pada tahun 2010 menjadi 5,31 tonha pada tahun 2015. Namun demikian, produksi padi justru meningkat setuap tahunnya. Hal ini tak lepas dari upaya yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan produksi padi, di antaranya adalah penerapan teknologi II-81 Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Kabupaten Tanah Datar Tahun 2017-2021 Padi Salibu yang telah mampu meningkatkan indeks panen padi dalam satu tahun dari 100 1 kali panen dalam setahun menjadi 200 2 kali panen dalam setahun, meskipun produktivitasnya lebih sedikit. Perkembangan indikator pertanian dalam kurun waktu 6 tahun terakhir dapat dilihat pada Tabel 2.63 : Tabel 2.63 Indikator Layanan Pilihan Bidang Pertanian No Uraian Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 2015 1. Produktivitas padi tonha 5.63 5,79 5,74 5,63 5,34 5,31 2. Kontribusi sektor pertanianperkebunan terhadap PDRB 37,72 35,42 34,20 33,24 33,84 33,88 3. Kontribusi sektor pertanian palawija terhadap PDRB 3,2 3,3 3,5 3,5 3,3 3,4 4. Kontribusi sektor perkebunan tanaman kerasperkebunan tahunan terhadap PDRB 9,4 9,2 9,3 9,3 9,1 9,03 5. Kontribusi Produksi kelompok petani terhadap PDRB 37,72 35,42 34,20 33,24 33,84 33,88 6. Cakupan bina kelompok petani 100 100 100 100 100 100 Sumber : Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan

1.3.3.4 Kehutanan

Pembangunan urusan kehutanan selama ini diarahkan untuk konservasi hutan, rehabilitasi hutan dan lahan kritis, terutama bertujuan untuk memperbaiki dan menanggulangi kerusakan hutan yang antara lain disebabkan oleh masih adanya aktivitas masyarakat yang melakukan okupasi lahan hutan penebangan liar. Disamping itu juga dilakukan pengembangan hasil hutan non kayu untuk meningkatkan penghasilan masyarakat. Kondisi pembangunan urusan kehutanan selama 5 tahun terakhir dapat dilihat pada Tabel 2.64 : Tabel 2.64 Indikator Layanan Pilihan Bidang Kehutanan No Uraian Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 2015 1. Rehabilitasi hutan dan lahan kritis ha 1.400 1.600 3.115 1.850 1.200 925 2. Luas lahan kritis ha 79.606,30 78.006,30 74.891.30 73.041,30 71.841,30 70.916,30 3. Kerusakan Kawasan Hutan ha 358 368 429 455 465 420 4. Kontribusi sektor kehutanan terhadap PDRB 3,0 3,1 3,1 3,2 3,0 na Sumber : Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan