Penduduk Yang Tidak Bekerja Menurut Kelompok Usia

III-24 Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Kabupaten Tanah Datar Tahun 2017-2021 Dari data diatas terlihat bahwa individu yang bekerja terbanyak di sektor pertanian tanaman padi dan palawija terbanyak di Kecamatan Batipuh sebanyak 985 Kepala RT yang terendah berada di Kecamatan Lintau Buo yaitu 91 Kepala RT karena di kecamatan tersebut banyak yang bekerja di sector perkebunan sebanyak 540 Kepala RT karena sesuai dengan topografi daerah yang berbukit-bukit. Untuk Kecamatan X Koto yang terbanyak RT yang pendapatanya 40 terendah yang bekerja di sector holtikultura yaitu 1.223 Kepala RT , diikuti yang bekerja di pertanian sebanyak 246 Kepala RT. Sementara di Kecamatan Lintau Buo Utara yang merupakan kedua terbanyak RT yang pendapatanya 40 terendah yang bekerja terbanyak di sektor pertanian yaitu 771 Kepala RT dan sector perkebunan sebanyak 481 Kepala RT. III-25 Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Kabupaten Tanah Datar Tahun 2017-2021 IV-1 Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah Kabupaten Tanah Datar Tahun 2017-2021

BAB IV PRIORITAS INTERVENSI KEBIJAKAN

Kemiskinan yang terjadi pada masyarakat berhubungan dengan status social ekonominya dan potensi wilayah. Faktor social ekonomi yaitu faktor yang berasal dari dalam diri sendiri masyarakat itu sendiri dan cenderung melekat pada dirinya seperti tingkat pendidikan dan keterampilan yang rendah, tingkat kesehatan yang rendah dan produktifitas yang rendah. Sedangkan factor yang berasal dari luar berhubungan dengan potensi alamiah, teknologi dan rendahnya akses terhadap kelembagaan yang ada. Kedua factor tersebut menentukan akses masyarakat miskin dalam memanfaatkan peluang-peluang ekonomi untuk menunjang kehidupannya. Kemiskinan sesungguhnya merupakan fenomena yang kait mengait antara satu factor dengan factor yang lainnya. Oleh karena itu mengkaji masalah kemiskinan harus diperhatikan jalinan antara factor-faktor penyebab kemiskinan dan factor-faktor yang berada dibalik kemiskinan tersebut. Todaro 2006 memperlihatkan jalinan antara kemiskinan dan keterbelakangan dengan beberapa aspek ekonomi dan aspek non ekonomi. Tiga komponen utama sebagai penyebab keterbelakangan dan kemiskinan masyarakat, factor tersebut adalah rendahnya taraf hidup, rendahnya rasa percaya diri dan terbatasnya kebebasan. Ketiga aspek tersebut memiliki hubungan timbal balik. Rendahnya taraf hidup disebabkan oleh rendahnya tingkat pendapatan, rendahnya pendapatan disebabkan oleh rendahnya tingkat produktifitas tenaga kerja, rendahnya produktifitas disebabkan oleh tingginya pertumbuhan tenaga kerja, tingginya angka pengangguran dan rendahnya investasi perkapita. Tingginya angka pengangguran disebabkan oleh tingginya tingakat pertumbuhan tenaga kerja dan rendahnya investasi perkapita, dan tingginya pertumbuhan tenaga kerja disebabkan oleh tingginya ketergantungan terhadap teknologi asing yang hemat tenaga kerja. Selanjutnya rendahnya tingkat pendapatan berpengaruh terhadap tingkat kesehatan, kesempatan pendidikan, pertumbuhan tenaga kerja dan investasi perkapita. Menentukan prioritas intervensi kebijakan dilakukan dengan menganalisis determinan kemiskinan masalah pokok kemiskinan dalam bidang-bidang yang berhubungan dengan kondisi umum kemiskinan. Determinan kemiskinan secara umum terkait dengan ketidakmerataan akses terhadap pendidikan, kesehatan dan pelayanan dasar yang lain.