II-90
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Kabupaten Tanah Datar Tahun 2017-2021
Tabel 2.77 Rasio Kualitas Tenaga Kerja Terhadap Jumlah Penduduk Kabupaten Tanah
Datar Tahun 2010 - 2015
No Uraian
Tahun 2010
2011 2012
2013 2014
2015
1. Jumlah Lulusan
DIDIIDIII 5.116
12.538 4.874
4.587 4.790
4.790 2.
Jumlah Lulusan DIVS1S2S3
7.896 441
16.270 14.110
12.834 12.834
3. Jumlah
13.01 2
12.979 21.144
18.697 17.624
17.624 4.
Jumlah Penduduk
339.7 92
340.90 6
341.91 1
342.86 4
343.86 4
362.75 9
5. Rasio Lulusan
S1S2S3 0,023
0,001 0,05
0,04 0,03
0,03
Sumber : Tanah Datar Dalam Angka Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Angka perkiraan
Grafik 2.47 Rasio Lulusan S1S2S3
b. Rasio Ketergantungan
Rasio ketergantungan digunakan untuk mengukur besarnya beban yang harus ditanggung oleh setiap penduduk berusia produktif terhadap penduduk
yang tidak produktif. Secara lebih lengkap dapat dilihat pada Tabel 2.78 : Tabel 2.78
Rasio Ketergantungan Penduduk
No Uraian
Tahun 2010
2011 2012
2013 2014
2015
1. Jumlah Penduduk usia 15 tahun
102.60 4
103.15 9
106.10 2
99.319 101.06
8 81.405
2. Jumlah Penduduk usia 64 tahun
11.437 28.792 18.781 27.862 28.048 31.842 3. Jumlah Penduduk
usia tdk produktif 1 2
114.04 1
131.95 1
124.88 3
127.18 1
129.11 6
113.24 7
4. Jumlah Penduduk usia 15-64 tahun
225.75 1
208.12 2
218.10 8
215.68 3
217.12 249.51
2 5. Rasio
ketergantungan 50,51
63,4 57,26
58,97 58,48
45,39 Sumber : BPS Kabupaten Tanah Datar
II-91
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Kabupaten Tanah Datar Tahun 2017-2021
Dari Tabel 2.95 dapat diketahui bahwa rasio ketergantungan Kabupaten Tanah Datar cukup tinggi yang berarti beban yang harus ditanggung penduduk
yang produktif untuk membiayai penduduk yang belum produktif dan tidak produktif lagi masih cukup tinggi. Namun angka rasio ketergantungan
cenderung menurun dari tahun 2011 sebesar 63,4 menjadi 45,39 pada
tahun 2015.
III-1 Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Kabupaten Tanah Datar Tahun 2017-2021
BAB III PROFIL KEMISKINAN DAERAH
3.1 KONSEP KEMISKINAN 3.1.1 Defenisi Kemiskinan
Kemiskinan adalah isu yang kompleks dan multidimensional, karena banyaknya pendekatan yang dilakukan terhadap kondisi yang
disebut miskin, maka banyak definisi tentang kemiskinan. Menurut Bank Dunia 2000, pada umumnya definisi kemiskinan mengacu kepada ide
dasar bahwa kemiskinan adalah masalah “kekurangan” dalam “kesejahteraan”.
Badan Pusat Statistik BPS mendefinisikan kemiskinan sebagai suatu situasi dimana suatu standar kehidupan yang “layak” tidak tercapai.
Dalam menentukan standar kehidupan yang “layak”, BPS melakukan pengukuran kemiskinan menggunakan pendekatan kebutuhan dasar,
dengan pendekatan ini kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan
makanan diukur dari sisi pengeluaran.
3.1.2 Pengukuran Kemiskinan
Kemiskinan bisa dikelompokan dalam dua kategori yaitu Kemiskinan absolut dan Kemiskinan relatif. Kemiskinan absolut mengacu
pada penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan dibawah garis kemiskinan yang merupakan gabungan dari garis
kemiskinan makanan dan garis kemiskinan non makanan. Bank Dunia mendefinisikan Kemiskinan absolut sebagai hidup dengan
pendapatan dibawah USD 1hari dan Kemiskinan menengah untuk pendapatan dibawah 2 per hari.
Kemiskinan relatif merupakan kondisi miskin karena pengaruh kebijakan pembangunan yang belum mampu menjangkau seluruh lapisan
masyarakat sehingga menyebabkan ketimpangan distribusi pendapatan. Standar minimum disusun berdasarkan kondisi hidup suatu negara pada
waktu tertentu dan perhatian terfokus pada golongan penduduk “termiskin”, misalnya 20 persen atau 40 persen lapisan terendah dari total
penduduk yang telah diurutkan menurut pendapatanpengeluaran.
Kelompok ini merupakan penduduk relatif miskin.