Kemampuan Berpikir Kritis Indikator Menganalisis

Cara Menajawab Kelompok Eksperimen Cara Menjawab Kelompok Kontrol Gambar 4.9 Perbadingan Jawaban Siswa Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Pada Indikator Mengevaluasi Berdasarkan gambar cara menjawab siswa, terdapat perbedaan dalam menjawab untuk siswa kelas eksperimen dan siswa kelas kontrol. Siswa kelas eksperimen lebih mampu dalam mengevaluasi soal dengan cara mengecek terlebih dahulu semua keterang yang terdapat pada soal sebelum akhirnya mengambil sebuah keputusan. Sedangkan kelompok kontrol tidak mengecek terlebih dahulu keterang yang ada. Perbedaan dalam menjawab tersebut disebabkan siswa kelas eksperimen lebih terlatih dengan adanya pembelajaran strategi pemecahan masalah IDEAL yang dalam setiap menjawab soal diharuskan mengecek terlebih dahulu dengan baik sebelum akhirnya mengambil sebuah keputusan. Dalam strategi pemecahan masalah IDEAL terdapat langkah explore possible strategies dan look and learn yang melatih siswa dalam hal mengevaluasi, sehingga siswa kelas eksperimen lebih baik dalam menjawab soal khususnya soal tentang indikator evaluasi. Nilai tertinggi pada kelompok eksperimen adalah 91, hanya terdapat 2 orang siswa yang mendapatkan skor 22 dari skor maksimal 24. Dari 2 orang siswa yang mendapat skor tertinggi masih terdapat kesalahan dalam menjawab pertanyaan, kesalah terjadi karena siswa kurang teliti dalam menghitung terutama dalam indikator analisis yaitu soal nomor dua. Untuk nilai terendah pada kelas eksperimen adalah 38. Nilai tersebut didapatkan oleh satu orang siswa dengan skor 9 dari skor total 24. Untuk nilai terendah ini, siswa ada yang mendapat skor 0 dari soal karena tidak dapat menjawab terutama pada soal mengevaluasi. Nilai tertinggi pada kelas kontrol adalah 83. Terdapat satu orang siswa yang mendapat nilai tertinggi dengan skor 20. Siswa ini mendapat skor terendah pada soal nomor 2 dengan indikator menganalisis. Hal ini di karenakan siswa kurang teliti dalam menghitung dan mencermati apa yang diminta oleh soal. Nilai terendah pada kelas kontrol adalah 33. Terdapat 3 orang siswa yang mendapatkan nilai tersebut dengan mendapatkan skor 8 dari skor maksimal 24. Ketiga siswa ini terdapat beberapa soal yang mendapatkan skor nol karena tidak merespon soal yang diberikan. Berdasarkan hasil deskripsi data dapat dilihat bahwa nilai rata-rata skor kemampuan berpikir kritis siwa pada kelas eksperimen sebesar 63,32. Hasil tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan nilai rata-rata kelas kontrol yang hanya mencapai 55,79. Hal ini sejalan dengan hasil uji hipotesis dimana H 1 diterima, dengan diterimanya H 1 yang artinya rata-rata kemampuan berpikir kritis matematik siswa pada kelompok eksperimen lebih tinggi dari rata-rata kemampuan berpikir kritis matematik siswa pada kelompok kontrol.

C. Keterbatasan Penelitian

Peneliti menyadari bahwa penelitian ini masih memiliki banyak kekurangan. Berbagai upaya telah dilakukan agar memperoleh hasil yang maksimal. Namun demikian, masih terdapat hal-hal yang tidak dapat terkontrol dan tidak dapat dikendalikan sehingga hasil dari penelitian ini pun mempunyai keterbatasan. Hal tersebut antara lain: 1. Penelitian ini hanya dilakukan pada pokok bahasan himpunan, sehingga belum dapat digunakan mengeneralisasi pada materi lainnya. 2. Sulitnya membuat soal dalam lembar kerja siswa yang di dalamnya terdapat langkah-langkah penyelesaian dengan menggunakan pedekatan pemecahan masalah IDEAL. 3. Pembelajaran yang menggunakan strategi pemecahan masalah IDEAL dengan model kooperetif tipe Numbered Head Together membutuhkan waktu yang cukup banyak, namun waktu yang tersedia sangat terbatas sehingga diperlukan persiapan dan pengaturan kelas yang baik. 4. Kondisi siswa yang terbiasa dengan pembelajaran konvensional membuat siswa bingung dalam mengadopsi proses pembelajaran yang menggunakan strategi pemecahan masalah IDEAL dengan model kooperatif tipe Numbered Head Together. 5. Kontrol terhadap subjek penelitian hanya meliputi variabel strategi pemecahan masalah IDEAL dengan model kooperatif tipe Numbered Head Together, dan kemampuan berpikir kritis matematik siswa.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Strategi Pembelajaran Kooperatif Model Numbered Head Together (NHT) terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Sosiologi Kelas X (Studi Kasus: SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan

0 4 169

Pengaruh Strategi Pembelajaran kooperatif Numbered Head Together (NHT) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Mathaul Huda

0 5 173

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together (NHT) terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep fluida dinamis

0 8 192

Pengaruh metode Numbered Head Together (NHT) terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di SMP Al-Zahra Indonesia Pamulang

0 4 177

Effect of Method Numbered Head Together (NHT) to the Student Results on Subjects of Fiqh at Al-Zahra Indonesian Junior Pamulang.

0 25 177

Upaya Peningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Konsep Mol Melalui Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) Di Kelas X-6 SMAN 8 Kota Tangerang Selatan

0 3 8

Pengaruh Strategi Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA

1 4 7

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) DENGAN PENDEKATAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH PERBANDINGAN.

0 2 3

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEAD TOGETHER) TERHADAP HASIL BELAJAR Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (Numbered Head Together) Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau Dari Motivasi Belajar Siswa Kelas X SMK Pe

0 2 14

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEAD TOGETHER) TERHADAP HASIL BELAJAR Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (Numbered Head Together) Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau Dari Motivasi Belajar Siswa Kelas X SMK Pe

0 1 12