Pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together NHT terlihat cocok untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dalam kelas, selain
itu NHT juga memiliki struktur khusus yang sudah jelas dalam langkah- langkahnya. Salah satu langkah proses pembelajaran NHT pada bagian akhir,
guru memanggil satu nomor dan siswa yang memiliki nomor tersebut dari masing masing kelompok menginformasikan hasil pemikiran kelompoknya
kepada teman-temannya. Strategi pemecahan masalah IDEAL yang dipadukan dengan
pembelajaran Numbered Head Together NHT tampaknya dapat diterapkan dalam pembelajaran matematika. Diharapkan dengan diterapkannya strategi
ini dapat meningkatkan kualiatas pembelajaran serta meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.
Gambar 2.2 Kerangka Berpikir D.
Pengajuan Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka hipotesis yang di ajukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
Kemampuan berpikir kritis siswa yang diajarkan dengan menggunakan strategi pemecahan masalah IDEAL dengan model Numbered Head Togerher
NHT lebih baik dari pada kemampuan berpikir kritis yang diajarkan dengan metode konvensional.
Identifi problem
Define goals
Explore possible strategies
Anticipate outcome and act
Look and Learn
IDEAL
NHT
1. Membentuk kelompok
2. Masing-masing
siswa mendapatkan nomor
3. Berpikir bersama
4. Guru memanggil salah
satu nomor kemudian siswa menjawab dengan
mempersentasikan hasil diskusi
Kemampuan Berpikir Kritis
Kemampuan Analisis
Kemampuan Evaluasi Kemampuan
Interpretasi Tujuan Pembelajaran
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematik
33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian akan dilakukan di SMPN 18 Tangerang Selatan yang beralamat di jalan Benda Barat 13, Pamulang II Pondok Benda. Penelitian ini dilaksanakan
pada kelas VII semester ganjill tahun ajaran 20142015, selama bulan Agustus - September 2014.
B. Metode dan Desain Penelitian
Peneliti ingin mengetahui apakah terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis matematik siswa yang diberikan Treatment perlakuan khusus dengan yang
tidak mendapat Treatment perlakuan khusus, tetapi dikarenakan keterbatasan dalam mengontrol penuh variabel yang relevan secara ketat maka metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi experimen percobaan semu. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian The Randomized
Kontrol Group Posttest Only Design. Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara random, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Kelompok eksperimen diberikan perlakuan berupa pembelajaran strategi pemecahan masalah IDEAL dengan model pembelajaran kooperatif tipe
Numbered Head Together NHT dalam pembelajaran sedangkan kelompok kontrol menggunakan pembelajaran konvensional. Kemudian keduan kelompok
diberi posttest untuk mengetahui perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Model desainnya yaitu:
Gambar 3.1. Desain Penelitian
E X
1
T R
K X
2
T
Keterangan:
R : Kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dipilih secara acak
E : Kelompok eksperimen
K : Kelompok kontrol
X
1
: Perlakuan eksperimen X
2
: Perlakuan kontrol T
1
: Hasil post-test yang diberikan kepada dua kelompok
C. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyeksubyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpilan.
1
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa SMPN 18 Tangerang Selatan kelas VII pada semester ganjil tahun ajaran 20142015 yang terdiri
dari 6 kelas. 2.
Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut.
2
Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah Cluster Random Sampling, yaitu dengan mengambil dua
kelas secara acak dari enam kelas yang memeiliki karakteristik yang sama. Satu kelas sebagai kelas eksperimen menggunakan pembelajaran strategi
pemecahan masalah IDEAL dengan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together NHT dan satu kelas sebagai kelas kontrol dengan
menggunakan pembelajaran konvensional. Dari enam kelas yang ada,
1
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan RD, Bandung : Alfabeta, 2010., h. 117
2
Ibid., h. 118
kemudian dirandom dan terpilih dua kelas yaitu kelas VII-C dan VII-E. kemudian dari dua kelas tersebut dirandom lagi untuk menentukan kelas
eksperimen dan kelas kontrol, dan terpilih kelas VII-C sebagai kelas eksperimen dan VII-E sebagai kelas kontrol.
D. Teknik Pengumpulan Data
Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah hasil tes kemampuan berpikir kritis matematik siswa. Data diperoleh dari hasil penilaian tes
kemampuan berpikir kritis matematik siswa, yang dilakukan pada akhir pokok bahasan materi yang telah dipelajari. Tes tersebut diberikan kepada kedua
kelompok yang dijadikan sampel, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes untuk mengukur kemampuan berpikir kritis siswa dalam matematika. Soal yang
diberikan dalam penelitian ini terdiri dari 6 soal yang disusun sesuai dengan indikator kemampuan berpikir kritis matematik. Tes ini kemudian dinilai
berdasarkan rubrik penilaian kemampuan berpikir kritis matematik. Berikut adalah kisi-kisi tes kemampuan berpikir kritis yang akan diuji cobakan:
Tabel 3.1 Kisi-kisi instrument kemampuan berpikir kritis matematik
Indikator Kemampuan
Berpikir Kritis Matematik
Kompetensi Dasar No.
Butir Soal
Banyak Butir Soal
Menginterpretasikan Menentukan himpunan dalam
bentuk diagram venn 1
1 soal Menentukan anggota himpunan
dari suatu diagram venn 5
1 soal
Menganalisis Menyelesaikan masalah
kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan konsep
himpunan 2
1 soal
Menentukan irisan dan gabungna dari suatu himpunan
3 1 soal
Mengevaluasi Menentukan anggota dari suatu
himpunan 4
1 soal Menentukan anggota himpunan
dari suatu diagram venn 6
1 soal
Tes kemampuan berpikir kritis matematik diberikan kepada siswa untuk mengetahui kemampuan siswa dalam mengerjakan soal-soal kemampuan berpikir
kritis matematik. Agar soal tes kemampuan berpikir kritis dapat digunakan maka perlu dilakukan uji validasi, proses uji validasi yang digunakan yaitu validitas
empiris pada soal yang valid.
F. Analisis Instrumen
1. Validitas Instrumen
Penilaian instrument tes oleh para ahli ini selain untuk perbaikan instrument tes, dimaksudkan juga untuk memperoleh uji validitas isi instrument
tes kemampuan berpikir kritis matematik dengan menggunakan metode CVR Content Validity Ratio. Rumus CVR yang digunakan adalah sebagai berikut:
3
CVR
=
Keterangan: CVR : Konten validitas rasio Content Validity Ratio
: Jumlah penilai yang menyatakan item soal esensial N : Jumlah Penilai
3
C. H Lawshe. A quantitative approach to content validity. By Personal Psychology, INC 1975. h. 567-568