Pengertian Strategi Pemecahan Masalah IDEAL

1 memahami masalah, 2 merencanakan pemecahan masalah, 3 menyelesaikan masalah sesuai rencana langkah kedua, dan 4 memeriksa kembali hasil yang diperoleh looking back. 9 Bransford dan Stein memperkenalkan IDEAL Problem Solving sebagai suatu strategi dalam menyelesaikan masalah. Strategi penyelesaian masalah ini dikenalkan oleh Bransford dan Stein sebagai strategi penyelesaian masalah yang mampu meningkatkan kemampuan berpikir dan meningkatkan keterampilan dalam proses penyelesaian masalah. Penyelesaian masalah IDEAL merupakan strategi yang didesain untuk membantu mengidentifikasi dan memahami bagian-bagian yang berbeda dari penyelesaian masalah. Masing-masing huruf dalam IDEAL melambangkan komponen penting dalam proses serta langkah dalam penyelesaian masalah, yaitu : 10 I : Identify Problem Mengidentifikasi masalah D : Define goals and the problem Mendefinisikan masalah dan tujuan E : Explore possible strategies Mencari kemungkinan solusi A : Antipate outcomes and act Melaksanakan strategi dan antisipasi hasil L : Look back and Learn Lihat kembali dan belajar Setiap langkah pemecahan masalah IDEAL memiliki tujuan untuk menutun siswa dalam menyelesaikan permasalahan. Penjelesan lebih jelas dalam setiap langkah IDEAL seperti yang dijelaskan Bransford dan Stein yaitu: 11 9 Erman Suherman, dkk., Strategi pembelajaran matematika Kontemporer, Bandung: JICA, 2001, h.91 10 T aylor, R George MacKenney, L., Improving Human Learning in Classroom: Theories and Teaching Practices. USA: Rowman Littlefield Education, 2008, h.133 11 Bransford, J., Stein, B.S., Xiadong, L, The IDEAL Workplace: Strategies for Improving Learning, Problem Solving, and Creativity, Washington DC: Nashville, TN, h.2-5 a. Identify Problem Identifikasi Masalah Identifikasi masalah merupakan tahap awal dari strategi ini. Dalam tahap awal ini siswa secara sengaja berusaha untuk mengidentifikasi masalah dan menjadikannya sebagai kesempatan untuk melakukan sesuatu yang kreatif. Dalam tahap ini guru membimbing siswa untuk memahami aspek-aspek permasalahan, seperti membantu untuk mengembangkanmenganalisis permasalahan, mengajukan pertanyaan, mengkaji hubungan antar data, memetakan masalah, serta mengembangkan hipotesis. b. Define goals Mendefinisikan Masalah dan Tujuan Langkah kedua dari IDEAL adalah mengembangkan pemahaman dari masalah yang telah diidentifikasi dan berusaha menentukan tujuan. Menentukan tujuan berbeda dengan mengidentifikasi masalah. Dalam suatu kelompok siswa dapat mengidentifikasi masalah dan setuju bahwa masalah tersebut dapat menjadi suatu kesempatan tapi mereka terkadang tidak setuju dengan tujuan yang diinginkan. Sehingga Sebuah masalah tergantung pada bagaimana mereka menentukan tujuan, dan hal ini mempunyai efek yang penting terhadap tipe jawaban yang akan dicoba. Perbedaan dalam menentukan tujuan dapat menjadi penyebab kemampuan seseorang dalam memahami masalah, berpikir dan menyelesaikan masalah menjadi berbeda-beda. Tujuan yang berbeda membuat siswa mengeksporasi strategi yang berbeda untuk menyelesaikan masalah. Dalam tahap ini kegiatan guru meliputi membantu dan membimbing siswa, melihal haldatavariabel yang sudah diketahui dan hal yang belum diketahui, mencari berbagai informasi yang ada dan akhirnya merumuskan masalah. c. Explore possible strategies Mencari Kemungkinan Solusi Langkah ketiga dari IDEAL adalah mengeksplorasi Explore strategi yang mungkin dan mengevaluasi kemungkinan strategi tersebut sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Beberapa strategi dalam penyelesaian masalah sangatlah umum dan dapat digunakan pada hampir semua masalah yang ada, namun beberapa strategi sangatlah khusus dan hanya digunakan pada kasus-kasus tertentu. Dalam tahap ini kegiatan guru adalah membantu dan membimbing siswa mencari berbagai solusi alternatif pemecahan masalah, melakukan brainstorming, melihat alternatif pemecahan masalah dari berbagai sudut pandang dan akhirnya memilih satu alternatif pemecahan masalah yang tepat. d. Anticipate outcomes and act Melaksanakan Strategi dan Antisipasi Hasil Langkah keempat dari IDEAL adalah mengantisipasi Anticipate hasil dan bertindak Act. Ketika strategi dipilih, maka mengantisipasi kemungkinan hasil dan kemudian bertindak pada strategi yang dipilih. Mengantisipasi hasil akan berguna untuk menghindari hal-hal yang akan disesali dikemudian hari. Dalam tahap ini siswa dibimbing tahap demi tahap dalam melakukan pemecahan masalah. e. Look back and Learn Lihat kembali dan Mengevaluasi Pengaruh Langkah terakhir dari IDEAL adalah melihat Look akibat yang nyata dari strategi yang digunakan dan belajar Learn dari pengalaman yang didapat. Melihat dan belajar perlu dilakukan karena setelah mendapatkan hasil, banyak yang lupa untuk melihat kembali dan belajar dari penyelesaian masalah yang telah dilakukan. Adakalanya jawaban yang didapat tidak sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Dalam pemecahan masalah IDEAL jika dari langkah kelima yaitu melihat kembali jawaban yang ada ternyata tidak sesuai dengan tujuan yang diinginkan atau belum tercapai maka tahap dalam penyelesaian masalah dapat kembali ketahap yang diperkirakan terjadi kesalahan. Dalam tahap ini kegiatan guru adalah membimbing siswa melihat mengoreksi kembali cara-cara pemecahan masalah yang telah dilakukan, apakah sudah benar, sudah sempurna, atau sudah lengkap. Desain tahapan strategi pembelajaran pemecahan masalah IDEAL diperlihatkan pada diagram berikut: Gambar 2.1. Sintak Strategi Pembelajar IDEAL Langkah-langkah pemecahan masalah IDEAL ini hampir sama dengan langkah-langkah pemecahan masalah menurut Polya, namun terdapat perbedaan dalam memahami masalah yaitu mendefinisikan masalah yang telah teridentifikasi untuk kemudian menetapkan tujuan dari pemecahan masalah yang akan dilakukan. Strategi pemecahan masalah IDEAL dapat digunakan dalam menyelesaikan permasalahan atau soal yang telah terdefinisi dengan baik. Langkah-langkah pemecahan masalah dengan strategi pemecahan masalah IDEAL sudah sangat sistematis serta rinci sehingga siswa dapat dengan mudah belajar memecahkan masalah dengan benar. Pemecahan masalah dapat diajarkan dan diterapkan oleh anak-anak karena menggunakan langkah-langkah yang sistematis dan sekuensial. Dengan demikian diharapkan siswa dapat menemukan solusi dari STRATEGI PEMBELAJARAN IDEAL Identifikasi Masalah Mendefinisikan masalah dan tujuan Mencari Kemungkinan Solusi Melaksanakan Strategi Lihat kembali dan Mengevaluasi Pengaruh permasalahan secara sistematis dan dapat membentuk siswa pemikir yang kritis, kreatif serta lebih terorganisir.

2. Model pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Head Together

a. Model Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran merupakan interaksi dua arah antara pendidik dan siswa yang terjalin melalui komunikasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnnya. Dalam proses pembelajaran ini siswa mengalami perkembangan serta perubahan seiring dengan berjalannya waktu. Perubahan yang dimaksud adalah perubahan perilaku, pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan kebiasaan yang baru diperoleh individu. 12 Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran dimana siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lainnya dalam mempelajari materi pelajaran. Dalam kelas kooperatif, para siswa diharapkan dapat saling membantu, saling mendiskusikan dan berargumentasi, untuk mengasah pengetahuan yang dipelajari pada hari itu serta menutup kesenjangan pemahaman yang terjadi antar masing-masing individu. 13 Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengutamakan adanya kerjasama antar siswa dalam kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran. Para siswa dibagi dalam kelompok- kelompok kecil dan diarahkan untuk mempelajari materi pelajaran yang ditentukan. Tujuan dibetuknya kelompok kooperatif adalah untuk memberikan kesempatan kepada siswa agar dapat terlibat secara aktif dalam proses berpikir dalam kegiatan-kegiatan pembelajaran. 14 Dalam hal 12 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasi Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP Jakarta: Kencana, 2010, h.16. 13 Robert, E Slavin, Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik, Bandung: Nusa Media, 2008, h.4. 14 Trianto, op. cit., h.56 ini sebagian besar aktifitas pembelajaran berpusat pada siswa, yakni mempelajari materi pelajaran serta berdiskusi untuk memecahkan masalah. Pembelajaran kooperatif bernaung dalam teori konstruktivis. Pembelajaran ini muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya. Jadi, hakikat sosial dan penggunaan kelompok sejawat menjadi aspek utama dalam pembelajaran kooperatif. 15 Semua metode pembelajaran kooperatif menyumbangkan ide bahwa siswa yang bekerjasama dalam belajar dan bertanggung jawab terhadap teman satu timnya mampu membuat diri mereka belajar sama baiknya. Menurut Ibrahim, dkk, mengatakan bahwa “belajar kooperatif dapat mengembangkan tingkahlaku kooperatif dan hubungan yang lebih baik antara siswa, dan dapat mengembangkan kemampuan akademis siswa ”. Menurut Ratumanan menyatakan bahwa “interaksi yang terjadi dalam pembelajaran kooperatif dapat memacuterbentuknya ide baru dan memperkaya perkembangan intelektual siswa ”. 16 Para ahli telah menunjukan bahwa pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan kinerja siswa memahami konsep-konsep yang sulit, dan membantu siswa menumbuhkan kemampuan berpikir kritis. 17 Menurut Eggen dan Kauchak, “Pembelajaran kooperatif merupakan sebuah kelompok pembelajaran yang melibatkan siswa bekerja secara kolaboratif untuk mencapai tujuan b ersama”. 18 Pembelajaran kooperatif disusun untuk meningkatkan partisipasi siswa dalam proses pembelajaran, serta memberi kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi 15 Ibid. 16 Ibid., h.62 17 Ibid., h.59 18 Ibid., h.58. dan belajar bersama dengan siswa yang mempunyai berbagai latar belakang. Dalam pembejaran kooperatif ini juga siswa diberikan sebuah pengalaman dalam sikap kepemimpinan serta membuat keputusan dalam sebuah kelompok yang perlu dipertanggungjawabkan.

b. Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Head Together

Berkaitan dengan pembelajaran kooperatif, pendekatan struktural merupakan bagian pembelajaran yang mengutamakan penggunaan struktur tertentu yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Salah satu tipe dari pembelajaran kooperatif yang mempunyai struktural khas adalah Numbered Head Together NHT. Pembelajaran kooperatif tipe NHT merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menekankan pada struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan memiliki tujuan untuk meningkatkan penguasaan akademik. Numbered Head Together NHT pertamakali dikembangkan oleh Spenser Kagen untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut 19 . Ibrahim mengemukakan tiga tujuan yang hendak dicapai dalam pembelajaran kooperatif dengan tipe NHT yaitu: 1. Hasil belajar akademik struktural, bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik. 2. Pengakuan adanya keragaman, bertujuan agar siswa dapat menerima teman-temannya yang mempunyai berbagai latar 19 Ibid., h. 82 belakang. 3. Pengembangan keterampilan sosial, bertujuan untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa. 20 Metode Numbered Head Together merupakan teknik dalam pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling membagi ide-ide dalam berdiskusi. Metode NHT digunakan untuk menstimulasi siswa dalam pembelajaran sehingga siswa aktif dan terlibat secara langsung dalam pembelajaran. Metode NHT efektif untuk melatih siswa mendengar pendapat teman dalam berdiskusi secara cermat serta membuka diri terhadap berbagai pendapat dan gagasan. Dalam pembelajaran NHT siswa diberikan tanggung jawab dalam mempelajari materi pelajaran dan menjabarkan isinya. Tugas yang diberikan harus jelas sehingga siswa mudah untuk memahaminya serta efektif dalam waktu pembelajaran. Peranan Numbered head together NHT dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut: 21 a. Menyampaikan tujuan pembelajaran dengan jelas b. Menempatkan siswa secara heterogen dalam kelompok-kelompok kecil c. Menyampaikan tugas-tugas yang harus dikerjakan siswa, baik individu maupun kelompok d. Memantau kerja kelompok e. Mengevaluasi hasil belajar Pelaksanaan guru dalam kelas menggunakan struktur empat fase sebagai sintaks dalam NHT: 22 20 Azizahwati, Librina E. Putri, dan Hendar Sudrajat, “Keterampilan Psikomotor Fisika Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif tipe Number Head Together”, Jurnal Geliga Sains, Vol. 4, 2010, h. 14. 21 Anita Lie, Cooperative Learning, Mempraktikan Cooperative Learning di Ruang-ruang Kelas, Jakarta: Grasindo, 2002, h.59 22 Trianto. loc. cit.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Strategi Pembelajaran Kooperatif Model Numbered Head Together (NHT) terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Sosiologi Kelas X (Studi Kasus: SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan

0 4 169

Pengaruh Strategi Pembelajaran kooperatif Numbered Head Together (NHT) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Mathaul Huda

0 5 173

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together (NHT) terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep fluida dinamis

0 8 192

Pengaruh metode Numbered Head Together (NHT) terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di SMP Al-Zahra Indonesia Pamulang

0 4 177

Effect of Method Numbered Head Together (NHT) to the Student Results on Subjects of Fiqh at Al-Zahra Indonesian Junior Pamulang.

0 25 177

Upaya Peningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Konsep Mol Melalui Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) Di Kelas X-6 SMAN 8 Kota Tangerang Selatan

0 3 8

Pengaruh Strategi Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA

1 4 7

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) DENGAN PENDEKATAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH PERBANDINGAN.

0 2 3

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEAD TOGETHER) TERHADAP HASIL BELAJAR Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (Numbered Head Together) Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau Dari Motivasi Belajar Siswa Kelas X SMK Pe

0 2 14

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEAD TOGETHER) TERHADAP HASIL BELAJAR Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (Numbered Head Together) Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau Dari Motivasi Belajar Siswa Kelas X SMK Pe

0 1 12