Kemampuan Berpikir Kritis Matematik Kelompok Kontrol

Gambar 4.3 Histogram Frekuensi Kemampuan Berpikir Kritis Matematik Kelas Kontrol Berdasarkan histogram di atas, nilai median lebih kecil dari nilai rata-rata dan nilai modus, nilai rata-rata berada diantara nilai median dan nilai modus. Ini menunjukan bahwa Me X Mo. Histogram kemampuan berpikir kritis di atas, memiliki koefisien -0,29 negatif, hal ini menggambarkan bahwa kurva data landai kiri atau condong ke kanan karena sk 0. Ditinjau dari indikator kemampuan berpikir kritis matematik kelas kontrol diperoleh rata-rata secara keseluruhan 57,05 skor 4,66 dari skor maksimal 8. Deskripsi data indikator kemampuan berpikir kritis di sajikan dalam tebel 4.6: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 36.5 44.5 52.5 60.5 68.5 76.5 84.5 Fr e ku e n si Nilai Tengah Tabel 4.6 Deskripsi Data Kelas Kontrol Berdasarkan Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Matematik No Indikator Berpikir Kritis Matematik n Skor Ideal Mean Nilai 1 Menginterpretasikan 38 8 6,21 77,63 2 Menganalisis 38 8 4,09 51,13 3 Mengevaluasi 38 8 3,39 42,38 Rata-rata 4,66 57,05 Tabel 4.6 menunjukan bahwa terdapat 3 indikator kemampuan berpikir kritis matematik yang diteliti yaitu menginterpretasikan, menganalisis, dan mengevaluasi. Pada indikator menginterpretasikan kemampuan yang diukur yaitu memberikan penafsiran dan menjelaskan makna data yang terdapat dalam permasalahan., pada indikator menganalisis kemampuan yang diukur yaitu menghubungkan data-data untuk menyelesaikan permasalahan, dan pada indikator mengevaluasi kemampuan yang diukur yaitu menyelidiki kebenaran dari suatu informasi berdasarkan konsep yang digunakan. Nilai tertinggi pada kelas kontrol terdapat pada indikator menginterpretasikan dengan nilai 77,63. Kemampuan berpikir kritis siswa untuk indikator menganalisis mencapai nilai 51,13. Sedangkan kemampuan berpikir kritis untuk indikator mengevaluasi mencapai nilai 42,38. Berikut disajikan diagram batang perbedaan setiap indikator kemampuan berpikir kritis matematik kelas kontrol pada gambar 4.4: Gambar 4.4 Diagram Batang Presentase Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Kelas Kontrol Berdasarkan gambar 4.4, terlihat indikator menginterpretasikan, lebih tinggi dari dua indikator lainnya. Artinya siswa lebih mampu dalam menginterpretasikan dibandingkan dengan menganalisis dan mengevaluasi. Sedangkan indikator mengevaluasi memiliki presentase paling rendah, yang artinya kemampuan siswa pada kelas kontrol kurang dalam mengevaluasi soal yang diberikan.

2. Analisis Data

a. Uji Normalitas

Uji normalitas yang digunakan adalah uji chi square . Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak, dengan kriteria ≤ diukur pada taraf signifikansi dan tingkat kepercayaan tertentu. 1 Uji Normalitas Kelompok Eksperimen Hasil perhitungan uji normalitas pada kelompok eksperimen, diperoleh harga  2 hitung = 3,79, sedangkan dari tabel harga kritis uji Chi-Square diperoleh  2 tabel untuk jumlah sampel 38 dan banyak kelas 6 pada taraf signifikansi α = 5 77.63 51.13 42.38 10 20 30 40 50 60 70 80 90 Interpretasi Analisis Evaluasi Nilai Indikator adalah 7,82. Karena  2 hitung kurang dari sama dengan  2 tabel 3,79 ≤ 7,82, maka H diterima, artinya data yang terdapat pada kelompok eksperimen berasal dari populasi yang berdistribusi normal. 2 Uji Normalitas Kelompok Kontrol Hasil perhitungan uji normalitas pada kelompok kontrol, diperoleh harga  2 hitung = 3,76, sedangkan dari tabel harga kritis uji Chi-Square diperoleh  2 tabel untuk jumlah sampel 34 dan banyak kelas 7 pada tara f signifikansi α = 5 adalah 9,49. Karena  2 hitung kurang dari sama dengan  2 tabel 3,76 ≤ 9,49, maka H diterima, artinya data yang terdapat pada kelompok eksperimen berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Lebih jelasnya, hasil perhitungan uji normalitas antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol dapat dilihat pada tabel 4.7. Tabel 4.7 Uji Normalitas Kemampuan Berpikir Kritis Matematik Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Kelompok N Taraf Signifikan   hitung   tabel Kesimpulan Eksperimen 38 0,05 3,79 7,82 Berdistribusi normal Kontrol 34 0,05 3,76 9,49 Karena 2  hitung pada kedua kelas kurang dari 2  tabel maka dapat disimpulkan bahwa data populasi kedua kelompok berdistribusi normal.

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas varians digunakan untuk mengetahui apakah kedua kelompok sampel berasal dari populasi yang sama homogen atau berbeda heterogen. Dalam penelitian ini, uji homogenitas yang digunakan adalah uji F. Kriteria pengujian yang digunakan yaitu kedua kelompok dikatakan homogen apabila ≤ diukur pada taraf signifikansi dan tingkat kepercayaan tertentu. Hasil perhitungan untuk kelompok eksperimen diperoleh varians = 176,98 dan untuk kelompok kontrol diperoleh varians = 182,76, sehingga diperoleh nilai = 1,03 lampiran 21. D ari tabel distribusi F dengan taraf signifikansi α = 5 dan db pembilang = 37, db penyebut = 33, diperoleh karena ≤ 1,03 ≤ 1,77, maka Ho diterima atau dengan kata lain varians kedua populasi homogen. Hasil perhitungan uji homogenitas lebih jelas dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut: Tabel 4.8 Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Karena F hitung kurang dari F tabel 1,03 ≤ 1,77 maka H diterima, artinya kedua varians homogen.

c. Pengujian Hipotesis

Hasil perhitungan uji prasyarat menunjukan bahwa data kemampuan berpikir kritis matematik siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal dan homogen. Untuk menguji perbedaan dua rata-rata kelompok eksperimen dan kelompok kontrol digunakan uji t. Setelah melakukan perhitungan dengan menggunakan uji t maka diperoleh t hitung = 2,38 menggunakan tabel distribusi t pada taraf signifikansi 5 dan Kelas Jumlah Sampel Varians s 2 F Kesimpulan Hitung Tabel 05 ,   Eksperimen 38 176,98 1,03 1,77 Terima H Kontrol 34 182,76 derajat kebebasan db = 70, diperoleh harga t tabel α=0.05 = 1,67. Hasil perhitungan uji hipotesis disajikan pada tabel 4.9. Tabel 4. 9 Hasil Uji Hipotesis Kelas t hitung t tabel α=0.05 Kesimpulan Eksperimen 2,38 1,67 Tolak H Kontrol Berdasarkan tabel 4.9 terlihat bahwa t hitung t tabel 2,38 1,67 maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan H 1 diterima, dengan taraf signifikansi 5. Artinya bahwa rata-rata kemampuan berpikir kritis matematik siswa yang menggunakan pembelajaran strategi pemecahan masalah IDEAL dengan model koopertif tipe Numbered Head Together lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang menggunakan model konvensional.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Dari hasil pengujian hipotesis terdapat perbedaan rata-rata kemampuan berpikir kritis matematik antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hal tersebut menunjukan bahwa dalam pembelajaran matematika strategi pemecahan masalah IDEAL dengan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together lebih baik dari pada pembelajaran dengan metode konvensional. Temuan penelitian ini di dukung oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Desti Haryani yang berjudul, Pembelajaran Matematika dengan Pemecahan Masalah Untuk Menumbuh Kembangkan Kemampuan Berpikir Kritis yang mengungkapkan bahwa siswa yang dalam pembelajaran menggunakan strategi pemecahan masalah dapat melatih dan menumbuhkembangkan kemampuan siswa dalam berpikir kritis

Dokumen yang terkait

Pengaruh Strategi Pembelajaran Kooperatif Model Numbered Head Together (NHT) terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Sosiologi Kelas X (Studi Kasus: SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan

0 4 169

Pengaruh Strategi Pembelajaran kooperatif Numbered Head Together (NHT) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Mathaul Huda

0 5 173

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together (NHT) terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep fluida dinamis

0 8 192

Pengaruh metode Numbered Head Together (NHT) terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di SMP Al-Zahra Indonesia Pamulang

0 4 177

Effect of Method Numbered Head Together (NHT) to the Student Results on Subjects of Fiqh at Al-Zahra Indonesian Junior Pamulang.

0 25 177

Upaya Peningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Konsep Mol Melalui Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) Di Kelas X-6 SMAN 8 Kota Tangerang Selatan

0 3 8

Pengaruh Strategi Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA

1 4 7

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) DENGAN PENDEKATAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH PERBANDINGAN.

0 2 3

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEAD TOGETHER) TERHADAP HASIL BELAJAR Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (Numbered Head Together) Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau Dari Motivasi Belajar Siswa Kelas X SMK Pe

0 2 14

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEAD TOGETHER) TERHADAP HASIL BELAJAR Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (Numbered Head Together) Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau Dari Motivasi Belajar Siswa Kelas X SMK Pe

0 1 12