Agregasi Kategori Pola - Pola Kategori Interpretasi

75

4. Agregasi Kategori

Kasus yang sudah dikenali oleh peneliti dan tergambar secara menyeluruh, kemudian dipilah-pilah ke dalam beberapa kategori informasi. Pengelompokan informasi penelitian menjadi beberapa kategori ini, dilakukan dengan tujuan untuk mempermudah proses analisis informasi dan pembahasan kasus oleh peneliti. Beberapa kategori informasi akan membentuk sebuah tema informasi penelitian, yang di dalamnya terdapat contoh-contoh pernyataan dari subjek atau informan.

5. Pola - Pola Kategori

Setelah peneliti memilah dan memasukkan semua informasi ke dalam kategori-kategori informasi, selanjutnya peneliti menyatukannya ke dalam tema- tema tertentu. Pada akhirnya, akan terbentuk pola-pola hubungan antartema informasi. Pola hubungan yang terbentuk sangatlah ditentukan oleh peneliti sendiri, karena peneliti itulah yang mengenali apa yang sedang ditelitinya. Penelitian ini terdiri dari tiga buah kasus multiple case study, sehingga apabila pada BAB V ditemukan pola hubungan tema informasi yang sama pada ketiga kasus, maka hasil temuan di lapangan pada ketiga kasus tersebut dapat digabungkan dan menguatkan fakta yang ada. Namun, apabila ditemukan pola hubungan tema informasi yang berbeda pada setiap kasus, maka antarkasus tersebut akan saling melengkapi dan menambahkan hasil temuan lapangan. Proses analisis informasi berupa pengelompokkan kategori informasi ke dalam beberapa tema informasi, dapat dilihat di bagian lampiran penelitian. 76

6. Interpretasi

Peneliti melakukan interpretasi terhadap informasi yang dikumpulkan dari lapangan penelitian, setelah semua informasi tersebut dimasukkan ke dalam tema- tema tertentu dan dicari pola hubungannya. Pada proses interpretasi ini, peneliti melakukan deskripsi analisis secara menyeluruh terhadap berbagai informasi yang bersifat parsial. Deskripsi analisis berisi tentang rancangan pola-pola umum yang bersifat substantif dari berbagai informasi yang didapat dari lapangan penelitian. Hasil dari proses interpretasi informasi yang berupa deskripsi analisis ini, akan dikonfrontasikan dengan teori-teori yang menjadi referensi peneliti pada tinjauan pustaka dan akan dibandingkan pula dengan berbagai asumsi dan prasangka peneliti di bagian awal penelitian. Apabila deskripsi analisis selaras dengan teori dan asumsi peneliti, maka akan semakin menguatkan teori sebelumnya dan membenarkan asumsi peneliti. Namun, apabila deskripsi analisis berbeda dengan teori dan asumsi peneliti, maka akan ditemukan suatu wacana baru yang berasal dari lapangan penelitian. Oleh karena itu, konfrontasi teori terhadap interpretasi yang dilakukan oleh peneliti akan menguji dan semakin mengikis asumsi peneliti di awal penelitian.

7. Generalisasi Naturalistis