41 kepuasan terhadap kehidupan keluarganya. Orang tua maupun remaja lebih
banyak menampilkan emosi negatif, saling tidak setuju, dan cenderung tertutup Collins Russell; Steinberg; dalam Grusec, 1997, h. 82. Remaja lebih mudah
dalam melakukan internalisasi nilai dari pada anak-anak. Keadaan ini dipengaruhi oleh proses perkembangan kognisi yang semakin matang, sehingga remaja
menjadi lebih mudah dalam memahami nilai yang diajarkan dengan mengelaborasikan berbagai pengalaman yang dialaminya Grusec, 1997, h. 89.
6. Figur dan Peran Orang Tua
Menurut Hawadi dalam Hastuti dan Zamralita, 2004, h. 90 orang tua merupakan figur sentral dalam kehidupan remaja, karena orang tua adalah
lingkungan sosial awal yang dikenal remaja, figur yang menentukan kualitas kehidupan seorang remaja, dan figur yang paling dekat dengannya, baik secara
fisik maupun psikis. Rushton dan McLanahan 2002, h. 23 menyatakan bahwa remaja yang
dibesarkan oleh orang tua tunggal, mengalami kesulitan untuk menyesuaikan diri. Karena remaja tersebut mengalami hambatan untuk dapat mengidentifikasikan
dirinya secara optimal. Bagi remaja laki-laki, figur seorang ayah seiring dengan bertambahnya usia, memiliki pengaruh yang besar bagi peran seksnya, yaitu ayah
bertindak sebagai model peran. Pengaruh ayah dalam penentuan peran seks akan bergantung pada kualitas hubungan antara ayah dengan anaknya, yang ditandai
dengan minat dan kehangatan yang dapat mendorong pengaruh pada penentuan peran seks Hurlock, 1999.a, h. 174.
42 Remaja perempuan yang kehilangan figur ayah dapat mengakibatkan
penguatan pada identitas feminin. Namun demikian, kehilangan figur ayah bagi remaja perempuan mengakibatkan beberapa fenomena, antara lain kecemasan
akan perpisahan, penolakan dan menghindari perasaan yang berhubungan dengan kehilangan ayah, identifikasi dengan objek yang hilang, serta keinginan untuk
mendapatkan kasih sayang dari seorang figur pria pengganti ayahnya Lohr, Mendell, dan Riemer, 1990, dalam Cinical Social Work, Journal, vol. 17 no. 4.
Sedangkan Mussen 1994, h. 75 menyatakan bahwa anak laki-laki lebih banyak terpengaruh akibat kehilangan ayah dari pada anak perempuan. Pada umumnya
anak laki-laki dalam keluarga tanpa ayah sering kali lebih agresif dan cemas bila dibandingkan dengan anak laki-laki yang masih mempunyai ayah.
43
C. Remaja 1.
Definisi Remaja
Remaja secara keseluruhan adalah individu yang benar-benar berada dalam kondisi perubahan yang menyeluruh menuju ke arah kesempurnaan, sehingga
remaja digolongkan pada individu yang sedang tumbuh dan berkembang Yusuf, 1997, h. 31. Sedangkan Hurlock 1999.a, h. 207 menyatakan bahwa masa remaja
adalah sebuah masa transisi sebagai peralihan dari anak-anak menjadi dewasa, dalam setiap masa peralihan, status individu tidaklah jelas, serta terdapat keraguan
akan peran yang harus dilakukan Masa remaja berlangsung antara usia 13 tahun sampai dengan usia 21 tahun
Monks, 2002, h. 258. Lebih lanjut tahap perkembangan remaja, terbagi menjadi tiga, yaitu masa remaja awal, masa remaja pertengahan, dan masa remaja akhir.
Secara rinci, Monks 2004, h. 262 membagi tahap perkembangan remaja menjadi beberapa fase, yaitu fase remaja awal berusia 12-15 tahun, fase remaja
pertengahan berusia 15-18 tahun, dan fase remaja akhir berusia 18-21 tahun. Remaja akhir merupakan masa paling rawan bagi remaja dalam melakukan
penyesuaian sosial. Remaja akhir mengalami kegelisahan yang lebih kuat, karena tidak lama lagi, mereka akan menapaki masa dewasa dengan segala tuntutannya.
2. Penyesuaian Diri pada Remaja