144
2. Kecenderungan Intrapsikis Subjek RK
Berdasarkan autoanamnesis, alloanamnesis, dan interpretasi tes psikologi, peneliti berusaha untuk mendeskripsikan kecenderungan intrapsikis subjek RK.
Secara umum, Subjek RK merasa kurang aman dan cemas yang berlebihan terhadap lingkungan sekitar. Oleh karena itu, di dalam diri Subjek RK muncul
kebutuhan yang besar untuk melindungi diri dari ancaman dan tekanan dari lingkungan. Ketika mendapatkan tekanan dari lingkungan, Subjek RK cenderung
memendam dan tidak menceritakannya kepada siapapun. Subjek RK sering menangis dan mengurung diri di kamar.
Subjek RK cenderung merasa kurang berdaya dan inferior, sehingga apabila dirinya mengalami konflik dengan lingkungan akan cenderung dipendam dan
tidak diselesaikannya. Subjek RK hanya menggunakan fantasinya sebagai jalan pelarian, dengan lebih banyak berdiam diri dan melamun. Cara ini digunakan
sebagai saluran untuk menurunkan tegangan dan sekaligus sebagai wujud pertahanan egonya.
Ada indikasi perasaan kurang bahagia pada diri Subjek RK. Keadaan ini mungkin disebabkan oleh adanya perasaan ditolak dan kurang puas terhadap
lingkungannya. Akibatnya, Subjek RK akan cenderung menyeleksi interaksi dengan lingkungannya agar tidak semakin terancam. Subjek RK menginginkan
kehadiran figur kakak laki-laki untuk melindunginya. Keadaan ini mengindikasikan bahwa Subjek RK membutuhkan perlindungan yang lebih dari
lingkungannya.
145
3. Dinamika Munculnya Skizofrenia dan Perjalanan Gangguan Subjek RK
Subjek RK menganggap ibunya kurang berperan secara optimal, seperti harapannya. Namun, Subjek RK menerima keadaan ibunya yang tidak dapat
mendengar dan berbicara. Di lingkungan keluarga, Pak Dhe berperan sebagai pengganti figur bapak. Pola asuh yang di terapkan oleh Pak Dhe cenderung tegas,
karena banyak aturan yang harus dipatuhi oleh Subjek RK. Pak Dhe dan Bu Dhe sering marah dan membentak Subjek RK, karena dianggap malas membantu
pekerjaan rumah. Selain itu, Subjek RK tidak pernah mendapatkan penghargaan berupa pujian atau hadiah, apabila dirinya menunjukkan perilaku yang diharapkan
atau mencapai prestasi sekolah yang baik. Keadaan tersebut membuat subjek RK merasa kurang aman, terancam, dan
tidak puas dengan kondisi di lingkungan keluarganya. Namun, Subjek RK cenderung inferior, kurang berdaya, dan dorongan dari dalam dirinya cenderung
lemah. Oleh karena itu, subjek hanya memendam rasa kurang aman, terancam, dan ketidakpuasan terhadap kondisi di lingkungannya. Ketika memasuki usia
remaja, Subjek RK berusaha menjalin hubungan dengan teman-temannya. Namun, ternyata Subjek RK banyak mendapatkan perlakuan yang tidak
menyenangkan dari teman-temannya. Keadaan lingkungan yang tidak kondusif,
menimbulkan berbagai macam konsekuensi pada diri Subjek RK. Konsekuensi tersebut, antara lain : Subjek RK memiliki kebutuhan yang
besar untuk melindungi diri dan mendapatkan perlindungan dari lingkungan. Selain itu, Subjek RK menjadi peka terhadap situasi dan reaksi dari orang lain,
sehingga cenderung curiga dan menjaga jarak dengan lingkungannya. Subjek RK
146 merasa kecewa dan ditolak oleh lingkungannya. Subjek RK menjadi kurang bisa
membina hubungan dengan orang lain dan sulit menyesuaikan diri dengan tuntutan realitas. Subjek RK lebih banyak diam, melamun, dan mengurung diri di
kamar, apabila mengalami konflik. Subjek RK banyak memendam pengalaman buruknya dengan menggunakan fantasi sebagai pelarian denial di dalam dirinya.
Tidak adanya perbaikan kondisi di lingkungan keluarga dan kurangnya sarana untuk melakukan self-regulation, membuat Subjek RK semakin tertekan.
Subjek RK berada dalam kondisi disequilibrium yang panjang. Pada akhirnya, Subjek RK mengalami deteriorasi karena egonya semakin tidak mampu
bertoleransi terhadap konflik yang dihadapi. Konflik antara ego dengan lingkungan terungkap dengan munculnya kebutuhan untuk mendapatkan
perlindungan fear of being eaten, tetapi juga diwarnai dengan permusuhan. Keadaan ini dapat dicontohkan dari pola hubungan Subjek RK dengan
teman-temannya. Subjek RK menginginkan dirinya dapat memiliki banyak teman. Namun di sisi yang lain, Subjek RK benci dan kecewa dengan teman-temannya
yang selalu memusuhinya. Oleh karena itu, di dalam diri Subjek RK terdapat perasaan ditolak dan kurang puas terhadap lingkungan, sekaligus membutuhkan
perhatian dan perlindungan dari lingkungan tersebut. Keadaan ini membuat Subjek RK menjadi cenderung ragu-ragu dalam berhubungan dengan orang lain.
Konflik yang dialami oleh Subjek RK termanifestasi dalam bentuk pikiran dan perilaku yang katatonik. Ketika ego mengalami keruntuhan, berbagai gejala
Skizofrenia muncul pada Subjek RK. Gejala-gejala tersebut memperlihatkan konflik yang selama ini ditekan oleh Subjek RK.
147
148
C. Pembahasan Kasus III Subjek ZS
1. Dinamika Keluarga Subjek ZS