Karakteristik Orang Tua Subjek Kasus Pola Pengasuhan dan Proses Sosialisasi Nilai oleh Orang Tua

182

BAB VI PENUTUP

A. Sketsa Penutup

Setelah melakukan tahap pembahasan, maka peneliti akan menyimpulkan beberapa fakta tentang dinamika keluarga dari remaja yang mengalami Skizofrenia dan kemungkinan penyebab munculnya Skizofrenia di budaya Jawa. Beberapa fakta yang dapat disimpulkan dari penelitian ini, antara lain :

1. Karakteristik Orang Tua Subjek Kasus

a. Karakteristik Ibu Subjek Kasus

Hubungan antara ibu dan anak di masa balita pada kehidupan masyarakat Jawa, secara umum sangatlah dekat dan berarti bagi proses perkembangan fisik, psikis, dan sosial bagi anak. Namun, dalam kasus pada penelitian ini jalinan hubungan ini kurang baik, sehingga berpengaruh pada proses perkembangan subjek kasus secara keseluruhan. Hubungan yang kurang baik ini, dipengaruhi oleh kurang optimalnya ibu dalam berperan dan melaksanakan tugasnya dalam mendidik dan mengasuh anak. Keadaan tersebut disebabkan oleh keterbatasan pada diri ibu, seperti kurangnya waktu untuk berinteraksi dengan anak karena ibu bekerja, ketidakmampuan ibu dalam berkomunikasi secara verbal karena ibu mengalami bisu dan tuli, dan ibu kurang berpengalaman dalam mengasuh anak. 183

b. Karakteristik Bapak Subjek Kasus

Pada penelitian ini ditemukan fakta bahwa peran dan kedudukan bapak pada ketiga subjek kasus sangatlah superior dan dominan. Keadaan tersebut sesuai dengan kondisi di lingkungan budaya Jawa yang menuntut anak untuk dapat menunjukkan suasana hubungan yang bernuansa hormat aji terhadap bapak. Namun kenyataannya ketiga subjek kasus kurang dapat menunjukkan suasana hubungan sesuai dengan harapan dari orang tuanya. Sikap dan perilaku kurang hormat itu ditunjukkan seperti perilaku membantah pendapat dan nasehat orang tua, cenderung enggan melaksanakan perintah dan permintaan orang tua ketika diminta untuk membantunya. Keadaan tersebut berpengaruh pada proses interaksi antara orang tua terutama bapak dengan anaknya selalu diliputi oleh konflik yang sifatnya terpendam. Konflik di lingkungan keluarga ini berlangsung lama dan bahkan cenderung meningkat, sehingga berpengaruh buruk pada proses perkembangan ketiga subjek kasus.

2. Pola Pengasuhan dan Proses Sosialisasi Nilai oleh Orang Tua

Seorang anak yang tidak memahami fungsi, peran, dan kedudukannya di dalam keluarga, akan berakibat pada timbulnya konflik hubungan dengan anggota keluarga yang lain. Ketiga subjek mengalami kegagalan dalam melakukan internalisasi nilai, sehingga ketiga subjek mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial. Ketiga subjek kasus kurang dapat bergaul secara hangat dan terbuka dengan orang lain, tidak dapat bekerja sama dengan baik, kondisi emosinya cenderung tidak stabil, dan kurang merasa bahagia dengan kehidupannya. Selain itu, ketiga 184 subjek kasus mengalami kesulitan dalam melaksanakan tuntutan dari lingkungan, sehingga ketiga subjek dianggap kurang mampu berperan sesuai dengan tingkat perkembangannya dan memiliki standar pribadi yang berbeda dari orang lain. Interaksi antaranggota keluarga ketiga subjek kasus cenderung renggang, dingin, dominatif, dan sering diliputi oleh tindakan kekerasan. Keadaan tersebut akan berakibat pada tidak optimalnya pelaksanaan tugas masing-masing anggota keluarga, sehingga berpengaruh pada terganggunya sistem keluarga secara keseluruhan. Baik orang tua maupun ketiga subjek cenderung kurang memahami kebutuhan dan harapan masing-masing, sehingga pola interaksi keluarga cenderung diliputi oleh kekecewaan. Keadaan tersebut akan berakibat pada timbulnya konflik terpendam antaranggota keluarga. Berdasarkan analisis informasi yang telah dilakukan, ketiga subjek kasus menyatakan bahwa mereka merasa kurang puas terhadap orang tua karena dinilai kurang memahami keinginan ketiga subjek kasus. Begitu pula dari pihak orang tua yang puas terhadap ketiga subjek kasus karena dinilai kurang mampu berperan sesuai dengan harapan orang tua. Walaupun setiap hari ada kesempatan untuk bercengkerama bersama seluruh anggota keluarga, namun pada kenyataannya interaksi antara orang tua dan ketiga subjek kasus cenderung diliputi oleh konflik dan hambatan dalam berkomunikasi communication-gap. Suasana keluarga ketiga subjek cenderung kurang kondusif. Terkadang orang tua terutama bapak sering membentak dan marah-marah terhadap ketiga subjek kasus, bahkan melakukan pemukulan apabila mereka tidak mau menurut. Oleh karena itu, ketiga subjek kasus merasakan suasana yang tidak nyaman di 185 dalam keluarganya. Keluarga pada ketiga subjek kasus sering terguncang karena adanya pertengkaran antara bapak dan ibu di depan anak-anak. Keadaan ini tidak mendukung bagi proses perkembangan ketiga subjek kasus secara keseluruhan.

3. Pola Interaksi Keluarga Subjek Kasus