68
4. Kegunaan telur didalam pembuatan patiseri
a. Menambah nilai gizi makanan b. Menambah keharuman, memperbaiki komposisi dari kue terse-
but serta kualitasnya pada waktu dimakan. c. Membantu menghasilkan warna yang menarik baik dibagian da-
lam ataupun kulit luar d. Bertindak sebagai bahan pengikat terhadap bermacam-macam
bahan misalnya custard e. Membantu pengembangan terutama yang menggunakan putih
telur. f. Menyokong
pencampuran bahan-bahan
g. Menghasilkan remah kue yang lebih halus h. Memperlama jangka penyimpanan
5. Sifat Fungsional Telur
Sebagai salah satu komponen yang terlibat dalam pengolahan beberapa jenis produk pangan,sifat fungsional telur berperan terhadap
mutu produk yang dihasilkan. Sifat fungsional didefinisikan sebagai sekumpulan sifat dari pangan atau bahan pangan yang mempengaruhi
penggunaannya. Atau sifat fungsional adalah sifat-sifat selain sifat gizinya yang berperan dalam proses pengolahan.
Yang paling banyak berperan dalam menentukan sifat fungsional telur adalah sifat fisik dan kimia protein. Oleh karena itu terjadinya perubahan
terhadap sifat fisik dan kimia protein telur juga akan berpengaruh terhadap sifat-sifat fungsional telur tersebut. Menurut Muchtadi dan
Sugiyono 1992 sifat-sifat fungsional telur secara keseluruhan maupun bagian kuning telur atau putih telur antara lain :
a. Daya busa Daya buih foaming
Kadang kala sifat ini disebut juga mengaerasi, leavening power, atau
sifat ” whipping”. Pembentukan busa dilakukan dengan pengocokan.
Mekanisme pembentukan busa adalah sebagai berikut : Dengan adanya pengocokan, ikatan-ikatan dalam molekul protein terbuka
sehingga rantai protein menjadi panjang. Protein-protein ini akan saling bereaksi dan membentuk lapisan monomolekul yang akan
menangkapmenahan udara yang masuk dalam albumen cair dan membentuk gelembung-gelembung buih pada pengocokan selanjut-
nya, sehingga volumenya bertambah dan sifat elastisitasnya berku- rang. Semakin banyak udara yang terperangkap, busa yang terben-
tuk akan semakin kaku dan kehilangan sifat alirnya. Kestabilan buih ditentukan oleh kandungan ovomucin yang merupakan salah satu
komponen protein dalam putih telur.
Di unduh dari : Bukupaket.com
69 Gambar 2.39: Daya buih telur
Warna gelembung mula- mula hijau kemudian ber-
ubah menjadi kekuningan, jernih, dan kemudian putih
kabur. Penambahan asam atau garam pada awal pe-
ngocokan akan menambah kestabilan busa. Sedang-
kan mentega, susu krim, dan minyak dari biji-bijian
dapat menurunkan kesta- bilan busa putih telur.
Albumin yang menghasilkan volume buih yang banyak dan stabil menunjukan kualitas telur yang baik. Beberapa faktor yang mempe-
ngaruhi volume buih adalah kualitas telur awal, pH, lama penyim- panan, lama pengocokan dan perlakuan pendahuluan.
Cara menentukan daya buih : 25 ml albumin di kocok dengan pe- ngocok tangan selama 5 menit. Volume buih yang terbentuk diban-
dingkan dengan volume awal dengan menggunakan gelas ukur.
Daya buih = Volume buihvolume awal x 100 b. Daya
Koagulasi Koagulasi pada telur ditandai dengan kelarutan atau berubahnya
bentuk cairan sol
menjadi padat gel.
Perubahan struktur molekul protein ini dapat disebabkan oleh pengaruh panas, mekanik, asam,
basa dan garam.
Gambar 2.40 : Koagulasi telur Koagulasi yang sifatnya
irre- versible
tidak dapat kemba- li disebabkan oleh pema-
nasan pada suhu 60-70ºC. Sifat koagulasi ini dimiliki
oleh putih maupun kuning telur. Suhu koagulasi albu-
min telur ayam sekitar 62ºC, sedangkan suhu koagulasi
kuning telur sekitar 65 ºC. Jika suhu koagulasi albumin
makin tinggi, berarti albumin telah rusak akibat penguap-
an air dan CO2.
Di unduh dari : Bukupaket.com
70 c. Daya Emulsi
Emulsi didefinisikan sebagai campuran antara dua jenis cairan yang secara normal tidak dapat saling bercampur, dimana salah satu fase
terdispersi berada dalam fase pendispersi. Kuning telur merupakan contoh emulsi minyak dalam air. Kuning telur mengandung bagian
yang bersifat
surface active yaitu
lesitin fosfatidilkolin dan koleste-
rol. Lesitin
mendukung terbentuknya emulsi minyak dalam air ow, sedangkan kolesterol cenderung membentuk emulsi air dalam mi-
nyak wo. d. Kontrol
Kristalisasi Penambahan albumen atau putih telur kedalam larutan gula sirop
dapat mencegah terbentuknya kristal gula. Hal ini karena albumen bersifat mencegah penguapan sehingga mencegah terjadinya
inver- si sukrosa
yang berlebihan. Sifat telur ini dimanfaatkan dalam pem- buatan permen candy. Penambahan telur dalam pembuatan gula-
gula memberikan rasa di mulut manis, halus, serta selalu basah. e. Pemberi Warna
Gambar 2.41 : Pigmen kuning telur
Sifat ini hanya dimiliki oleh kuning telur, yaitu pigmen
kuning dari xantofil, lutein,
beta karoten dan
kriptoxan- tin.
Pada Tabel 4 dapat dilihat beberapa produk yang me-
manfaatkan sifat fungsional telur.
Tabel 2.6 : Penggunaan dan Fungsi Telur dalam Pangan Produk Pangan
Sifat Fungsional Cakes
Candy Custards
Putih telur Telur rebus, goreng
Mayonaise Salad dressing
Foaming dan koagulasi Flavor dan Warna kuning telur
Penghambat kristalisasi Flavor dan Koagulasi
Koagulasi Koagulasi
Flavor Emulsifikasi
Emulsifikasi Sumber : Stadelman dan Cotteril 1977
Di unduh dari : Bukupaket.com
71
I. COKELAT
Gambar 2.42 : Cokelat Mentah Yang membedakan macam-macam
cokelat adalah kadar lemak coke- latnya
Cocoa Butter .
Makin tinggi persentase cocoa butter makin bagus
dan mahal cokelat. Sayangnya cocoa butter punya titik didih yang rendah
atau tidak tahan panas sehingga menyulitkan distribusi cokelat dengan
cocoa butter tinggi di negara-negara iklim tropis. Biji cokelat yang sudah
dikeringkan dan dihilangkan cocoa butternya disebut crude chocolate
bahan untuk membuat cokelat bu- buk.
1. Macam-macam Cokelat a. Couverture Chocolate :