63
3. Daftar Cek
Daftar cek ini merupakan instrumen non tes berupa tabel untuk membantu peneliti dalam mengorganisasi data jenis kelamin. Sangadji
2010:154 mengungkapkan bahwa daftar cek check list adalah daftar variabel yang akan dikumpulkan datanya. Dalam hal ini, peneliti hanya
memberikan tanda centang setiap pemunculan gejala yang dimaksud melalui rekap atau pendataan data dari daftar sekolah.
G. Teknik Pengujian Instrumen
Instrumen penelitian yang akan digunakan harus menggunakan alat ukur yang baik. Alat ukur yang baik untuk memenuhi dua syarat yaitu
validitas dan reabilitas. Penelitian ini menggunakan dua syarat tersebut untuk mengetahui kelayakan instrumen. Validitas dalam penelitian ini meliputi tiga
hal yaitu validitas isi, validitas muka, dan validitas konstruk. Ketiga validitas dan reliabilitas akan dikenakan pada instrumen tes. Sementara instrumen
daftar cek dan pedoman wawancara tidak melalui validitas dan reliabilitas.
1. Uji Validitas
Uji validitas merupakan pengujian instrumen penelitian, agar peneliti mengetahui tingkat ketepatan instrumen yang telah dibuat yang
nantinya juga digunakan untuk mengukur variabel penelitian. Validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada objek
penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti Sugiyono, 2012:267. Validitas yang digunakan dalam penelitian ini akan dijelaskan
sebagai berikut:
a. Validitas Isi
Validitas isi adalah instrumen yang berbentuk tes yang sering digunakan untuk mengukur prestasi dan mengukur efektivitas
pelaksanaan program dan tujuan. Untuk menyusun instrumen prestasi belajar yang mempunyai validitas isi, maka instrumen harus
disusun berdasarkan materi pelajaran yang telah diajarkan Sugiyono, 2015:176. Arifin 2009:248 menjelaskan bahwa
validitas isi dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain
64 dengan mencocokkan materi tes dengan silabus dan kisi-kisi,
melakukan diskusi dengan para ahli dalam hal ini guru dan dosen, atau mencermati kembali substansi dari konsep-konsep yang akan
diukur. Uji validitas isi perangkat pembelajaran berupa 50 soal
pilihan ganda diujikan menggunakan cara yang sering disebut dengan expert judgment. Validitas isi diberikan oleh para ahli yang
memiliki bidang keahlian berhubungan dengan penelitian ini. Terdapat empat ahli yang dipilih untuk melakukan validitas isi yaitu
2 dosen dari Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Sanata Dharma dan 2 guru kelas V SD.
Para ahli memberikan nilai pada lembar penilaian yang telah diberikan. Skala skor dalam lembar penilaian instrumen
menggunakan skala Likert. Siregar 2010:138 berpendapat bahwa skala Likert adalah skala yang dapat digunakan untuk mengukur
sikap, pendapat, dan persepsi seseorang tentang suatu objek atau fenomena tertentu. Skala Likert memiliki dua bentuk pernyataan,
yaitu : pernyataan positif dan negatif. Pernyataan positif diberi skor 5, 4, 3, 2, dan 1; sedangkan bentuk pernyataan negatif diberi skor 1,
2, 3, 4, dan 5. Penelitian ini menggunakan tingkatan skor positif yaitu 5, 4, 3, 2, 1. Skor 5 berarti sangat sesuai, skor 4 berarti sesuai,
skor 3 ragu-ragu, skor 2 kurang sesuai, dan skor 1 tidak sesuai. Pengukuran menggunakan skala Likert, sering mengalami
kecenderungan para ahli memilih kategori skor ragu-ragu. Mengatasi hal tersebut, maka dalam penelitian ini terdapat penghilangan
kategori skor ragu-ragu agar skor yang didapatkan jelas. Skor yang digunakan dalam penelitian ini menjadi sebagai berikut : skor 1 tidak
sesuai, skor 2 kurang sesuai, skor 3 sesuai, dan skor 4 sangat sesuai. Lembar penilaian dibuat berdasarkan indikator-indikator dan
hasil akhirnya
akan diakumulasi
kemudian dikategorikan
menggunakan kriteria yang telah ditentukan. Ketentuan pelaksanaan revisi terhadap istrumen terdapat dalam tabel 3.6 sebagai berikut.
65 Tabel 3.6 Ketentuan Pelaksanaan Revisi Instrumen
Penilaian Kuantitatif
Penilaian Kualitatif
Keputusan
3 Positif
Tidak Revisi 3
Negatif Revisi pada bagian
tertentu 3
Positif Revisi
3 Negatif
Revisi Tabel 3.6 menunjukkan ketentuan dalam pelaksanaan revisi
instrumen yang terdiri dari penilaian kuantitatif lebih dari 3 dengan penilaian kualitatif positif maka istrumen tidak direvisi, sedangkan
penilaian kuantitatif lebih dari 3 dengan penilaian kualitatif negatif maka instrumen direvisi pada bagian tertentu. Jika penilaian
kuantitatif kurang dari 3 dengan penilaian kualitatif positif dan negatif, maka istrumen harus direvisi.
Penelitian ini menunjuk beberapa ahli untuk menjadi validator. Ahli pertama yaitu Prof. Dr. Paulus Suparno, SJ, M.ST.
Beliau ditunjuk menjadi validator karena ahli dalam bidangnya yaitu sebagai dosen Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Sanata
Dharma. Selain itu, ahli dalam bidang miskonsepsi karena beliau juga penulis buku miskonsepsi. Beliau menilai tepat atau tidaknya
soal yang digunakan untuk mendeteksi adanya miskonsepsi pada siswa.
Ahli kedua yang dipilih untuk menjadi validator adalah Ir. Sri Agustini Sulandari, M.Si. Beliau menilai bagian isi soal, yaitu
menilai tepat atau tidaknya soal yang dibuat dengan kunci jawaban. Beliau ditunjuk menjadi validator bagian isi soal karena beliau ahli
dalam bidangnya yaitu sebagai dosen Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Sanata Dharma.
Ahli yang ketiga adalah guru kelas V SD Denggung Kabupaten Sleman bernama Ibu Ari Trisnawati, S.Pd dan ahli yang
keempat adalah guru kelas V SD di Kabupaten Magelang bernama Bapak Agustinus Tarmadi, S.Pd. Keduanya ditunjuk sebagai
66 validator karena mereka merupakan guru kelas V SD yang setiap
harinya mengajar para siswa kelas V, sehingga mereka lebih paham dalam membuat soal khususnya soal mata pelajaran IPA. Kedua
guru kelas V tersebut sebagai validator hanya untuk menilai bahasa yang digunakan dalam soal yang telah dibuat agar mudah dipahami
oleh siswa.
b. Validitas Muka