Kerangka Berpikir LANDASAN TEORI

50

C. Kerangka Berpikir

Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari KTSP, 2006:161. Berdasarkan pengertian tersebut jelas bahwa pembelajaran IPA di sekolah sangat penting bagi para siswa. Agar kegiatan pembelajaran IPA dapat berjalan dengan baik, maka para siswa juga harus memahami konsep IPA secara benar pula. Pemahaman terhadap konsep merupakan hal yang sangat penting karena tanpa mengetahui konsep, semua pembelajaran akan menjadi pembelajaran hafalan dan bukan lagi pembelajaran yang bermakna. Kenyataan yang ditemui masih banyak siswa yang tidak memperdulikan konsep yang ada di dalam mata pelajaran yang sedang dipelajari. Kekeliruan atau kesalahan konsep yang dialami siswa disebut juga dengan istilah miskonsepsi. Miskonsepsi merupakan penggunaan konsep yang salah karena tidak sesuai dengan acuan atau konsep dasar yang ditetapkan oleh para ahli. Miskonsepsi disebabkan oleh bermacam-macam hal bisa disebabkan oleh siswa sendiri, guru yang mengajar, konteks pembelajaran, cara mengajar, dan buku teks. Siswa yang memiliki inteligensi matematis-logis kurang tinggi, akan mengalami kesulitan dalam menangkap konsep fisika, terlebih abstrak Suparno, 2005:40. Berdasarkan penyebab miskonsepsi yang dilihat berdasarkan kemampuan siswa terdapat perbedaan antara siswa laki-laki dan siswa perempuan. Hamalik 2007:91 mengungkapkan antara anak laki-laki dan perempuan memiliki tingkat inteligensi yang berbeda, karena banyak anak laki-laki yang lemah dalam inteligensi dibandingkan anak perempuan. Mengingat pentingnya penguasaan dan pemahaman konsep yang telah diberikan, maka setiap siswa harus memahami konsep tersebut, agar tidak terjadi miskonsepsi. Miskonsepsi juga merupakan sebuah kondisi yang perlu 51 ditangani agar tidak menghambat siswa dalam mempelajari pembelajaran IPA. Dengan demikian, perlu sekali untuk mengetahui miskonsepsi yang terjadi pada para siswa kelas V SD mengenai mata pelajaran IPA fisika terkait materi gaya, pesawat sederhana, sifat-sifat cahaya, periskop, proses terbentuknya tanah, proses pembentuan tanah karena pelapukan batuan, dan susunan bumi. Penelitian ini tidak hanya mengetahui miskonsepsi IPA fisika kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Moyudan saja, namun juga meneliti ada tidaknya perbedaan miskonsepsi dilihat dari jenis kelamin siswa.

D. Hipotesis Penelitian