Uji Normalitas Kelas Eksperimen Uji Normalitas Kelas Kontrol

Berdasarkan Tabel 4.9 terlihat bahwa t hitung lebih besar dari t tabel 2,08 1,66 dengan taraf signifikan 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa H ditolak dan H 1 diterima. Berikut sketsa kurvanya: Gambar 4.5 Kurva Uji Perbedaan Data Kelas Ekperimen dan Kelas Kontrol

D. Pembahasan Hasil Penelitian

Dari hasil pengujian hipotesis terdapat perbedaan rata-rata kemampuan representasi matematis siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hal tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran matematika dengan pendekatan problem solvinglebih efektif dari pada pembelajaran dengan pendekatan konvensional. Hal ini dikarenakan pendekatan problem solving memuat beberapa langkah membangun suatu modelpersamaan matematis yang digunakan dalam penyelesaian masalah matematis. Langkah-langkah tersebutlah yang dapat mengembangkan kemampuan representasi matematis siswa. Selain itu, pembelajaran dengan pendekatan problem solvinglebih berpusat pada siswa student centered, guru hanya menjadi fasilitator yang berperan sebagai pembimbing dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. Sedangkan pembelajaran dengan pendekatan konvensional masih berpusat pada guru 1,66 2,08 teacher centered, siswa hanya menerima apa yang disampaikan guru sehingga kemampuan representasi matematisnya tidak berkembang.

1. Proses Pembelajaran Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Penelitian ini dilaksanakan sebanyak tujuh pertemuan dengan pokok bahasan yang dipelajari selama proses penelitian adalah Relasi Fungsi. Peneliti menggunakan dua kelas sebagai sampel penelitian yang akan dijadikan kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas 8.3 sebagai kelas eksperimen diberikan perlakuan berupa pendekatan problem solving selama proses penelitian berlangsung. Pada kelas ekperimen, proses pembelajaran lebih berpusat pada siswa, karena setiap pertemuan siswa belajar dalam kelas untuk menyelesaikan permasalahan yang terdapat dalam LKS. Selain itu, permasalahan yang terdapat dalam LKS harus diselesaikan dengan cara berdiskusi kelas dan telah disusun sesuai dengan prinsip-prinsip pendekatan pembelajaran problem solving. Hal inilah yang membuat siswa terlatih untuk mengembangkan kemampuan representasi matematis mereka baik dalam memahami suatu konsep ataupun dalam menyelesaikan suatu permasalahan. Tahapan pembelajaran dengan pendekatan problem solving dalam penelitian ini disusun dalam LKS. Pendekatan problem solving meliputi empat tahaplangkah, yaitu understand yang merupakan mengumpulkan data yang terdapat dalam soal yang selanjutnya akan digunakan sebagai kunci dalam menyelesaikan permasalahan yang diberikan. Tahap kedua yaitu plan, yang merupakan tahapan menentukan cara penyelesaian yang tepat secara internal. Tahap ketiga yaitu carry out, yang merupakan tahapan menyelesaikan masalah dengan data-data yang sudah diberikan pada soal dan menyelesaikan dengan cara yang sudah didiskusikan sebelumnya. Tahap keempat yaitu look back, yang merupakan tahapan terakhir dimana siswa membuat kesimpulan mengenai penyelesaian permasalahan yang diberikan. Tahap pertama pendekatan problem solving yang dilaksanakan pada kelas eksperimen yaitu understand dimana siswa diminta untuk mengumpulkan data yang terdapat dalam soal yang selanjutnya data-data tersebut akan digunakan dalam