Latar Belakang Masalah “Pengaruh Pendekatan Problem Solving Terhadap Kemampuan Representasi Matematis Siswa”,
Sebagaimana dinyatakan Brenner bahwa proses pemecahan masalah yang sukses bergantung kepada keterampilan merepresentasi masalah seperti mengkonstruksi
dan menggunakan representasi matematik di dalam kata-kata, grafik, tabel, dan persamaan-persamaan, penyelesaian dan manipulasi simbol.
6
Georgia DeClark, seorang guru taman kanak-kanak, mengadakan sebuah penelitian dengan
memberikan sebuah pertanyaan ”Ada berapa banyak kaki di rumah kalian?” kepada tiga siswa taman kanak-kanak dan meminta mereka untuk
menjawab dengan menggambarkannya pada sebuah kertas.
7
Ketiga siswa tersebut memberikan jawaban yang berbeda-beda mengenai pertanyaan yang diberikan.
Gambar 1.1 Hasil Jawaban Siswa yang Diteliti
8
Siswa A memberikan jawaban dengan menggambarkan seluruh bagian tubuh anggota keluarganya, siswa B memberikan jawaban hanya dengan
menggambarkan banyaknya kaki seluruh anggota keluarganya, sedangkan siswa C hanya membuat garis-garis sebanyak 8 garis. Pertanyaan yang diberikan oleh
peneliti tersebut termasuk ke dalam pertanyaan untuk mengetahui kemampuan representasi siswa. Kemampuan representasi siswa A tidak hanya dalam bentuk
pengetahuan angka, tetapi pengetahuan ilmiah tentang anggota tubuh dan pengetahuan sosial tentang nama-nama anggota keluarganya. Siswa B memiliki
cukup pengetahuan ilmiah, tetapi hanya menggambarkan bagian tubuh yang
6
Kartini, “Peranan Representasi dalam Pembelajaran Matematika”, Prosiding pada Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika Jurusan Pendidikan Matematika
FMIPA UNY, 2009, hh. 361-362.
7
Gerald Goldin Nina Shteingold, Systems of Representations and the Development of Mathematical Concepts dalam Albert A. Cuoco ed, The Roles of Representation in School
Mathematics 2001 Yearbook, NCTM, 2001, h. 33.
8
Ibid.
memang ditanyakan. Sedangkan siswa C kemampuan representasinya merupakan tipe representasi yang mana pengetahuan logika matematikanya belum dominan.
Meskipun kemampuan representasi matematis merupakan hal yang sangat penting dalam pembelajaran matematika, namun pada kenyataannya masih
banyak guru yang mengesampingkan kemampuan representasi matematis siswa. Padahal dengan kemampuan representasi matematis yang baik, siswa akan lebih
mudah memahami konsep yang sedang dipelajarinya. Hal ini sejalan dengan pendapat Hudiono yang menyatakan bahwa menurut guru, representasi matematis
berupa grafik, tabel, dan gambar hanya merupakan pelengkap pembelajaran saja dan guru jarang memperhatikan perkembangan kemampuan representasi
matematis siswa.
9
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh TIMSS Trends in International Mathematics and Science Study pada tahun 2011, menunjukkan bahwa
peringkat matematik siswa SMP kelas VIII di Indonesia menduduki peringkat ke-38 dari 48 negara yang ikut serta dengan skor rata-rata 386. Skor rata-rata
tersebut termasuk kedalam kategori rendah, masih jauh dari kategori sedang yang memerlukan skor 500. Salah satu kemampuan yang diteliti ialah siswa dapat
mengidentifikasi ekspresi aljabar yang koresponden dengan situasi sederhana dan menambahkan ekspresi aljabar.
10
Kemampuan tersebut merupakan salah satu kemampuan representasi dan jika dilihat dari skor rata-rata yang diperoleh,
membuktikan bahwa kemampuan representasi siswa kelas VIII Indonesia masih rendah. Selain itu, hasil penelitian yang telah dilakukan Ummu Aiman di salah
satu Sekolah Menengah Pertama Negeri di Jakarta menyatakan bahwa rata-rata kemampuan representasi matematis siswa kelas VIII yang diajarkan dengan
pembelajaran konvensional adalah 54,14, sedangkan nilai rata-rata gabungan
9
Bambang Hudiono, “Peran Pembelajaran Diskursus Multi Representasi Terhadap
Pengembangan Kemampuan Matematik dan Daya Representasi pada Siswa SLTP”, Disertasi pada Sekolah Pascasarjana UPI, Bandung: 2005, h. 4, tidak dipublikasikan.
10
Ina V.S. Mullis dkk., TIMSS 2011 International Results in Mathematics, Chestnut Hill: Lynch School of Education, Boston College, 2012, h. 42.
kelas kontrol dan kelas eksperimen adalah 59,54.
11
Karena kemampuan representasi matematis yang masih rendah, maka dalam pembelajaran
matematika di kelas, kemampuan representasi matematis merupakan salah satu kemampuan yang perlu ditingkatkan. Pentingnya kemampuan representasi dalam
pembelajaran matematika sudah banyak dibuktikan oleh peneliti-peneliti sebelumnya, seperti penelitian Kalathil Sherin, Neria Amit, Gagatsis Elia,
Elia, Michaelidou, N, et al., Amit dan Fried, Harries Barmby, Hwang, dkk, dan lain-lain.
12
Berdasarkan uraian tersebut, perlu adanya suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan representasi matematis. Terdapat banyak pendekatan
pembelajaran yang telah dirumuskan oleh para ahli untuk membantu meningkatkan kemampuan representasi dalam pembelajaran matematika. Salah
satu pendekatan yang dipandang dapat memfasilitasi dalam meningkatkan kemampuan representasi matematis siswa adalah pendekatan problem solving.
Pendekatan problem solving merupakan suatu pendekatan yang membantu siswa untuk menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang sudah dimiliki
untuk diterapkan ke dalam pemecahan masalah yang tidak rutin. Suherman menyatakan bahwa pendekatan pembelajaran matematika merupakan upaya yang
ditempuh guru dalam melaksanakan pembelajaran agar konsep matematika yang disajikan bisa beradaptasi dengan siswa.
13
Artinya, konsep matematika yang diberikan dapat disatukan dengan konsep matematika yang telah dimiliki siswa
sehingga membentuk konsep baru yang lebih bermakna dan dapat membangun pengertian baru dalam pikiran siswa. Pendekatan problem solving yang diadopsi
dari G. Polya ada 4 tahap, yaitu: 1 Memahami masalah, 2 Merencanakan penyelesaian, 3 Melakukan perhitungan melaksanakan rencana, 4 Memeriksa
11
Ummu Aiman, “Pendekatan Pembelajaran Model Eliciting Activities MEAs Terhadap Kemampuan Representasi Matematis Siswa
”, Skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2013, h. 48, tidak dipublikasikan.
12
Kartini, “Peranan Representasi dalam Pembelajaran Matematika”, Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY,
2009, h. 367.
13
Shinta Verawati Dewi, “Pengaruh Pembelajaran dengan Pendekatan Pemecahan
Masalah terhadap Peningkatan Kemampuan Analisis Sintesis Matematis Siswa SMK ”, Skripsi
pada UPI Bandung, Bandung, 2013, h. 10, tidak dipublikasikan.
kembali proses dan hasil. Hal ini sejalan dengan pendapat dari Tatang Herman yang mengatakan bahwa pendekatan problem solving dalam belajar matematika
akan melatih siswa untuk berpikir efektif dan strategis dalam menyelesaikan permasalahan.
14
Dalam prosesnya, siswa diminta untuk mengemukakan ide dalam berbagai cara dan menentukan cara yang paling tepat untuk menyelesaikan
permasalahan. Kemampuan representasi diperlukan dalam proses ini karena siswa diminta memilih satu dari sekian formula penyelesaian yang dikemukakan. Jadi
dapat disimpulkan bahwa pendekatan problem solving dapat melatih siswa mengembangkan kemampuan berpikir matematis khususnya kemampuan
representasi. Sebagai upaya untuk menjawab permasalahan mengenai rendahnya
kemampuan representasi matematis siswa dan latar belakang masalah yang diuraikan di atas, maka peneliti terdorong untuk melakukan penelitian dengan
judul
”Pengaruh Pendekatan Problem Solving terhadap Kemampuan Representasi Matematis Siswa
”.