38
4. Uji Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan
rendah.
10
Untuk mengetahui daya pembeda tiap butir soal digunakan rumus :
11
� = � − � = � − � Keterangan :
D : Indeks daya beda
B
A
: Jumlah skor siswa kelompok atas : Jumlah skor siswa kelompok bawah
J
A
: Skor maksimum siswa kelompok atas J
B
: Skor maksimum siswa kelompok bawah �
: Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar �
: Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar Klasifikasi daya pembeda soal adalah sebagai berikut:
12
Tabel 3.6 Klasifikasi Daya Pembeda Soal
0.00 D ≤ 0.20 Jelek Poor
0.20 D ≤ 0.40 Cukup Satisfactory
0.40 D ≤ 0.70 Baik Good
0.70 D ≤ 1.00 Baik Sekali Excellent
D negatif Semuanya Tidak Baik
Hasil perhitungan uji daya pembeda terhadap 7 butir soal instrumen yang diberikan, diperoleh 5 butir soal kategori cukup satisfactory, yaitu butir soal
nomor 1, 2, 4, 6, dan 7. Dan diperoleh dua butir soal kategori jelek poor, yaitu butir soal nomor 3, dan 5. Berikut rekapitulasi hasil uji validitas, daya pembeda
dan taraf kesukaran:
10
Ibid., h. 211
11
Ibid., h. 218.
12
Ibid.
39
Tabel 3.7 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas, Daya Pembeda, Taraf Kesukaran, dan Reliabilitas
No. soal
Validitas Tingkat
Kesukaran Daya Pembeda
Keterangan r hit.
Ket. P
Ket. DP
DP
1 0,685
Valid 0,556
Sedang 0,295
Cukup Digunakan
2 0,618
Valid 0,409
Sedang 0,227
Cukup Digunakan
3 0,817
Invalid 0,170
Sukar 0,113
Jelek Digunakan
4 0,619
Valid 0,579
Sedang 0,250
Cukup Digunakan
5 0,393
Invalid 0,386
Sedang 0,136
Jelek Tidak
Digunakan 6
0,586 Valid
0,545 Sedang
0,318 Cukup
Digunakan 7
0,469 Valid
0,465 Sedang
0,204 Cukup
Digunakan
Reliabilitas r hit
.: 0,556 Ket
.: Cukup
E. Teknik Analisis Data
Penelitian ini menggunakan analisis kuantitatif yaitu suatu teknik analisis yang pemeriksaannya dilakukan dengan perhitungan, karena berhubungan dengan
angka, yaitu dari hasil tes kemampuan representasi matematis yang diberikan. Pemeriksaannya dilakukan dengan membandingkan hasil tes kelas kontrol yang
dalam pembelajarannya menggunakan pendekatan konvensional dengan kelas eksperimen yang dalam pembelajarannya menggunakan pendekatan problem
solving. Untuk menganalisis data, dipakai uji perbedaan dua rata-rata untuk sampel
bebas karena sampel yang diteliti pada penelitian ini tidak saling mempengaruhi independen. Namun terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji
homogenitas sebagai syarat dapat dilakukannya analisis data.
40
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti berasal dari distribusi normal atau tidak. Dalam penelitian ini, pengujian
normalitas menggunakan uji Chi-square, dengan prosedur pengujian sebagai berikut:
13
a. Perumusan hipotesis
H : sampel berasal dari populasi berdistribusi normal
H
1
: sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal b.
Data dikelompokkan ke dalam distribusi frekuensi c.
Menentukan proporsi ke-j Pj d.
Menentukan 100 Pj yaitu prosentase luas interval ke-j dari suatu distribusi normal melalui transformasi ke skor baku:
� = −
� e.
Menghitung nilai �
2
hitung melalui rumus sbb: �
2
= �
100 � − 100�
2
100 �
f. Menentukan �
2 tabe l
pada derajat bebas db = k – 3, dimana k
merupakan banyaknya kelompok g.
Kriteria pengujian Jika
χ
2 hitu ng
χ
2 tabe l
maka H
diterima. Artinya sampel berasal dari populasi berdistribusi normal
Jika χ
2 hitu ng
χ
2 tabe l
maka H
ditolak. Artinya sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal.
h. Kesimpulan
χ
2 hitu ng
χ
2 tabe l
: sampel berasal dari populasi berdistribusi normal χ
2 hitu ng
χ
2 tabe l
: sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal.
13
Kadir, Statistika Untuk Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial Dilengkapi dengan Output Program SPSS, Jakarta: Rosemata Sampurna, 2010, h. 111.