Hasil Penelitian yang Relevan Kerangka Berpikir

mendorong siswa untuk memakai representasi mereka untuk menghubungkan data-data yang terdapat pada permasalahan tersebut. Dengan berbagai representasi, maka diharapkan siswa akan menghasilkan ide atau gagasan matematis yang nantinya akan menghasilkan model yang tepat dan dapat menyelesaikan masalah yang ada. Dengan demikian pembelajaran dengan pendekatan problem solving diduga dapat berpengaruh terhadap kemampuan representasi matematis siswa. Gambar 2.5 Kerangka Berpikir Penelitian Pendekatan problem solving Memahami masalah Merencanakan penyelesaian Melakukan perhitungan Memeriksa kembali proses dan hasil Siswa menuliskan kembali data atau informasi dalam bentuk diagram, tabel, grafik, persamaan matematis, atau kata-kata tertulis Siswa merencanakan formula dan langkah penyelesaian yang tepat dalam menyelesaikan masalah Siswa menuliskan langkah penyelesaian yang sudah direncanakan dalam tahap sebelumnya Siswa mengecek kembali apakah langkah penyelesaian dan hasil yang didapat benar atau salah Kemampuan representasi matematis Meningkatkan kemampuan representasi visual, persamaanekspresi matematis, atau kata-katateks tertulis

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kajian teoretik dan kerangka berpikir yang diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut: “Kemampuan representasi matematis siswa yang diajarkan dengan pendekatan problem solving lebih tinggi dibandingkan kemampuan representasi matematis siswa yang diajarkan dengan pendekatan konvensional ”. 31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di SMP Negeri 32 Bekasi yang beralamat di Jalan Taman Kusuma Perumahan Wisma Jaya pada siswa kelas VIII semester ganjil Tahun Ajaran 20142015.

B. Metode dan Desain Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah, banyak faktor luar yang mempengaruhi kemampuan representasi matematis siswa. Namun penelitian ini tidak sepenuhnya dapat mengontrol faktor-faktor luar tersebut. Oleh karena itu, metode yang digunakan adalah metode eksperimen kuasi quasi experimental. 1 Peneliti akan menguji pengaruh pendekatan problem solving yang diterapkan pada kelas ekperimen dan pendekatan konvensional yang diterapkan pada kelas kontrol untuk membandingkan kemampuan representasi matematis siswa Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah Randomized Posttest-Only Control Group Design, yaitu dua kelompok yang telah dipilih secara random diberikan perlakuan kemudian diberikan tes akhir pada kedua kelompok tersebut. Desain penelitian tersebut dinyatakan sebagai berikut: 2 Tabel 3.1 Rancangan Desain Penelitian Kelas Perlakuan Post-Test KE X E O KK - O Keterangan : KE : Kelas eksperimen 1 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualtitatif dan RD, Cet. XIII Bandung: Alfabeta,2011, h. 77 2 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, Cet. VII Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011, h. 206 32 KK : Kelas kontrol X E : Perlakuan yang dilakukan di kelas eksperimen, yaitu pendekatan problem solving O : Tes kemampuan representasi matematis siswa yang diberikan kepada kedua kelompok Langkah yang dilakukan sebelum memberikan tes kemampuan representasi matematik adalah melakukan proses pembelajaran pada kedua kelas tersebut. Perlakuan khusus diberikan pada kelas eksperimen dalam bentuk pemberian variabel bebas pendekatan problem solving untuk kemudian dilihat pengaruhnya pada variabel terikat kemampuan representasi matematis siswa.

C. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMP Negeri 32 Bekasi, kelas VIII semester genap pada Tahun Ajaran 20142015. Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik Cluster Random Sampling. Peneliti menentukan kelas yang terpilih pada pengocokan pertama sebagai kelas eksperimen dan kelas yang terpilih pada pengocokan kedua sebagai kelas kontrol. Setelah melakukan pengambilan kelas secara acak, maka terpilihlah kelas 8.3 sebagai kelas eksperimen dan kelas 8.1 sebagai kelas kontrol. Kelas eksperimen adalah kelas yang kegiatan belajar mengajarnya menggunakan pendekatan problem solving, sedangkan kelas kontrol adalah kelas yang kegiatan belajar mengajarnya menggunakan pendekatan konvensional.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan pada penelitian berupa soal-soal uraian yang diberikan dalam bentuk post-test. Instrumen diberikan kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol pada pokok bahasan Relasi Fungsi. Tes yang diberikan kepada kedua kelas adalah sama, instrumen tes ini digunakan untuk mengukur kemampuan representasi matematis siswa dengan materi Relasi Fungsi sebanyak 6 butir soal. Adapun indikator yang akan diukur dalam penelitian ini akan ditunjukkan dalam Tabel 3.2 berikut: 33 Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Tes Kemampuan Representasi Matematis Standar Kompetensi : Memahami bentuk aljabar, relasi, fungsi, dan persamaan garis lurus No Indikator Representasi Indikator Operasional Nomor Soal Jumlah Butir Soal

1 Visual

Memodelkan masalah kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan fungsi ke dalam bentuk diagram panah, diagram cartesius, atau pasangan berurutan 1 3 Menyusun tabel pasangan nilai fungsi dengan nilai peubah 4 Menggambar grafik suatu fungsi pada koordinat cartesius 2 2 Persamaan atau Ekspresi Matematika Menentukan bentuk fungsi jika nilai fungsi diketahui 3 2 Menentukan nilai perubahan fungsi jika nilai variabel berubah 5 3 Kata-Kata atau Teks Tertulis Mengungkapkan masalah kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan fungsi ke dalam bentuk kata-kata atau teks tertulis 6 1 Untuk memperoleh data kemampuan representasi matematis siswa, diperlukan penskoran terhadap jawaban siswa untuk tiap butir soal. Kriteria penskoran yang digunakan dalam penelitian ini adalah skor rubrik yang dimodifikasi dari Cai, Lane dan Jakabscin seperti pada Tabel 3.3 berikut ini: