Indikator PersamaanEkspresi Matematis Analisis Kemampuan Representasi Matematis
Soal Nomor 6
Buatlah cerita dari gambar di bawah ini dengan kalimatmu sendiri
Cara menjawab siswa kelas eksperimen
Gambar 4.14 Jawaban Siswa Kelas Eksperimen pada Indikator Kata-KataTeks Tertulis
Jarak Km
Waktu Jam 80
70 60
1 2 3 4 5
Cara menjawab siswa kelas kontrol
Gambar 4.15 Jawaban Siswa Kelas Kontrol pada Indikator Kata-KataTeks Tertulis
Berdasarkan kedua gambar di atas, masing-masing siswa dari kelas eksperimen dan kelas kontrol masih kurang memahami dalam membuat cerita atau
kalimat dari sebuah gambar atau grafik sehingga pada indikator inilah persentase kemampuan representasi siswa paling rendah. Hal ini dikarenakan mereka belum
terbiasa mendapatkan soal dalam bentuk gambar atau grafik dan diminta untuk membuat cerita dari soal tersebut. Akan tetapi, tetap ada perbedaan dalam
menyelesaikan permasalahan pada butir soal ini. Siswa pada kelas kontrol langsung mengungkapkan grafik ke dalam bentuk kalimat tanpa menganalisa terlebih dahulu
hubungan antara waktu dan jarak yang terdapat pada grafik sehingga hasil yang didapat kurang tepat.
Sementara siswa pada kelas eksperimen walaupun belum terbiasa mendapat soal seperti ini, mereka masih tetap dapat menjelaskan dengan baik dikarenakan pada
proses pembelajarannya menerapkan tahapan problem solving yang menganalisa terlebih dahulu permasalahan yang ada. Pada tahap pertama, siswa melihat pada
grafik dan menuliskan data yang ada di soal dengan memisalkan mobil tersebut akan
melakukan perjalanan ke Bandung. Pada tahap kedua, siswa mengetahui bahwa di dalam grafik, mobil berganti kecepatan setiap 1 jam sekali sampai jam kelima. Pada
tahap ketiga, siswa mengungkap ide-ide yang sudah ada ke dalam tulisan dan bercerita sesuai dengan hal yang ada pada grafik. Tahap keempat, siswa membuat
kesimpulan bahwa waktu perjalanan yang ditempuh menuju Bandung selama 5 jam. Berdasarkan uraian di atas, pendekatan problem solving yang diterapkan
selama proses pembelajaran memberikan pengaruh positif terhadap kemampuan representasi matematis siswa, terutama pada kemampuan representasi visual.
Persentase rata-rata skor kelas eksperimen pada ketiga aspek kemampuan representasi matematis yang diukur lebih tinggi dibandingkan persentase rata-rata skor kelas
kontrol, sehingga dapat disimpulkan bahwa kemampuan representasi matematis siswa kelas eksperimen lebih baik dibandingkan kemampuan representasi matematis siswa
kelas kontrol. Hal ini sejalan dengan pendapat Brenner bahwa proses pemecahan masalah yang sukses bergantung kepada keterampilan merepresentasi masalah seperti
mengkonstruksi dan menggunakan representasi matematik di dalam kata-kata, grafik, tabel, dan persamaan-persamaan, penyelesaian dan manipulasi simbol.
1
Tak hanya dapat meningkatkan kemampuan representasi matematis, pendekatan problem solving juga dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar
matematika yang diteliti oleh Anwar Bey dan Asriani. Anwar Bey dan Asriani menemukan bahwa aktivitas dan hasil belajar matematika siswa dapat ditingkatkan
dengan menggunakan pendekatan problem solving.
2
Selain itu, Riyanti yang dalam penelitiannya juga menggunakan pendekatan problem solving menemukan bahwa
pendekatan problem solving dapat meningkatkan motivasi belajar dan kemampuan
1
Kartini, “Peranan Representasi dalam Pembelajaran Matematika”, Prosiding pada Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY, 2009,
hh. 361-362.
2
Anwar Bey, dan Asriani , “Penerapan Pembelajaran Problem Solving untuk Meningkatkan
Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika pada Materi SPLDV ”, Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 4
No.2, 2013, h. 22.