dan menggunakan strategi pemecahan masalah. Hal ini meliputi monitoring pemikiran sendiri, dan pembelajaran pengendalian diri.
32
Dalam bagian proses matematika, terdapat keahlian berpikir dan heuristik yang salah satu contohnya yaitu memberikan sebuah representasi dalam bentuk
diagram, tabel, persamaan matematika, dan lain-lain. Selain itu, dalam pendekatan problem solving, terdapat beberapa strategi yang mungkin diperkenalkan kepada
siswa, salah satunya adalah strategi membuat diagram atau gambar. Hal ini membantu siswa untuk mengungkapkan informasi yang terkandung dalam
masalah sehingga hubungan antar komponen dalam permasalahan tersebut dapat terlihat dengan jelas. Membuat gambar atau diagram adalah salah satu contoh
representasi visual. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dalam problem solving memerlukan kemampuan representasi dalam prosesnya.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
a. Anwar Bey Asriani 2013 dengan judul penelitian “Penerapan
Pembelajaran Problem Solving untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika pada Materi SPLDV
”. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar matematika siswa kelas VIIIC
SMP Negeri 2 Kulisusu melalui penerapan pembelajaran problem solving pada materi Sistem Persamaan Linier Dua Variabel SPLDV selama dua
siklus. Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pendekatan problem solving dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar
matematika siswa dengan adanya peningkatan nilai rata-rata yang terjadi di siklus I dan siklus II dari persentase jumlah siswa.
b. Sri Rezeki 2013 dengan judul penelitian “Meningkatkan Kemampuan
Representasi dan Pemecahan Masalah Matematis Siswa melalui Penerapan Model Pembelajaran Novick pada Siswa Sekolah Menengah Atas
”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji masalah peningkatan
kemampuan representasi dan pemecahan masalah matematis siswa melalui penerapan model pembelajaran Novick. Hasil yang diperoleh dalam
32
Ibid., hh. 3-5.
penelitian ini bahwa kemampuan representasi dan pemecahan masalah matematis siswa meningkat lebih baik dengan diterapkan model
pembelajaran Novick dibandingkan dengan yang diterapakan model pembelajaran konvensional. Hal ini juga berpengaruh pada kemampuan
berkategori tinggi, sedang, dan rendah. c.
Riyanti 2012 dengan judul penelitian “Pengaruh Pendekatan Problem Solving Terhadap Motivasi Belajar dan Kemampuan Pemecahan Masalah
IPA Peserta Didik SMP Kelas VII”. Tujuan dari penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan pengaruh pendekatan problem solving terhadap
motivasi belajar dan kemampuan pemecahan masalah IPA peserta didik SMP kelas VII, serta perbedaan rata-rata antara kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen yang dilaksanakan di SMPN 2 Mlati, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Hasil dari penelitian ini
menunjukkan bahwa pendekatan problem solving berpengaruh secara signifikan terhadap motivasi belajar dan kemampuan pemecahan masalah
IPA dengan pengetahuan awal dikendalikan secara statistik, serta ada perbedaan rata-rata motivasi belajar dan kemampuan pemecahan masalah
IPA yang signifikan antara kelompok eksperimen yang menggunakan pendekatan problem solving dengan kelompok kontrol yang menggunakan
pendekatan contextual teaching and learning.
C. Kerangka Berpikir
Proses pembelajaran matematika bukan hanya sekedar mentransfer idegagasan dan pengetahuan dari guru ke siswa. Tetapi lebih dari itu,
pembelajaran matematika merupakan proses pembelajaran yang dinamis, di mana guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan idegagasan
mereka sendiri dan juga memikirkan dan mengamati idegagasan yang diberikan. Oleh karena itu, proses pembelajaran matematika sebenarnya merupakan interaksi
antara guru-siswa, siswa-siswa, dan siswa-guru untuk memperjelas pemikiran dan pemahaman terhadap suatu gagasan.
Kemampuan yang jarang diteliti ialah kemampuan representasi matematis siswa. Kemampuan representasi matematis siswa khususnya siswa menengah
pertama masih kurang. Selain disebabkan oleh proses pembelajaran yang masih berpusat pada guru dan materi serta soal yang diberikan biasanya hanya
memerlukan jawaban-jawaban singkat, hal ini juga disebabkan oleh kemampuan guru dalam memilih pendekatan yang akan digunakan dalam proses pembelajaran
matematika. Ministry of education di Singapura menjabarkan bahwa pemecahan
masalah matematis dalam prosesnya meliputi kemampuan berpikir dan heuristik dengan cara memberikan sebuah representasi dalam bentuk tabel, diagram,
menggunakan persamaan, dan lain-lain. Pendekatan problem solving merupakan pendekatan pembelajaran dalam menyelesaikan permasalahan non-rutin yang
dilakukan melalui kegiatan memahami masalah, merencanakan penyelesaian masalah, melaksanakan perencanaan penyelesaian masalah, dan memeriksa
kembali proses dan hasil. Pada tahap pertama, siswa diminta untuk menuliskan kembali data-data atau informasi-informasi yang diketahui dalam soal. Dalam
tahap ini, data-data yang dituliskan kembali oleh siswa dapat berbentuk gambar, tabel, persamaan atau ekspresi, atau juga dalam kalimat atau kata-kata tertulis
yang nantinya akan digunakan sebagai kunci dalam penyelesaian masalah. Pada tahap kedua, siswa bersama kelompoknya berdiskusi, bertukar ide dalam
menentukan penyelesaian yang tepat yang akan digunakan pada tahapan selanjutnya. Dalam tahap ini, siswa dapat membuat diagram, gambar, model
matematis, mencari pola, atau menyelesaikan bagian per bagian dari masalah yang diberikan. Pada tahap ketiga, penyelesaian yang sudah didiskusikan sebelumnya
dituliskan dalam lembar jawaban yang disediakan pada LKS yang diberikan. Dalam tahap ini, siswa menuliskannya dalam bentuk visual, baik diagram, tabel,
grafik, model matematis, maupun kata-kata tertulis. Pada tahap keempat, hasil jawaban yang sudah dikerjakan diperiksa kembali apakah terdapat kesalahan atau
tidak. Melalui pendekatan problem solving, siswa diminta untuk mengemukakan ide dalam berbagai cara dan menentukan cara yang paling tepat untuk
menyelesaikan permasalahan. Dengan tahap tersebut, secara tidak langsung akan
mendorong siswa untuk memakai representasi mereka untuk menghubungkan data-data yang terdapat pada permasalahan tersebut. Dengan berbagai representasi,
maka diharapkan siswa akan menghasilkan ide atau gagasan matematis yang nantinya akan menghasilkan model yang tepat dan dapat menyelesaikan masalah
yang ada. Dengan demikian pembelajaran dengan pendekatan problem solving diduga dapat berpengaruh terhadap kemampuan representasi matematis siswa.
Gambar 2.5 Kerangka Berpikir Penelitian
Pendekatan problem solving
Memahami masalah
Merencanakan penyelesaian
Melakukan perhitungan
Memeriksa kembali proses
dan hasil
Siswa menuliskan
kembali data atau informasi
dalam bentuk diagram, tabel,
grafik, persamaan
matematis, atau kata-kata
tertulis Siswa
merencanakan formula dan
langkah penyelesaian
yang tepat dalam
menyelesaikan masalah
Siswa menuliskan
langkah penyelesaian
yang sudah direncanakan
dalam tahap
sebelumnya Siswa
mengecek kembali
apakah langkah
penyelesaian dan hasil yang
didapat benar atau salah
Kemampuan representasi matematis Meningkatkan kemampuan representasi visual,
persamaanekspresi matematis, atau kata-katateks tertulis