Escherichia coli Analisis potensi biji dan umbi teratai (Nymphaea pubescens Willd) untuk pangan fungsional prebiotik dan antibakteri Escherichia coli enteropatogenik K1.1

Gambar 1. Mekanisme peranan prebiotik Ouwehand et al. 2005. Garis penuh menunjukkan peranan yang sudah pasti, garis putus-putus menunjukkan peranan yang masih spekulasi.

D. Beberapa Bakteri Penyebab Diare

1. Escherichia coli

Escherichia coli E.coli merupakan spesies dari genus Escherichia yang bersifat motil, berbentuk batang, gram negatif, termasuk dalam famili Enterobacteriaceae dan suku Escherichia Nataro Kaper 1998. E.coli merupakan flora normal usus besar dan bersifat anaerob fakultatif. Menurut modifikasi bagan Kauffman, serotipe E.coli dibagi berdasarkan profil antigen permukaan O somatic, H flagellar dan K capsular-nya Nataro Kaper 1998. Totalnya ada 170 antigen O yang berbeda dimana masing-masing didefinisikan sebagai satu serogrup. Analisis serotipe ini yang dijadikan faktor virulensi spesifik untuk identifikasi strain E.coli penyebab diare. Antigen O dan K merupakan polisakarida yang melindungi mikroba dari efek bakterisidal dari komplemen dan sel pagosit pada kondisi tidak adanya antibodi spesifik Gross 1995. Nataro dan Kaper 1998 membagi E.coli penyebab diare menjadi 6 strain, yaitu enteropathogenic E.coli EPEC, enterotoxigenic E.coli ETEC, Prebiotik Mikrobiota Menurunkan sintesis kolesterol Pe nghambatan patogen Men ingkatkan penyerapan mineral Asam organik Biomasa Modulasi system imun Detoksifikasi Nutrisi sel usus Menyembuhkan konstipasi Apoptosis sel pre- kanker Butirat enterohemorrhagic E.coli EHEC, enteroaggregative E.coli EAEC, enteroinvasive E.coli EIEC dan diffusely adherent E.coli DAEC. a Enterophatogenic Escherichia coli EPEC EPEC adalah satu dari kelas patogen yang menyebabkan lesi attaching dan effacing AE pada sel usus. Ciri dari patogen AE adalah terletak pada tumpuannya di permukaan sel epitel inang dan menyebabkan kerusakan pada mikrovili usus. EPEC melekat dan berkolonisasi pada epitel mukosa duodenum dan proximal jejunum. Menimbulkan kerusakan pada epitel jejunal melalui pembentukan mikrokoloni yang ditunjukkan dengan pelekatan yang terlokalisasi Moat et al. 2002. Selain itu, bakteri ini juga melekat dan berkolonisasi pada kolonusus besar bagian ascending dan transverse Jay 2000. Infeksi EPEC pada sel epitel usus inang oleh Goosney et al. 1999 diterangkan seperti pada Gambar 2. Interaksi antara EPEC dan sel inang menurut Goosney et al. 1999 terbagi menjadi 3 tahap : pertama pelekatan ke sel epitel yang diperantarai oleh pembentukan fimbriae tipe IV yang dikenal sebagai bundle forming pili BFP. Awal pelekatan ini membantu membawa bakteri kontak dengan sel inang. Semua gen yang diperlukan untuk pembentukan lesi AE oleh EPEC tersimpan dalam 25 kbp Gambar 2. Tahap kedua, melibatkan sekresi protein bakteri, beberapa darinya masuk ke sel inang termasuk EspA, EspB dan EspD. Ekspresi dari protein ini maksimal pada suhu tubuh inang dan pada kondisi yang mirip dengan yang ditemukan di dalam saluran pencernaan, yang menunjukkan bahwa protein tersebut terlibat pada virulensi. Translokasi protein ini adalah esensial untuk mengaktifkan sejumlah signal tranduksi. EspA membuat kaki-kaki filamen di luar bakteri dan mungkin menjadi bagian mesin translokasi yang terlibat pada pengantaran protein virulensi lainnya. EspB dipindahkan ke dalam sitosol inang dan membran, yang mempengaruhi perubahan pathway signal sel inang. Semua protein efektor disekresi oleh sistem sekresi tipe III yang dikode oleh gen ese dan sep. Tahap ketiga infeksi EPEC adalah pelekatan pada sel inang. Intimin adalah protein membran terluar yang dikode oleh gen eae, berikatan dengan protein dengan tirosin terfosforilasi 90 kDa di dalam membran inang. Tir dipindahkan d r p l i i p s P t t k k m E dari sel bak residu tiros pengikatan lebih dari 1 intimin dapa integrin tida permukaan sepanjang lu G Selam Perubahan terbentuknya talin dan ez komponen s kaki aktin menghasilka Tingka EPEC. Sel kteri ke mem in, berfung ini diperkua 0 µm. Inti at berikatan ak terdapat apical sel M umen usus. ambar 2 . Ef G ma diinfeksi yang utama a kaki-kaki a zrin sel inan sitoskletal in tidak dia an pergeraka at Ca 2+ dala yang terinfe mbran inang gsi sebagai at dengan p imin juga m dengan lebih pada permu M microfol fek dari infek Goosney et a oleh EPEC a adalah pa aktin. Dalam ng langsun ni terlibat da am, kaki-k an EPEC sep am sel juga eksi EPEC, m g sehingga reseptor un pembentukan mengikat in h dari satu r ukaan apica ld yang di ksi EPEC pa al. 1999. C, sel inang ada struktur m 3 jam diin ng terakumu alam cross-l aki tersebu panjang perm a memainka menunjukkan terfosforilas ntuk pengik n kaki-kaki ntegrin yang reseptor pada al sel usus, itemukan di ada sel epite mengalami r selular da nfeksi oleh E ulasi di baw linking mikr ut memanj mukaan sel in an peranan n peningkata si pada satu katan intimi aktin denga g menunjukk a sel epitel. integrin ter dalam Pey l usus inang i beberapa p ari sel inan EPEC, aktin wah bakteri. ofilamen ak ang dan nang. terhadap pa an Ca dalam atau lebih in. Hasil an panjang kan bahwa Meskipun rletak pada yer’s patch . perubahan. ng dengan , α-aktinin, Keempat ktin. Kaki- memendek atogenisitas m sel secara nyata. Meningkatnya kalsium dalam sel dapat menimbulkan depolimerisasi aktin oleh vilin = protein mikrovilin yang tergantung pada Ca dan merusak sitoskletal inang. Inositol trifosfat IP 3 terlibat pada pembebasan Ca 2+ dari dalam sel. Protein kinase C PKC sitosolik juga menjadi teraktivasi dan berpindah ke membran plasma selama infeksi EPEC. b Enterotoxigenic E.coli ETEC ETEC merupakan organisme yang berkolonisasi pada permukaan mukosa usus halus dan membebaskan enterotoxin Nataro Kaper 1998. Strain ETEC menyebabkan diare melalui enterotoxin LT heat-labile toxins dan ST heat- stable toxins yang dibebaskannya. Strain ini dapat membebaskan enterotoxin LT saja atau ST saja atau kedua-duanya LT dan ST. Untuk dapat menyebabkan diare strain ETEC pertama-tama harus melekat pada sel usus dengan bantuan fimbriae. Setelah melekat pada membran sel inang, toxin dipindahkan melalui sel. Target seluler dari LT adalah adenylate cyclase yang terletak pada membran sel epitel usus, mengakibatkan meningkatnya konsentrasi cyclic adenosine 5’-monophosphate cAMP. Di dalam sel vili usus, cAMP menghambat penyerapan Na + dan meningkatkan stimulasi sekresi Cl - dari sel crypt Gross 1995. Akibatnya terjadi peningkatan ion luminal yang menarik air secara pasif melalui paraceluller pathway menghasilkan diare osmotik. c Enterohemorrhagic E.coli EHEC Diare yang disebabkan oleh strain ini adalah dicirikan dengan keram pada perut, diare berair disertai dengan darah, sedikit atau tanpa disertai demam Nataro Kaper 1998. Strain EHEC yang dikenal adalah serotipe O157:H7. d Enteroaggregative E.coli EAEC Histopatologi dari strain EAEC dicirikan dengan meningkatnya sekresi mukus dari mukosa, dengan menjerap bakteri ke dalamnya membentuk biofilm mukus-bakteri Nataro Kaper 1998. Pada sel epitel usus terlihat bintik-bintik sel goblet yang menunjukkan sekresi mukus yang berlebih. Lesi yang ditunjukkan adalah vili yang pendek-pendek. Patogenesis dari EAEC, menurut Nataro Kaper 1998 ada tiga tahap. Tahap pertama diawali dengan pelekatan mikroba pada mukosa usus dan atau lapisan mukus. Pelekatan ini difasilitasi oleh fimbriae AAFI dan AAFII = aggregative adherence fimbriae. Tahap ke-2 adalah meningkatnya produksi mukus, menghasilkan mukus yang tebal mengandung biofilm bersama dengan EAEC. Terbentuknya selimut dari kolonisasi bakteri tersebut dapat menghalangi penyerapan nutrisi. Tahap ke-3 adalah pembebasan cytotoxin EAEC yang menyebabkan kerusakan pada sel usus. e Enteroinvasive E.coli EIEC Strain EIEC umumnya adalah lysine decarboxylase negatif, non-motil dan laktosa negatif Nataro Kaper 1998. Secara biokimia, genetik dan patologi mirip dengan Shigella spp. Mikroba ini menyerang sel epitel ber-invasi ke dalam sel usus besar dan berkembangbiak di dalam sel Gross 1995, membebaskan satu atau lebih enterotoxin yang menyebabkan diare. Awalnya mikroba ini menyebabkan diare berair, akan tetapi dapat juga disertai dengan disentri yaitu diare yang mengandung darah dan mukus lendir. Untuk mencapai kolon, mikroba ini harus tahan terhadap asam lambung, garam empedu dan enzim pankreatik, mikroba ini dilindungi oleh kapsul yang berupa lipopolisakarida. Saat mencapai kolon, mikroba ini harus bersaing mendapatkan sumber karbon dengan flora yang terdapat pada kolon. Agar dapat bertahan, sumber karbon terakhir yang dapat digunakan adalah glukosa darah inang. Mikroba ini mengawali proses invasif dengan cara berpenetrasi ke dalam lapisan mukus dengan bantuan glikosidase yang dihasilkan oleh mikroflora normal. Selanjutnya melekat pada permukaan sel dengan proses endositik tanpa merusak membran plasma. Mikroba di dalam sel terbungkus dalam vacuola endositik. Kemampuan mikroba ini untuk berada dalam vacuola merupakan virulensi penting untuk dapat atau tidaknya mikroba tersebut menyebar ke sel tetangga. Disertai dengan endositosis, mikroba ini menghambat sintesis protein sel inang. Transport asam amino dan glukosa terus berlanjut akan tetapi nutrisi ini digunakan untuk mendukung perbanyakan sel mikroba tersebut. Akibatnya terjadi kerusakan jaringan dan inflamasi yang menyebabkan gejala disentri pada inang Gross 1995. f Diffusely adherent E.coli DAEC Hanya sedikit pengetahuan tentang patogenitas dari strain ini. Strain DAEC menyebabkan diare berair tanpa disertai dengan darah Nataro Kaper 1998.

2. Salmonella Typhimurium