Identifikasi Senyawa Antimikroba Beberapa Fraksi Ekstrak Biji dan Umbi Teratai

Pada Tabel 14 terlihat semua fraksi dari ekstrak etil asetat umbi memiliki aktivitas penghambatan terhadap EPEC K1.1. Fraksi 6 dan 10 mempunyai aktivitas yang terbesar. Sementara terhadap S.Typhimurium, semua fraksi menunjukkan adanya penghambatan kecuali pada fraksi 7. Hal ini diduga fraksi 7 jumlahnya sangat kecil pada ekstrak sehingga konsentrasinya tidak cukup untuk melakukan penghambatan. Berbeda dengan bioautogram, fraksi 7 menunjukkan adanya penghambatan karena pada metode bioautografi fraksi tidak diambil melainkan tetap pada KLT yang kemudian langsung diinkubasi dengan mikroba.

F. Identifikasi Senyawa Antimikroba Beberapa Fraksi Ekstrak Biji dan Umbi Teratai

Identifikasi senyawa yang memiliki aktivitas antimikroba dari beberapa fraksi ekstrak etil asetat biji dan umbi teratai dengan menggunakan GCMS ditujukan untuk senyawa-senyawa yang mudah menguap volatil. Penentuan senyawa menggunakan library Wiley229, dengan nilai SI simillarities index di atas 80. Hasil identifikasi terhadap senyawa dugaan yang terdapat pada beberapa fraksi dari ekstrak etil asetat biji dapat dilihat pada Tabel 15 Untuk senyawa- senyawa yang muncul pada kromatogram tetapi nilai SI 80 tidak dicantumkan pada Tabel 15. Kromatogram dari masing-masing fraksi dapat di lihat pada Lampiran 2. Pada Tabel 15 terlihat secara umum, fraksi ektrak etil asetat, baik biji maupun umbi memiliki senyawa yang mengandung asam karboksilat, alkohol, keton, ester, fenol dan terpene yang diketahui memiliki aktivitas antimikroba. Menurut Kabara 1993, sabun yang mengandung garam dari asam lemak miristat, palmitat dan stearat efektif menghambat E.coli. Pada asam lemak, posisi dan jumlah ikatan rangkap mempengaruhi aktivitas antimikroba terutama untuk asam lemak rantai panjang C 12 dibandingkan rantai pendek C 12 , Senyawa fenolik diantaranya dapat bereaksi dengan komponen fosfolipid dari membran sel sehingga terjadi peningkatan permeabilitas membran sel atau dapat menyebabkan perubahan pada komponen asam lemak dan kandungan fosfolipid. Selanjutnya menimbulkan kekacauan pada sistem membran sitoplasma, yang menyebabkan terbebasnya sitoplasma Nychas 1995. Selain itu, menurut Davidson 1993, senyawa fenol dan golongan halogen dapat merusak secara fisik membran sel dan permeabilitas membran sel mikroba. Senyawa dengan cincin aromatik dan yang disubstitusi oleh keton sangat reaktif, dimana memiliki aktivitas antimikroba terhadap polipeptida dinding sel bakteri dan enzim yang terikat pada membran sel mikroba Cowan 1999. Letak dan jumlah grup hidroksil pada grup fenol bersifat toksik terhadap mikroba, meliputi penghambatan enzim oleh senyawa-senyawa yang teroksidasi. Diduga melalui reaksi dengan grup sulfhidril atau melalui interaksi tidak spesifik dengan protein. Terpena adalah jenis minyak atsiri yang aktivitasnya terhadap mikroba adalah merusak membran sel karena sifatnyanya yang lipofilik Cowan 1999. Nummularine C 29 H 38 N 4 O 5 yang terdapat pada fraksi 11 diduga adalah jenis alkaloid. Demikian pula pada beberapa fraksi yang senyawanya mengandung N, diduga adalah jenis alkaloid yang terdiferensiasi akibat panas oleh GCMS. Jenis alkaloid yang ditemukan pada genus Nymphaea adalah nymphaeine C 14 H 23 NO 2 Raffauf 1970. Meskipun belum banyak diketahui bahwa alkaloid memiliki aktivitas antimikroba. Menurut Cowan 1999, alkaloid sebagai antimikroba pada berberine melakukan interkelat ke dalam dinding sel dan atau membran mikroba. Senyawa alkaloid lainnya yang memiliki aktivitas antimikroba adalah alkaloid karbazol. Alkaloid karbazol yang terbukti memiliki aktivitas antimikroba antara lain, 3-metil-6,7-metilenadioksidakarbazol C 14 H 11 NO 2 , 1,8-dimetoksi-3-formilkarbazol C 15 H 13 NO 3 . Senyawa 3-metil- 6,7-metilenadioksidakarbazol, yang diisolasi dari ekstrak dietil eter kulit kayu tanaman Clausena heptaphylla bersifat antibakteri kuat terhadap B. subtilis, E.coli dan S. aureus Bhattacharyya et al. 1993. Sementara senyawa 1,8-dimetoksi-3- formilkarbazol, yang diisolasi dari ekstrak etanol daun tanaman Clausena heptaphylla bersifat antimikroba terhadap S. aureus, C.albicans, P.aeruginosa dan S. Typhimurium Chakraborty et al. 1995. Adanya hidrokarbon dengan ikatan rangkap alkena, yang bersifat lifofilik, dapat meningkatkan permeabilitas dinding sel bakteri yang cenderung hidrofobik, sehingga memudahkan senyawa antimikroba yang berukuran molekul besar untuk menembus dinding sel Kabara 1993. Tabel 15. Senyawa-senyawa dugaan yang terdapat pada fraksi ekstrak etil asetat biji dan umbi teratai No. fraksi Nama senyawa Rumus senyawa Golongan senyawa Ekstrak etil asetat biji teratai 11 Nummularine C 29 H 38 N 4 O 5 Hexadecanoic acid CAS Palmitic acid C 16 H 32 O 2 Asam karboksilat 11,14-Eicosadienoic acid, methyl ester C 21 H 38 O 2 ester Phenol, 4-bromo-2-1,2-dimethyl-3- methylenecyclo C 15 H 18 BrIO Fenol, halogen 1,2-Benzenedicarboxylic acid, dioctyl ester C 24 H 38 O 4 Aromatik, ester δ-tocopherol C 27 H 46 O 2 4-Heptanone,2-methyl-CAS2-Methyl-4- heptanone C 8 H 16 O Keton 10 1,2-Benzenedicarboxylic acid, diisoctyl ester C 24 H 38 O 4 Aromatik, ester 9 1,2-Dimethyl 3-3-Bromo-4-methoxy-2H- pyran-2-on-6-yl indolizidinedicarboxylate C 18 H 14 BrNO 7 Asam karboksilat Diacetin C 7 H 12 O 5 Alkohol Benzenaminium,3-carboxy-N,N,N- trimethyl-,hydroxyide, inner salt C 10 H 13 NO 2 Aromatik, amida Benzene,1-bromoethylCAS 1-Phenylethyl bromide C 8 H 9 Br Aromatik, halogen 3-2,6-Dimethylphenyl-1,2-benzisoxazole C 15 H 13 NO Fenol, Amida 8 4-tolylpyrimido[1,2,5]benzo 5-amino triazinium dibromide C 17 H 15 Br 2 N 5 Aromatik, amina 7 4-T-Butyl-2- isopropoxymethylenecyclohexanone C 14 H 24 O 2 Keton 5 2-methyl-6-beta-d-ribofuranosylimidazol 1,2pyrimidin-56H-one C 12 H 15 N 3 O 5 Keton Di-2-ethylhexylester of Adipic acid C 22 H 42 O 4 Ester Diacetin C 7 H 12 O 5 Alkohol Ekstrak etil asetat umbi teratai 10 Phenol, 4-bromo-2-1,2-dimethyl-3- methylenecyclo C 15 H 18 BrIO Fenol, halogen Acetic acid, cyano C 3 H 3 NO 2 Asam karboksilat 1,2-Benzenedicarboxylic acid, bis2- ethylhexylester C 24 H 38 O 4 Aromatik, Ester 9 3-Octadecene C 18 H 36 Alkena 1-HexadeceneCAS Cetene C 16 H 32 Alkena 1-Pentadecanol C 15 H 32 O Akohol 1-Nonadecene C 19 H 38 Alkena 2,6,10,14,18,22-Tetracosahexaene, 2,6,10,15,19,23-hexamethyl C 30 H 50 Alkena Dodecane,2,6,22-trimethyl C 15 H 32 Alkena 8 p-Terphenyl,2,4,4”,6-tetachloro C 18 H 10 Cl 4 Terpena Hexadecanoic acidCAS Palmitic acid C 16 H 32 O 2 Asam karboksilat 9-Hexadecenoic acid C 16 H 30 O 2 Asam karboksilat 6 Diisoamylene C 10 H 20 Alkena 2-methyl-6-beta-d-ribofuranosylimidazo [1,2-c] pyrimidin-56H-one C 12 H 15 N 3 O 5 Keton Eicosyl acetate C 22 H 44 O 2 Ester

G. Analisis Fraksi Karbohidrat dari Biji dan Umbi Teratai